Padang - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II (Q2) 2020 mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen year on year (yoy).
Kondisi ekonomi minus tersebut diharapkan tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap Sumatera Barat.
Stimulus jalan, kepada UMKM baik dari pusat dan pemprov.
"Mudah-mudahan di Sumbar tidak separah daerah lain," kata Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Senin, 17 Agustus 2020.
Secara sektoral, kata Irwan, Pertumbuhan Ekonomi (PE) di Sumbar masih ditopang sektor pertanian. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumbar pun paling banyak di sektor pertanian, peternakan perkebunan perikanan dan kehutanan.
Bahkan di kabupaten dan kota, sektor pertanian hampir mencapai 30 persen. Sedangkan sektor tenaga kerja dari pertanian lebih dari 50 persen.
Irwan juga mengakui, pertanian tetap tidak terpengaruh secara signifikan akibat pandemi Covid-19. Sebab, masyarakat masih makan minum, masih beraktivitas ke sawah dan sebagainya.
Di sisi lain, sektor jasa, perdagangan, hingga wisata terpengaruh karena Covid-19. Apalagi, saat diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Sumbar.
Dia berharap, ke depan kondisi lebih baik dan semua yang terkena dampak bisa di cover dengan dukungan bantuan sosial dan pemulihan ekonomi.
"Stimulus jalan, kepada UMKM baik dari pusat dan pemprov," tuturnya. []