Sengketa Teritorial Antara Filipina dan China Bisa Picu Ketidakamanan di Laut China Selatan

Perselisihan terbaru terjadi setelah militer Filipina menuduh kapal penjaga pantai China mengganggu kapal pemasoknya
Sebuah kapal penjaga pantai China menggunakan meriam air terhadap kapal Penjaga Pantai Filipina di dekat Second Thomas Shoal yang diduduki Filipina, Laut China Selatan pada 5 Agustus 2023 lalu. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id - Ketegangan kini meningkat antara China dan Filipina sehubungan dengan sengketa teritorial di Laut China Selatan. Sengketa tersebut dapat menimbulkan rasa cemas di Asia Tenggara sekaligus mendorong Filipina untuk meningkatkan kerja sama keamanan dengan Amerika Serikat. Hal ini dikatakan oleh para analis.

“Apa yang dilakukan China adalah menempatkan Filipina pada posisi yang tidak dapat menurunkan eskalasi tanpa mempertaruhkan penghinaan internasional, sehingga Filipina sekarang bertindak dengan cara yang dirancang untuk memproyeksikan kekuatan,” kata Justin Baquisal, seorang analis geopolitik yang berbasis di Manila, kepada VOA dalam sebuah wawancara telepon.

 menuduh kapal penjaga pantai China mengganggu kapal pemasoknya dan menyemprot kapal Filipina dengan meriam air.Perselisihan terbaru terjadi setelah militer Filipina menuduh kapal penjaga pantai China mengganggu kapal pemasoknya dan menyemprot kapal Filipina dengan meriam air.

Second Thomas ShoalLetak geografis Second Thomas Shoal di Laut China Selatan (Sumber: rfa.org)

Manila mengatakan langkah penjaga pantai China itu sebagai “berlebihan dan ofensif,” sementara Beijing bersikeras bahwa pihaknya telah melakukan “pengekangan rasional.”

Yang menjadi akar perselisihan tersebut adalah kapal perang era Perang Dunia II, Sierra Madre, yang oleh Filipina sengaja ditambatkan di Second Thomas Shoal (terumbu/daerah dangkal bernama Second Thomas) sebagai pos militer untuk melindungi klaim teritorialnya. Terumbu yang disengketakan itu terletak di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina dan Manila secara teratur merotasi pasukan di pos tersebut.

Walaupun Beijing telah berulang kali mendesak Manila untuk menarik kapal tersebut, Filipina telah berjanji akan melawan jika China mencoba memindahkan Sierra Madre dengan paksa.

BRP Sierra MadreBRP Sierra Madre di Second Thomas Shoal yang diperebutkan, yang dikenal sebagai Ayungin, di Laut China Selatan, 9 Maret 2023. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Para ahli mengatakan China telah mengadopsi strategi blokade untuk mengontrol material yang mencapai Second Thomas Shoal.

Strategi itu meningkatkan kemungkinan bahwa China dapat bertahan lebih lama daripada Filipina dalam perebutan kendali atas terumbu yang disengketakan itu.

“Second Thomas Shoal jarang diawaki, dan pos militer darurat yang dibangun di sana hancur berantakan,” kata Ray Powell, pimpinan Project Myoushu (Laut China Selatan) di Stanford University, kepada VOA.

Dengan kondisi Sierra Madre yang memburuk, Powell memperingatkan bahwa pengambilalihan Second Thomas Shoal oleh China tidak akan terhindarkan kecuali Manila mengadopsi strategi berbeda untuk mempertahankan kendali atas terumbu yang disengketakan itu. “Kapal ini tidak bisa bertahan selamanya, dan platform tempat pos terdepan dibangun pada akhirnya akan hilang,” jelasnya. (lt/ka)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Filipina Bantah Janji Kepada China Akan Pindahkan Bangkai Kapal Perang Sierra Madre
Filipina mempertahankan sebagian pasukannya di atas kapal itu -BRP Sierra Madre- di Second Thomas Shoal