Aceh Besar – Sarang madu kelulut milik petani dalam program peningkatan ekonomi duafa melalui budidaya kelulut mulai panen di Gampong Mureu Ulee Titi, Indrapuri, Aceh Besar.
Kepala Cabang ACT Aceh Husaini Ismail menuturkan, program budi daya kelulut melibatkan 10 keluarga dari kawasan Indrapuri. Masing-masing keluarga diberikan tiga sarang madu kelulut untuk dibudidayakan. “Hari ini kita melakukan panen perdana madu kelulut. Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan,” kata Husaini dalam keterangan yang diterima Tagar, Kamis, 24 September 2020.
Madu menjadi salah satu alternatif usaha menjanjikan dalam kondisi serba sulit sekarang ini.
Husaini menambahkan, pembudidayaan madu kelulut berpotensi sangat baik untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Apalagi proses pembudidayaannya bisa dilakukan dengan cara mudah, tidak memerlukan biaya besar, fleksibel dari segi manajemen waktu, dan alam semakin terjaga. Jumlah madu hasil panen perdana ini hampir mencapai 500 ml per sarangnya.
Di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang, permintaan madu kelulut meningkat karena madu kelulut sangat baik bagi kesehatan manusia bila dikonsumsi.
“Permintaan madu di pasaran begitu tinggi. Insyaallah madu menjadi salah satu alternatif usaha menjanjikan dalam kondisi serba sulit sekarang ini,” katanya.
Baca juga:
Perwakilan YBM PLN Edo Safri Fernando mengatakan bahwa pembudidayaan madu kelulut ini masih permulaan. Ia mengharapkan melalui tersebut bisa meningkatkan ekonomi duafa keluarga. “Ke depan masih bisa dilanjutkan daftar penerima manfaatnya. Insya Allah, kalau terus berkembang akan kami usulkan ke Pusat,” katanya.
Muzakkir, salah seorang petani kelulut menuturkan dirinya merasa terbantu dengan adanya program pembudidayaan kelulut tersebut. Ia berharap program tersebut bisa bermanfaat lebih luas kepada masyarakat. []