Makassar - Kalangan suku Bugis, ada banyak menu berbuka puasa berbahan dasar pisang yang digemari oleh masyarakat. Salah satu menu fovorit untuk membatalkan puasa adalah Sanggara Balanda. Sanggara sendiri dalam bahasa Bugis artinya pisang goreng, sementara Balanda berasal dari nama negara Belanda.
Sanggara Balanda ini dibuat dengan menggunakan keju dan mentega kemudian diberi taburan kacang tanah halus dibagian atasnya. Menurut cerita, dulu olahan pisang goreng dengan menggunakan keju populer dimakan oleh orang Belanda yang datang menjajah ke Indonesia.
Setelah digoreng, Sanggara Balanda kemudian dibelah tengahnya dan diberi kacang tanah yang sudah disangrai dan dihaluskan terlebih dahulu.
Hingga kini Sanggara Balanda menjadi salah satu menu favorit untuk berbuka puasa. Sanggara Balanda menjadi pilihan karena makanan khas suku Bugis sudah pasti selalu disajikan dalam keadaan segar, sebab Sanggara Balanda bukanlah tipe jajanan yang bisa tahan lama.
“Sanggara balanda paling lama bisa disimpan hanya tiga hari, itupun jika ditaruh di lemari pendingin. Ciri khas Sanggara Balanda yakni penggunaan bahan hanya boleh pisang raja yang benar-benar matang,” kata Syamsiah, salah seorang warga di Maros, Sulawesi Selatan, Selasa, 5 Mei 2020.
Ia menambahkan, pisang lain dianggap tidak cocok karena tidak pas aroma, tekstur, dan rasanya. Pisang raja kata Syamsiah banyak mengandung gula jadi ada proses karamelisasi saat digoreng. Apalagi pisangnya digoreng dua kali.
“Setelah digoreng, Sanggara Balanda kemudian dibelah tengahnya dan diberi kacang tanah yang sudah disangrai dan dihaluskan terlebih dahulu. Sanggara Balanda kemudian disajikan dengan kuah gula yang sebelumnya telah dicairkan. Beberapa orang memberi taburan keju di atasnya, kalau saya pribadi tidak terlalu suka," tambahnya.
Kini telah banyak inovasi dari Sanggara Balanda. Ada yang disajikan dengan kuah kental manis ada pula yang disajikan dengan cokelat untuk memperkaya rasanya. []