Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov) Jatim akan melakukan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) dengan menyebar garam ke awan. Dengan begitu, hujan bisa dialihkan ke laut dan intensitasnya menurun.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jatim, Heru Tjahjono mengaku untuk dapat menerapkan TMC, pemprov telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Selain itu, pemprov juga meminta agar 38 kabupaten dan kota yang ada di Jawa Timur melakukan siap siaga.
“Sejak Desember 2019, gubernur telah kirim (surat) ke bupati dan wali kota di Jatim agar bersiap diri dan bersiaga untuk menanggulangi terjadinya bencana,” ujar Heru saat jumpa pers, di kantor BPBD Jatim, Selasa 7 Januari 2020.
Heru menyebut Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) di daerah untuk saling koordinasi tentang siap siaga. Mengingat kesiapsiagaan ini telah didukung dan akan mendapat backup dari baik Kodim, Polres, dan maupun relawan.
Sejak Desember 2019, gubernur telah kirim (surat) ke bupati dan wali kota di Jatim agar bersiap diri dan bersiaga.
"Kami punya call center yang siap dihubungi 24 jam, ditelepon, dimintai pendapat, dimintai tolong, untuk melakukan penanganan bencana. Kami siap datang setiap saat," ujarnya.
Heru berharap agar intensitas hujan di bawah 100 milimeter, sehingga tidak banjir. Masyarakat yang tinggal di hulu sungai diminta tidak membuang sampah, dan melakukan hal-hal yang tidak menghambat aliran sungai.
Mantan Bupati Tulungagung ini mengungkapkan bahwa saat ini Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov Jatim menggelar rapat koordinasi kesiapsiagaan penanggulangan bencana ini. Selanjutnya, rapat akan dipimpin oleh gubernur besok harinya, usai pulang dari ibadah umrah.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban Wahyudiono menerangkan bahwa hujan dengan intensitas 150 mm per detik sebenarnya sudah tinggi. Namun pada musim hujan tahun ini intensitasnya mencapai 300 mm per detik seperti yang terjadi di Jakarta.
Karena tingginya curah hujan, maka pemprov akan menerapkan TMC. Teknik TMC bukan untuk menghilangkan hujan, melainkan untuk mengalihkan hujan dengan memecah konsentrasi awan cumulonimbus.
Sebelum TMC, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan mengintervensi awan cumulonimbus yang berpotensi menurunkan hujan dengan intensitas tinggi dengan menebar garam menggunakan pesawat udara milik TNI AU.
Nantinya awan akan dialihkan ke arah laut dan intensitas hujan di wilayah penduduk bisa menurun.
"Kalau di musim kemarau, teknik ini dilakukan untuk menurunkan hujan. Nah di musim penghujan teknik ini bertujuan untuk menyebar awan hujan sehingga turun sepanjang hari tapi tidak langsung tinggi," terangnya. []