Jakarta - Lebaran adalah momen bahagia dan istimewa bisa berkumpul dengan keluarga saling bermaaf-maafan. Hidangan serba lezat sudah tersaji di meja makan. Kita siap menyantapnya bersama keluarga tercinta.
Namun, kita jangan kalap melahap semua menu khas Lebaran yang serba santan yang mengandung lemak tinggi. Kita harus pandai mengendalikan diri agar kita tetap sehat. Jangan sampai usai Lebaran kita malah jatuh sakit akibat pola makan yang salah.
Opor ayam dengan ketupat, rendang daging, gulai kambing, sambal goreng kentang dengan ati, dan rendang daging, merupakan sebagian kecil makanan Lebaran yang berlemak tinggi dan kolesterol.
Mengutip hellosehat, beberapa siasat untuk mengendalikan nafsu makan kita saat merayakan hari kemenangan Idul Fitri.
Bagaimana cara agar tidak kalap menyantap makanan Lebaran yang berlemak?
1. Tentukan Prioritas Menu Lebaran
Kita kerap kali menggunakan momen Lebaran sebagai momen balas dendam setelah menahan haus dan lapar satu bulan lamanya. Banyak juga yang beralasan bahwa Lebaran itu hanya datang setahun sekali. Jadi seharusnya tak masalah makan sembarangan.
Nah, sebenarnya memang boleh saja kita sesekali menyantap makanan Lebaran yang berlemak tinggi lemak tinggi. Akan tetapi, sebaiknya buat daftar prioritas menu yang akan kita santap terlebih dulu.
Misalnya, kita harus pergi ke tiga rumah kerabat kita pada Lebaran hari pertama. Kita harus membatasi sampai dua kali saja menyantap makanan Lebaran yang berlemak dalam sehari. Jadi di rumah kerabat yang pertama kita makan opor ayam kemudian di rumah kerabat kedua Anda makan puding atau buah segar. Terakhir, kita nda boleh makan rendang tapi batasi porsinya.
Dilansir dari laman Healthline, dengan menerapkan cara ini maka kita bisa lebih bijak dalam mengatur emosi, nafsu, dan rasa lapar yang dirasakan. Anda juga akan dituntut untuk dapat membedakan antara lapar sungguhan atau hanya lapar mata saja.
2. Makan Sebelum Lapar
Saat dilanda rasa lapar yang memuncak, kita cenderung makan apa saja tanpa berpikir panjang. Pokoknya perut kenyang. Tak heran kalau pada akhirnya kita menyantap makanan Lebaran yang tinggi lemak dalam porsi besar.
Maka dari itu, ada baiknya kita makan sebelum merasa benar-benar lapar. Hindari menunda-nunda makan karena justru akan mengacaukan rencana makan sehat Anda. Misalnya, kita masih terjebak macet di jalan untuk mengunjungi kerabat, tapi perut sudah keroncongan. Daripada menunda makan demi menyantap masakan kerabat ganjal dulu perut contohnya dengan buah segar, kacang-kacangan, atau susu kedelai.
Dengan begitu, setibanya di rumah kerabat kita masih bisa makan hidangan yang disajikan, tapi tidak akan jadi kalap dan makan kebanyakan.
Menu Lebaran. (Foto: Shutterstock)
3. Mengontrol Porsi Makan
Berbagai sajian khas Lebaran bisa dengan mudah memancing selera makan, bahkan ketika sedang tidak lapar. Rasanya ingin mencicipi setiap menu yang disediakan di atas meja.
Salah satu cara menyiasati nafsu makan tinggi saat Lebaran yakni dengan menggunakan piring kecil saat makan makanan yang berlemak.
Dengan begitu, kita hanya akan mengambil makanan dalam porsi yang seukuran dengan piring makan.
4. Perhatikan Keseimbangan Sumber Makanan
Opor ayam, semur daging, sayur labu siam, dan berbagai makanan Lebaran lainnya memang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Namun, jangan biarkan hal ini mengganggu rencana makan sehat Anda.
Sebagian besar makanan-makanan tersebut mengandung santan dan lemak tinggi, yang bila tidak dijaga asupannya maka bisa mengakibatkan lonjakan berat badan setelah puasa. Untuk itu, sebaiknya jangan hanya fokus pada makanan-makanan sumber lemak tersebut, selingi juga dengan makan buah dan sayur yang kaya akan serat baik untuk tubuh.
Idealnya, satu porsi piring makan harus terdiri dari makanan sumber karbohidrat, sumber protein, sumber lemak secukupnya, serta sumber serat.
Baca juga: