Semarang - Solo Seduluran Harus Sampai Akar Rumput Suporter

Pertemuan menyejukkan terjadi diantara kelompok militan pendukung PSIS Semarang dan Persis Solo, Senin (8/10).
Suporter PSIS Semarang dan Persis Solo bergandengan tangan, sepakat tetap seduluran pasca insiden perusakan Alfamart di Mangkang, Semarang, Sabtu (29/9) lalu. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang, (Tagar 8/10/2018) – Pertemuan menyejukkan terjadi diantara kelompok militan pendukung PSIS Semarang dan Persis Solo, Senin (8/10). Di ruang pertemuan Mapolrestabes Semarang, dua kelompok supporter PSIS, Semarang Extreme (Snex) dan Panser Biru serta dua pendukung Persis, Pasoepati dan Surakartans, berikar Semarang Solo tetap seduluran (bersaudara).  

“Saya merinding, terimakasih kepada rekan-rekan suporter dan warga Solo yang sudah datang dengan niat dan itikad baik. Juga beribu terimakasih kepada suporter dan warga Semarang yang telah dengan tangan terbuka menerima itikad baik dari rekan Solo,” ucap Kasat Intelkam Polrestabes Semarang AKBP Wahyu Purwidiarso.

Empat organisasi pendukung dua kesebelasan sepakbola itu bertemu usai gesekan yang terjadi pada Sabtu (29/9) lalu. Kala itu, Persis Solo bertemu dengan Persibat Batang dalam laga Liga 2 Indonesia di Stadion Moh Sarengat, Batang. Usai pertandingan, dalam perjalanan kembali ke Solo, sejumlah oknum suporter Persis mengeroyok seorang warga dan merusak Alfamart di kawasan Mangkang, Semarang, sekitar pukul 20.20 WIB.

“Kami mohon maaf kepada suporter dan warga Semarang karena yang terjadi di Alfamart itu di luar kendali kami,” tutur Presiden Pasoepati, Aulia Haryo Suryo yang akrab disapa Rio.

Ucapan permintaan maaf juga terlontar dari perwakilan Surakartans. “Kami minta maaf atas kejadian di Mangkang, itu di luar kendali kami. Kejadiannya berlangsung sangat cepat. Kepada Panser Biru n Snex kami mohon maaf sebesar-besarnya,” ucap Wegig Surakartans.

Baik Rio dan Wegig sepakat bahwa apa yang terjadi di Mangkang menjadi pelajaran berharga dan tidak boleh terulang lagi di masa mendatang. Mereka juga menginginkan hubungan baik kembali terjalin antara pendukung Persis dan PSIS.

Permintaan maaf disambut hangat pihak Snex maupun Panser Biru. “Kami pengurus dan warga Semarang terima permintaan maaf dari rekan Solo. Semoga kedepan tidak terjadi lagi. Pengalaman 2006 kita bisa damai, kenapa harus ada kerikil lagi,” ujar Ketua Umum Snex Edy Purwanto.

Edy mengungkapkan saat pertandingan Persis Solo kontra Persibat Batang 2 pekan lalu, perwakilan suporter Solo juga sudah beritikad baik dengan mengontak pihaknya lantaran akan melintasi Semarang. Karena itu dari Snex juga tidak ada gerakan untuk hadang ataupun membalas. “Kami tentunya ingin guyup rukun. Kalau gegeran (ribut) terus sepakbola Jawa Tengah tidak akan maju,” kata dia.

“Dengan tangan terbuka kami terima permintaan maaf teman-teman Solo. Apa yang sudah dirintis senior kami untuk terciptanya kerukunan suporter akan kami perjuangkan,” ucap perwakilan Panser Biru, Galih.

Galih juga menyatakan dari jajaran elit pengurus suporter Semarang maupun Solo sebenarnya tidak pernah ada persoalan. Hanya memang diakui di level bawah kerap terjadi gesekan lantaran kesalahpahaman masalah sepele. “Tentunya pertemuan ini jangan berhenti hari ini. Harus menjadi perhatian bersama agar disampaikan ke bawah. Kami ingin Semarang Solo tetap seduluran,” imbuh dia.

Revolusi PSSI

Sesepuh Pasoepati, Prapto Koting, persaudaraan yang sudah terjalin antara pendukung PSIS dan Persis tidak boleh tercederai dengan kejadian Mangkang. “Kami minta maaf atas ulah adik-adik kami. Saya dan mas Edy Snex menjadi saksi perdamaian pada 2006 lalu. Kami harap pertemuan ini bisa tersosialisasi sampai bawah,” ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Koting juga menjelaskan hasil pertemuan suporter sepakbola Tanah Air yang difasilitasi Kemenpora belum lama ini. Selain menyepakati mewujudkan sepakbola damai tanpa rusuh, pertemuan itu juga bermuara pada keinginan adanya campur tangan dari PSSI dalam pembinaan suporter. PSSI dinilai cuci tangan atas kerusuhan antarsuporter dan lebih menyerahkan penyelesaian masalah itu klub selaku pembina suporter  

“Edukasi suporter belum pernah ada. Kami ingin ada revolusi di kepengurusan PSSI, kerena tidak ada simpati dari pengurus atas konflik yang terjadi diantara para suporter. Pengurus membiarkan konflik yang ada, pendukung Surabaya dan Malang sampai sekarang juga dibiarkan. Kami malah mengapresiasi kepada Polrestabes Semarang yang memfasilitasi terciptanya kerukunan suporter,” beber dia.

Kasat Intelkam Wahyu mengapresiasi Semarang Solo tetap seduluran. Pihaknya berencana mengumpulkan perwakilan suporter sepakbola se-Jawa Tengah. Kepolisian Semarang akan berkomunikasi lebih dulu dengan pimpinan organisasi suporter untuk deklarasi damai suporter Jawa Tengah.

“Silahkan nanti buat formulasi agar sepakbola di Jawa Tengah bisa berjalan aman dan tertib. Apa yg diinginkan masyarakat Jawa Tengah, bahwa sepakbola damai bisa terwujud,” imbuh dia.

3 Suporter Ditangkap

Sementara itu, Polrestabes Semarang meringkus 3 oknum suporter Solo yang diduga melakukan perusakan Alfamart Mangkang, Sabtu (29/9). Ketiganya warga Solo, M Sodiq (38) warga Jayengan, Kecamatan Serengan, GA (16) warga Sondakan Laweyan, dan AS (17) warga Pajang, Laweyan. Ketiganya diringkus tanpa perlawanan di rumah masing-masing.

“Ketiganya telah melakukan perusakan usai menonton laga antara Persis Solo Vs Persibat. Kasus ini masih kami kembangkan untuk mencari pelaku lain,” tutur Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abioso Seno Aji.

Bermula dari  5 bus suporter Persis Solo yang perjalanan pulang dengan pengawalan polisi. Sodiq mengaku mulai dari Kaliwungu, Kabupaten Kendal hingga Mangkang ada saja teriakan dari warga yang berpapasan dengan rombongan mereka. Sampai di lokasi kejadian, sejumlah suporter di bus pertama terprovokasi untuk keluar dari bus.

Kebetulan di Alfamart tersebut ada remaja berinisial YF (15), warga Ngaliyan yang jadi korban pendukung Persis Solo. Suporter juga melampiaskan kemarahannya dengan melempari kaca depan Alfamart menggunakan batu hingga pecah.

“Saya minta maaf ke kepolisian karena sudah membuat repot,” ujar Sodik.

“Saya tidak mukul, saya hanya ikut-ikutan melempar,” timpal GA.  

Peristiwa itu tidak berlangsung lama dan tidak sampai ada penjarahan karena kepolisian langsung mengamankan situasi. Dari rekaman CCTV terungkap ketiganya ikut melakukan pemukulan dan perusakan.

Atas perbuatannnya, tiga pelaku dijerat pasal 170 ayat (1) KUHP tentang bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara. []

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.