Simboling Aceh Jenis Rotan Enak Dimakan saat Ramadan

Pada bulan Ramadan, Simboling kerap diburu oleh warga Aceh untuk diolah menjadi menu penyantap berbuka puasa.
Arjuna, pria, 15 tahun anak salah seorang pedagang Simboling dan Pangkat yang berlokasi di jalan Syekh Hamzah Fansuri, Desa Subulussalalam Barat, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Aceh, Rabu, 6 Mei 2020 (Foto: Tagar/Nukman)

Subulussalam - Simboling, jenis tumbuhan hutan yang satu ini cukup banyak digemari oleh warga di Kota Subulussalam, Aceh. Sebab, batang muda dari sejenis spesies rotan ini dapat diolah menjadi bahan makanan.

Terutama pada bulan Ramadan, Simboling kerap diburu oleh warga untuk diolah menjadi menu penyantap berbuka puasa.

Pada momen bulan puasa seperti ini, makanan anyang dan urap cukup banyak didapati di tempat-tempat berjualan takjil berbuka puasa. Larisnya makanan tradisional yang satu ini karena dirasa adalah sebuah makanan yang baik terhadap kesehatan.

Banyak warga yang membeli anyang dan urap itu ke bazar kami.

Namun, sejauh ini belum ada penelitian ilmiah khusus terhadap jenis makanan tersebut, meski demikian bahkan sebagian warga menyakini kalau anyang dan urap dapat mengobati panas dalam, darah tinggi serta vitalitas tubuh agar tetap terjaga selama menjalani ibadah puasa.

Diswan, pria, 32 tahun, pedagang takjil yang berlokasi di bazar Masjid Assilmi jalan Teuku Umar, Desa Subulussalalam, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Aceh mengaku kalau takjil anyang dan urap terjual dengan laris.

"Banyak warga yang membeli anyang dan urap itu ke bazar kami, laris manis memang anyang dan urap ini," kata Diswan kepada Tagar, Rabu, 6 Mei 2020 sore.

Ada dua varian yang biasa ditemui di pasar, satunya lagi ada Pangkat kalau di Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara disebut Pakkat, selintas mirip dengan Simboling, namun, yang membedakan hanya dari segi ukurannya saja. 

Kalau Pangkat lebih besar dibandingkan dengan Simboling. Dan Pangkat merupakan umbut muda dari tumbuhan asli Rotan, sedangkan Simboling adalah tumbuhan rotan-rotanan. Dari segi tekstur rasa, Simboling lebih sedikit pahit dari Pangkat.

Simboling AcehMak Fitri, wanita, 50 tahun pedagang sayur-mayur yang berlokasi di jalan Syekh Hamzah Fansuri, Desa Subulussalalam Barat, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Aceh, tampak sedang mengupas kulit batang Pangkat untuk diambil bagian isi dalamnya yang merupakan sebagai bahan yang diolah menjadi menu makanan, Rabu, 6 Mei 2020. (Foto: Tagar/Nukman)

Namun, keduanya menjadi bahan olahan makanan dengan jenis yang sama, seperti anyang, delabar, lalapan dan sayur gulai, tergantung kepada selera masing-masing orang. Akan tetapi untuk di Subulussalam sendiri yang lebih banyak diburu adalah Simboling. Kalau Pangkat itu lebih familiar di daerah Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara.

Umumnya kedua varian bahan makanan yang didapatkan dari hutan itu banyak didapati di daerah-daerah lain, khususnya di daerah Melayu. Untuk mendapatkan Simboling dan Pangkat ini harus masuk hutan. Proses pengambilannya juga cukup sulit karena batangnya menjalar dan berduri-duri.

Arjuna, 14 tahun, salah seorang anak dari pedagang Simboling dan Pangkat yang berlokasi di jalan Syekh Hamzah Fansuri, Desa Subulussalalam Barat, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Aceh yang ditemui Tagar, Rabu, 6 Mei 2020 mengatakan bahwa yang paling banyak dibeli warga adalah Simboling. "Satu ikat pangkat harganya Rp 7.500, kalau Simboling harganya Rp 2.500," kata Arjuna.

Baca juga: Ie Bu Peudah, Tradisi Merawat Kuliner Leluhur Aceh

Untuk satu ikat Simboling dan Pangkat masing-masing terdiri dari tiga batang dengan ukuran panjangnya sekitar 60 centimeter. Mak Fitri, wanita, 50 tahun yang merupakan pedagang yang sama di lokasi tersebut mengatakan memang selama bulan Ramadan ini cukup banyak warga yang membeli Simboling dan Pangkat.

"Alhamdulillah, di bulan puasa ini (Ramadan) banyak warga yang membeli Simboling dan Pangkat, lumayanlah," ucapnya.[]

Berita terkait
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Aceh, Kamis, 7 Mei 2020
Berikut jadwal Imsakiyah pada Kamis, 7 Mei 2020 atau 14 Ramadan 1441 Hijriah untuk wilayah Aceh.
Positif Corona di Aceh Bertambah 2, Total 17 Kasus
Pasien positif virus corona (Covid-19) kembali bertambah. Untuk Aceh sudah mencapai 17 kasus.
Muda-mudi Digerebek Warga di Dalam Mobil di Aceh
Kedelapan pemuda tersebut dua di antaranya berjenis kelamin perempuan dan enam orang laki-laki dari Kota Banda Aceh, Langsa, Pidie, dan Bireuen.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.