Jakarta - Pasar modal dan pasar uang merupakan kedua contoh pasar instrumen investasi yang dapat dipilih oleh seorang investor. Meskipun terlihat mirip, kedua sarana investasi ini memiliki cukup banyak perbedaan yang dapat diidentifikasikan.
Dalam dunia investasi, pasar uang merupakan tempat terjadinya suatu transaksi antara investor dengan emiten atau perusahaan penerima modalnya. Baik melalui bank, maupun lembaga-lembaga sekuritas non bank lainnya.
Di pasar ini, investor nantinya akan memberikan sejumlah dana kepada perusahaan emiten dengan perjanjian bahwa pihak emiten akan segera melakukan pengembalian uang beserta bunganya.
Dengan menggunakan sistem transaksi yang dilakukan secara mandiri dan melalui perantara broker, pasar uang memiliki beberapa instrumen umum yang berbentuk sebagai surat berharga.
Sementara itu, pasar modal merupakan tempat terjadinya suatu transaksi pertukaran modal yang mana para investor akan memberikan sejumlah dana kepada emiten untuk diolah.
Di pasar ini, investor akan mendapatkan persentase saham perusahaan dari aktivitas operasional yang perusahaan emiten lakukan. Dengan menawarkan jenis pendanaan jangka panjang, pasar modal memperjualbelikan instrumen-instrumen, seperti obligasi, saham, reksadana, hingga exchange traded fund (ETF).
Namun, di samping semua itu, ada beberapa perbedaan signifikan yang wajib kamu ketahui sebelum berinvestasi. Agar tidak salah pilih, berikut perbedaan pasar uang dan pasar modal.
1. Jangka waktu
Tiap jenis investasi tentu memiliki jangka waktunya masing-masing, begitu pula dengan pasar modal dan pasar uang.
- Baca Juga: 4 Kunci Berinvestasi Reksa Dana Pasar Modal
Jika, jangka waktu investasi di pasar uang umumnya lebih pendek dengan waktu maksimal beberapa bulan sampai setahun, jangka waktu investasi pasar modal diketahui jauh lebih fleksibel. Hal ini dikarenakan pasar modal bisa tetap dilakukan sampai puluhan tahun kedepan yang sesuai dengan umur emiten atau keinginan investornya.
2. Risiko
Pasar uang memiliki risiko yang lebih rendah dibanding pasar modal karena memiliki profitabilitas yang lebih pasti. Oleh karenanya, investasi ini sangat cocok digunakan bagi investor dengan profil risk averse.
Sementara itu, pasar modal memiliki risiko yang jauh lebih tinggi karena profitabilitasnya cenderung mudah berubah-ubah sesuai dengan gejolak ekonomi di pasar.
3. Mekanisme pasar
Memiliki mekanisme pasar yang jauh lebih mudah, pasar uang tidak membutuhkan banyak tahapan untuk melakukan investasi. Hal ini dikarenakan jika seorang investor sepakat dengan penawaran emiten, maka transaksi investasi pun dapat segera berlangsung.
Berbanding terbalik dengan pasar uang, pasar modal justru memiliki mekanisme yang lebih kompleks karena emiten harus menghubungi lembaga penjamin efek terlebih dahulu sebelum menerima pendanaan dari para investor. Selain itu, proses penawaran sahamnya pun diketahui harus melalui uji kelayakan terlebih dahulu.
4. Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Dari dua jenis pasar investasi ini, likuiditas pasar uang lebih cepat dicairkan dibanding pasar modal.
Sebaliknya, dari segi likuiditas, investasi pasar modal dianggap jauh lebih sulit untuk cair. Terlebih, umumnya investor pasar modal akan mendapat lot bukti kepemilikan atas perusahaan tertentu yang sulit diajukan pengembalian ke pihak perusahaan.
(Eka Cahyani)