TAGAR.id, Jakarta - Kereta api kini menjadi salah satu angkutan umum yang menyediakan layanan dalam kota hingga antar kota. Perusahaan yang bertanggung jawab dalam peroperasian kereta api di Indonesia ialah PT Kereta Api Indonesia Tbk, anak perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
Penggunaan nama PT KAI telah diresmikan sejak 1998 setelah mengalami beberapa kali perubahan nama sekaligus peningkatan pelayanannya.
Sejarah perkeretaapian Indonesia sudah berlangsung jauh sebelum kemerdekaan. Tepatnya saat Hindia Belanda masih menguasai Indonesia. Nama perusahaan swasta ini ialah Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM). Mereka membuat jalan khusus rel kereta api pada 8 April 1875 dengan rute Surabaya-Pasuruan-Malang.
Hingga pada 1973 di Jawa sudah dibangun beberapa jalur kereta api yang menghubungkan 3 kota di Jawa Tengah, yakni Semarang, Solo, dan Yogyakarta. Tidak berhenti di sana, pembangunan jalur kereta api turut dibangun di beberapa kota di pulau jawa di antaranya:
1. Aceh (1876): Banda Aceh hingga pelabuhan Uleelhee, pembangunan ini diperuntukkan untuk keperluan militer
2. Sumatera Utara (1889): didirikan pertama kali oleh perusahaan bernama Deli Spoorweg Maatschappij yang ditugaskan untuk mengangkut karet dan tembakau dari daerah Deli.
3. Sumatera Selatan (1914) dan Sumatera Barat (1891): Ruto rel dari Minangkabau ke Sumatera Selatan untuk layanan KA batu bara dari pertambangan bawah tanah menuju pelabuhan.
4. Sulawesi (1922): Bagian dari pembangunan besar-besaran di wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
Kekuasaan Indonesia dari Hindia Belanda berpindah tangan ke Jepang saat Perang Dunia II pada 1942. Fungsi perkeretaapian saat kependudukan Jepang difokuskan untuk keperluan perang. Salah satu pembangunan di era Jepang adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang mereka.
Pasca Kemerdekaan
Setelah Jepang menyerah dan pasukannya ditarik mundur, karyawan perusahaan kereta api mengambil alih kekuasaan. Pada 28 September 1945 menjadi hari bersejarah dalam dunia perkeretaapian Indonesia, pengambilalihan terjadi di kantor kereta api Bandung dan sejumlah anggota AMKA menyatakan bahwa sejak hari itu perekeretaapian berada di tangan Indonesia dan terlepas dari kekuasaan Jepang. Hari bersejarah itu diperingati sebagai Hari Kereta Api.
Hari itu juga menandakan terbentuknya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI) sebagai pemegang operator kereta api di Indonesia. Pada 1950, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Tenaga dan Pekerjaan Umum RI No. 2 Tahun 1950, terjadi penyatuan lembaga pengoperasian yang terciptanya nama baru yakni Djawatan Kereta Api (DKA).
Namanya terus berubah setelah itu menjadi Perusahaan Nasional Kereta Api (PNKA) pada 1963 – 1971, Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) pada 1971 – 1991, Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA) pada 1991 – 1998, dan sekarang menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1998.
Saat ini PT KAI bukan hanya melayani penumpang atau hasil tambang dan perkebunan, melainkan logistik pula di bawah operasional anak perusahaannya yaitu KAI Logistik (2009). Selain itu terdapat 6 anak perusahaan lainnya yakni KAI Services (2003), KAI Bandara (2006), KAI Commuter (2008), KAI Wisata (2009), KAI Properti (2009), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015). []
(Sekar Aqillah Indraswari)
Baca Juga:
- KAI Yogyakarta Operasionalkan KA Bandara
- Lahan Rusak Akibat Proyek Rel KA Bandara YIA di Kulon Progo
- Tarif KA Bandara Solo Ditetapkan, Cuma Rp 8 Ribu
- Alasan Warga Segel Proyek Rel KA Bandara YIA Kulon Progo
