Selamatkan Situs Titik Nol Sultan Aceh Darussalam

Peusaba Aceh meminta Turki membantu penyelamatan situs sejarah di Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh.
Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh - Ketua Peusaba Aceh Mawardi Usman meminta Turki membantu penyelamatan situs sejarah di Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh.

Seperti diketahui, dalam kitab adat Aceh karya Ismail bin Ahmad yang dikarang zaman Sultan Saiful Alam tahun 1811, bahwa pendiri Kesultanan Aceh Darussalam adalah Sultan Johan Syah yang datang dari Negeri atas Angin (Balabad) Seljuq Bagdad zaman Bani Abbasiyah yang kemudian pada 1 Ramadhan 601 H mendirikan Kesultanan Aceh Darussalam di Kandhang Aceh Gampong Pande.

Kata Mawardi, sumber sejarah Aceh menyebutkan 500 rombongan datang dari Bagdad di bawah pimpinan Syeikh Abdurrauf Al Seljuqi Al Bagdadi yang merupakan pangeran keturunan Sultan Turki Seljuq di Bagdad.

Putra beliau yang bernama Sultan Johan Syah Seljuq pada tahun 1205 membangun Kesultanan Aceh Darussalam yang giat menyebarkan Islam.

Pada masa Sultan Iskandar Muda Hubungan Aceh dan Turki bertambah kuat. Karena itu Peusaba meminta pihak Turki dapat membantu Aceh menyelamatkan situs sejarah Aceh yang amat penting di kawasan Gampong Pande dan Kutaraja

"Gampong Pande adalah Titik Nol Kesultanan Aceh Darussalam juga Titik Nol Hubungan Aceh Turki," kata Mawardi di Banda Aceh, Senin 17 Juni 2019.

Ia menyebutkan, pada tahun 1567 Sultan Alaidin Riayat Syah Al Kahhar bin Sultan Ali Mughayat Syah mengirimkan utusan ke Istanbul sehingga dikirim perwira yang berdiam di Bitai dan mendirikan ma'had Askery Baital Maqdis.

"Sedangkan pandai besi Turki membuat Meriam dan Senjata di Gampong Pande makanya banyak makam Turki terdapat juga di Gampong Pande dan Gampong Jawa dan Bitai bahkan hingga ke pedalaman Aceh karena pandai besi Turki mendidik ahli besi di Aceh," sebut dia.

Mawardi menambahkan, pada Zaman Sultan Alaidin Riayat Syah Sayyidil Mukammil (1589-1604) bin Sultan Firman Syah, Aceh mendapatkan kehormatan boleh memakai bendera Turki di kapal perang Aceh.

Kemudian oleh Sultan Bendera Turki ditambah dengan pedang itu yang dikenal dengan nama Alam Peudeung Aceh yang kemudian menjadi bendera resmi Kesultanan Aceh Darussalam tanda Persaudaraan Aceh dan Turki.

"Pada masa Sultan Iskandar Muda Hubungan Aceh dan Turki bertambah kuat. Karena itu Peusaba meminta pihak Turki dapat membantu Aceh menyelamatkan situs sejarah Aceh yang amat penting di kawasan Gampong Pande dan Kutaraja," harap Mawardi. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.