Jakarta - Biar pun ada semboyan skala nasional “4 Sehat 5 Sempurna” (nasi, lauk pauk, sayuran dan buah serta susu) fakta menunjukkan tingkat kekurangan gizi di Indonesia tertinggi di antara negara-negara Asean. Untuk itulah diperlukan kuliner yang mendukung kebutuhan gizi.
Semboyan ini sudah usang pada 'zaman now' karena sangat tidak bersahabat dengan kesehatan terkait dengan gizi. Misalnya, jika belum minum susu dianggap makanan belum sempurna. Celakanya, banyak orang yang bermasalah dengan susu. Semboyan itu menafikan makanan lain di luar 4 sehat. Kalau belum minum susu dianggap belum makan.
Pada "4 Sehat 5 Sempurna" tidak ada keanekaragaman jenis makanan karena lebih ditekankan pada nasi. Ini yang membuat semboyan itu usang. Kalau masih ada dalam pikiran, mulai sekarang silakan di-unistall (dibuang) saja. Lagi pula 'kan kasihan orang-orang yang tidak bisa minum susu dianggap belum makan makanan yang sempurna, padahal ada makanan pengganti susu.
Gizi Seimbang sebagai kuliner adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman makanan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah gizi kurang dan gizi lebih (Kemenkes RI, 2014).
Perbedaan antara makanan 'gizi seimbang' dan '4 sehat 5 sempurna', yaitu: pada 'gizi seimbang' ada nilai plus yakni keanekaragaman makanan dalam jumlah dan proporsi tertentu serta upaya menjaga status gizi normal serta air dan aktivitas fisik. Sedangkan pada '4 sehat 5 sempurna' hanya menekakan pada pada jenis makanan (nasi, lauk pauk, sayuran, buah dan susu).
Lalu, apa pula yang dimaksud dengan 'gizi seimbang'?
'Gizi seimbang' adalah makanan keluarga sehari-hari yang memenuhi kebutuhan tubuh, yaitu: (a) cukup secara kuantitas dan kualitas, (b) mengandung berbagai zat gizi (energi protein, vitamin, dan mineral) yang diperlukan tubuh, dan (c) menjaga kesehatan, melakukan aktivitas, dan fungsi kehidupan sehari-hari bagi semua kelompok umur. Disebut sebagai 4 piliar utama dalam menu 'gizi seimbang' yaitu (1) membatasi asupan gula, garam dan minyak, (2) mencuci tangan, (3) aktivitas fisik, dan (4) memonitor berat badan.
Susunan menu makanan diperlukan untuk mencapai 'gizi seimbang', seperti makanan sumber energi, zat pembangun, zat pengatur, dan menjaga metabolisme. Yang perlu diperhatian adalah mengurangi pemakaian gula, garam dan minyak.
Tentu saja sajian makanan gizi seimbang tidak terlepas dari takaran yang dibutuhkan tubuh. Sebagai gambaran bisa dibuat 'piring makanan' yang dibagi dalam empat porsi untuk mendukung kecukupan gizi. Jumlah zat gizi yang dibutuhkan tubuh bervariasi sesuai dengan kelompok umur dan status gizi.
Porsi-porsi makanan dalam 'piring makanan' ini bisa saja ada di benak atau pikiran. Pembagian dalam 'piring makan' merupakan porsi makanan yang dibutuhkan tubuh. Memang, yang lebih baik kalau ditakar tapi ini akan menghadapi berbagai kendala.
Kecukupan gizi yang dibutuhkan tubuh dan aktivitas fisik menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari untuk mendukung kesehatan yang berkelanjutan. []