Jakarta - May Day atau Hari Buruh 2019 dipastikan lebih kalem, dengan tidak akan menggelar long march seperti tahun-tahun sebelumnya. Sekitar ada 50.000 buruh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), yang diprediksi ikut serta.
KSPI hanya memperingati Hari Buruh 1 Mei 2019 di satu titik, yaitu di Tennis Indoor Senayan, seperti informasi yang disampaikan Presiden KSPI pada Presiden Joko Widodo saat bertemu di Istana Bogor, Jumat 26 April 2019.
"Tidak ada titik kumpul di Patung Kuda Indosat maupun longmarch ke Istana negara. Seluruh peserta aksi May Day dari KSPI langsung menuju Tennis Indoor Senayan," ujar Said Iqbal, Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dalam siaran tertulis yang diterima Tagar, Rabu 1 Mei 2019.
Dalam peringatan Hari Buruh, KSPI akan menyuarakan isu terkait kesejahteraan buruh, mulai dari menolak upah murah dengan mencabut PP Nomor 78 Tahun 2015, menghapus outsourcing dan pemagangan berkedok outsourcing, meningkatkan manfaat jaminan kesehatan dan pensiun.
Serta isu lain yang berkaitan dengan tema Kesejahteraan Buruh dan Demokrasi Jujur Damai, yakni menurunkan tarif dasar listrik dan harga sembako, meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan guru dan tenaga honorer serta pengemudi ojek online.
Senada dengan Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea memastikan perayaan Hari Buruh tidak akan ricuh.
"May Day akan berjalan damai dan aman. Terkait adanya isu aksi May Day akan rusuh itu hoaks," terangnya dalam keterangan tertulis, Rabu 1 Mei 2019.
Jadi, ia meminta masyarakat tidak khawatir dengan hoaks bahwa peringatan Hari Buruh akan tidak aman dan berpotensi rusuh. []
Baca juga:
