Sejumlah Hotel di Aceh Tutup, Karyawan Dirumahkan

Sejumlah hotel berbintang di Banda Aceh sudah ditutup untuk sementara waktu akibat penyebaran virus corona (Covid-19).
Hotel Kriyad Muraya Banda Aceh, Aceh, Sabtu, 11 April 2020 (Foto: Tagar/Rahmat Fajri)

Banda Aceh - Sejumlah hotel berbintang di Banda Aceh sudah ditutup untuk sementara waktu akibat penyebaran virus corona (Covid-19). Hampir 80 persen karyawan juga telah dirumahkan.

General Manajer Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Budi Syaiful mengatakan, mereka terpaksa menutup sementara waktu karena kondisi virus corona, serta mengikuti imbauan Pemerintah Aceh terkait social distancing.

Budi menyampaikan, penutupan hotel juga disebabkan karena okupansi yang rendah sejak minggu terakhir Maret 2020 lalu. Tingkat kunjungan hanya terpakai 10 kamar.

"Karena kita ikut imbauan dari pemerintah, juga untuk social distancing. Tetapi kita memang di akhir Maret, kunjungan juga rendah, di bawah 10 kamar," kata Budi, Jumat 10 April 2020 malam.

Budi menyebutkan, sejak 5 April 2020, sekitar 130 orang karyawan sudah dirumahkan untuk sementara waktu. Namun, pihaknya juga memberikan pesangon sekitar 50 persen dari gaji normal, serta uang Tunjungan Hari Raya (THR) untuk karyawannya.

"Kemarin kena unpaid 130 orang, ada beberapa yang jaga juga. Intinya 130 yang dirumahkan. Tapi mereka statusnya adalah masih tetap karyawan Hermes. Nanti akan dipanggil kembali," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan General Manajer Kyriad Muraya Hotel Banda Aceh, Bambang Pramusinto. Dia mengatakan, dampak Covid-19 pihaknya mengalami kerugian sebesar Rp 1,2 miliar pada Maret lalu. Bahkan, pada April 2020 ini diprediksi juga kembali merugi sekitar Rp 3 miliar.

Kalau secara prinsipnya semua hotel tutup sementara di Aceh

"Bulan Maret kita rugi Rp 1,2 miliar. April ini diprediksi akan rugi Rp 3 miliar. Okupansi Maret ini turun drastis. Banyak tamu yang cancel penginapan, dan event dikarenakan larangan dari pemerintah melakukan kegiatan dinas di luar kantor," ucap Bambang, Sabtu, 11 April 2020.

Bambang mengatakan, sebagian besar karyawannya sudah mengambil cuti secara bergantian sebanyak 85 orang, begitu juga mengenai gaji. Langkah itu ditempuh karena memang selama ini kekurangan pemasukan.

Maka dari itu, Bambang berharap Pemerintah Kota Banda Aceh agar mengambil langkah tertentu seperti pembebasan semua pajak, BPJS, stimulus PLN, relaksasi perbankan segera direalisasi, hingga subsidi atau insentif kepada karyawan perhotelan.

Nasib yang sama juga dialami hotel lainnya, Manajer Operasional Grand Nanggroe, Muhammad Hartanto Budiman menuturkan, pihaknya sejak 20 Maret 2020 telah menghentikan aktivitas, sesuai instruksi Pemerintah Aceh terkait tidak diizinkan keramaian.

Kata Hartanto, karyawan Grand Naggroe hampir 80 persen sudah dirumahkan. Saat ini yang tinggal 15 orang saja yang bertugas secara bergantian sesuai jadwal yang telah ditentukan.

"Sekitar 60 orang yang dirumahkan, dari 70-an. Mereka tidak dibayar gaji sementara ini, hanya 15 orang yang masih bertugas saja. Tapi nantinya mereka para karyawan akan dipanggil kembali ketika kondisi sudah normal," kata Hartanto.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Aceh, Yusri menuturkan, pada dasarnya hampir semua hotel di Aceh mengalami kondisi yang sama, sehingga harus menutup usaha sementara waktu, dan merumahkan karyawannya.

"Kalau secara prinsipnya semua hotel tutup sementara di Aceh, kecil besar sekitar 500-an lah lebih kurang," kata Yusri.

Yusri melihat, keadaan ini dipengaruhi karena kurangnya pengunjung hotel dalam kurun waktu belakangan ini, dan adanya pembatasan orang-orang tidak dibolehkan keluar daerah sementara selama darurat Covid-19. []

Berita terkait
Berkah Corona, Penjualan Kedaisayur.com Naik 100%
Penerapan PSBB dan jaga jarak fisik (physical distancing) membuat situs belanja online atau e-commerce banyak diburu, salah satunya kedaisayur.com.
Kuliah Daring Kuras Paket Data Mahasiswa Aceh
Sejumlah perguruan tinggi di Aceh menerapkan kuliah daring selama pandemi Covid-19.
Cerita Ustaz Aceh Sembuh Berjuang Melawan Corona
Cerita IB, salah seorang pasien positif corona di Aceh diharapkan menjadi motivasi bagi kita semua bagaimana dirinya mampu melawan virus corona.