Sejarah Pam Swakarsa Cikal Bakal FPI

PAM Swakarsa dibentuk tahun 1998 dengan misi utama membantu TNI untuk menyukseskan Sidang Istimewa MPR pada November 1998.
Imam Besar FPI, Rizieq Shihab bersama dengan Penggagas Pam Swakarsa, Wiranto. (Foto: Wikipedia)

Jakarta - Kehadiran organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI) tidak dapat dipungkiri karena buah manis dari reformasi tahun 1998. Kehadiran ormas FPI diinisiasi oleh Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa (PAM Swakarsa).

PAM Swakarsa dibentuk tahun 1998 dengan misi utama membantu TNI untuk menyukseskan Sidang Istimewa MPR pada November 1998. 

Menurut Kivlan Zen, dia merupakan sosok di balik pembentukan PAM Swakarsa dibentuk atas usulan Panglima ABRI saat itu, Wiranto.

PAM Swakarsa diisi oleh beberapa orang berlatar belakang  organisasi paramiliter seperti  Forum Ummat Islam Penegak Keadilan dan Konstitusi (Furkon), Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI) dan Brigade Hizbullah BKUI. Pembentukan PAM Swakarsa juga didukung oleh Gereja Protestan Indonesia (GPI).

Pembentukkan FPI

Awalnya, FPI merupakan komunitas yang menjadi salah satu elemen anggota PAM Swakarsa. FPI dideklarasikan oleh Rizieq Shihab pada 17 Agustus 1998 atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H di halaman Pondok Pesantren Al Um, Kampung Utan, Ciputat, Tangerang Selatan oleh sejumlah habaib, ulama, mubaligh, dan aktivis muslim dan disaksikan ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek.

FPI dibentuk dengan misi menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar

Hubungan antara PAM Swakarsa dan FPI dijelaskan dalam buku Premanisme Politik yang dirilis Institut Studi Arus Informasi (ISAI) pada tahun 2000. Secara eksplisit buku tersebut menjelaskan FPI menjadi salah satu elemen pembentukan PAM Swakarsa dalam mengamankan Sidang Istimewa MPR 1998 yang kemudian ricuh dengan para mahasiswa yang menolak sidang tersebut.

Bentrokan ini kemudian meletuskan peristiwa yang dikenal dengan Tragedi Semanggi.

Usai pengamanan Sidang Istimewa MPR 1998, massa FPI kemudian lebih aktif dalam aktivitas dakwah dan demonstrasi yang menuntut penegakan hukum syariah di Indonesia. 

FPI beberapa kali dicatat melakukan demonstrasi yang anarkis, seperti pada Desember 1999, FPI mendatangi Balai Kota menuntut Gubernur DKI Jakarta kala itu Sutioyoso untuk menutup tempat maksiat di Jakarta.

FPI juga pernah terlibat bentrokan dengan masyarakat yang sedang berkumpul di Monas pada 1 Juni 2008 saat memperingati Hari Lahir Pancasila

Satu hari setelah peristiwa tersebut, presiden saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono mengadakan Rapat Koordinasi Polkam yang membahas aksi kekerasan tersebut. Presiden dalam jumpa persnya mengatakan negara tidak boleh kalah dengan perilaku kekerasan.

FPI juga aktif dalam kegiatan politik, seperti mengangkat gubernur tandingan, akhrurrozi Ishaq pada tahun 2014 usai menolak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP/Ahok).

FPI juga aktif dalam aksi mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019 melalui Ijtima Ulama. []

Baca juga:

Berita terkait
Moeldoko: Pemerintah Tak Perlu Negosiasi dengan FPI
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko memastikan tidak akan ada negosiasi maupun dialog dengan ormas Front Pembela Islam (FPI).
Gonjang-ganjing FPI, Novel Bamukmin Salahkan Jokowi
Novel Bamukmin menyalahkan Jokowi tentang tidak jelasnya perpanjangan SKT Front Pembela Islam (FPI) hingga kini.
Rizieq Shihab Tidak Peduli FPI Dibubarkan
Isu pembubaran FPI kian santer di khalayak Indonesia di tengah izinnya diperpanjang atau tidak oleh pemerintah.