Setiap Hari Subulussalam Aceh Hasilkan 45 Ton Sampah

Setiap hari Kota Subulussalam, Aceh angkut 45 ton sampah.
Petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Kota Subulussalam sedang melakukan kegiatan rutin mengangkut sampah di pusat perkotaan, Kota Subulussalam, Aceh, Jumat, 28 Februari 2020 (Foto: Tagar/Nukman)

Subulussalam - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Kota Subulussalam, Aceh angkut 45 ton sampah setiap hari dari beberapa desa di wilayah Kecamatan Simpang Kiri dan Kecamatan Penanggalan, Subulussalam, Aceh.

Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan dan Kehutanan, Kota Subulussalam Aidi Putra mengatakan, konsentrasi sampah itu tertumpuk di tong sampah rumah tangga yang terparkir di sepanjang jalan Teuku Umar, jalan Syekh Hamzah Fansuri dan di beberapa ruas jalan di pusat kota.

"Sampah 45 ton itu asumsi atau perkiraan berdasarkan jumlah armada dan bak kontainer yang ada, sampah yang diangkut dari wilayah perkotaan dan Kecamatan Penanggalan," kata Aidi kepada Tagar, Jumat, 28 Februari 2020.

Untuk mengangkut sampah tersebut, Dinas LHK menyediakan sebanyak 10 unit armada mobil pengangkut sampah serta memiliki 6,4 hektare areal tempat pembuangan akhir (TPA) yang berlokasi di Desa Dano Tras, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam.

Sampah 45 ton itu asumsi atau perkiraan berdasarkan jumlah armada dan bak kontainer yang ada.

Menurut Aidi, persoalan sampah saat ini harus menjadi perhatian, selain pemerintah, masyarakat juga diharapkan dapat berperan aktif melalui kegiatan kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang bergerak di bidang pengolahan sampah, baik sampah organik maupun sampah non organik melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia.

"Jika saja warga mau memanfaatkan sistem teknologi pengolahan sampah TPS-3R ini mungkin saja bisa menambah pendapatan warga dari hasil pengolahan sampah organik dan non organik. Tapi sayang TPS-3R itu tidak dimanfaatkan," ujarnya.

Menurutnya, jika TPS-3R berfungsi dengan baik maka akan dapat mengurangi gunungan tumpukan sampah di lokasi TPA. Katanya, sudah ada dua KSM TPS-3R di Subulussalam, yaitu KSM TPS-3R di Desa Penuntungan, Kecamatan Penanggalan dan di Desa Pegayo, Kecamatan Simpang Kiri.

"Tapi sayang, KSM itu tidak dijalankan. Padahal kalau KSM itu serius maka warga akan memiliki tambahan pendapatan melalui pengolahan sampah dengan metode TPS-3R itu," katanya.

Lebih lanjut, Aidi menambahkan, kedepan persoalan sampah di Subulussalam harus menjadi perhatian bersama, sebab areal TPA yang hanya seluas 6,4 hektar diperkirakan untuk beberapa tahun lagi tidak akan mampu menampung debit sampah seiring arus pertumbuhan jumlah rumah tangga yang terus bertambah.

"Apalagi TPA sampah di Subulussalam masih menggunakan metode terbuka. Artinya material sampah diserakkan begitu saja," ucapnya.[]

Baca juga: 

Berita terkait
Luka Dalam Teramat Dalam di Singkil Aceh
Usai salat, pria itu menangis dan tertawa, kadang tersenyum lebar tiba-tiba meneteskan air mata. Luka dalam seorang pria di Singkil Aceh.
Reaksi Travel Aceh soal Arab Saudi Berhentikan Umrah
Asphurindo Aceh mengaku terkejut saat Pemerintah Arab Saudi memberhentikan sementara penghentian sementara jemaah umrah dari luar negeri.
Jemaah Umrah di Aceh Gagal Berangkat Karena Corona
Akibat virus corona, 23 orang calon jemaah umrah asal Subulussalam, Aceh terancam batal diberangkatkan menuju Madinah dan Mekah, Arab Saudi.