Ryamizard Ryacudu Perangi Radikalisme di Solo

Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu mengajak semua masyarakat untuk memerangi Radikalisme yang kini masih marak terjadi di Indonesia.
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu (kanan) beserta Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jamal Wiwoho, usai memberikan kuliah umum di halaman rektorat UNS, Selasa, 13 Agustus 2019. (Tagar/Reyma Pramista)

Solo - Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia, Ryamizard Ryacudu mengajak semua masyarakat untuk memerangi Radikalisme yang kini masih marak terjadi di Indonesia.

Itu dikatakannya, dihadapan ribuan mahasiswa baru Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo saat memberikan kuliah umum dengan materi Bela Negara sebagai Penangkal Radikalisme di Kampus pada Selasa, 13 Agustus 2019.

Ancaman terorisme sudah menjadi tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali bagi generasi muda.

Dia mengambil materi tersebut, karena akhir-akhir ini kekhawatiran terhadap paham radikal semakin berkembang di lingkungan perguruan tinggi.

"Ini bukan sekedar kuliah umum, tapi lebih pada penekanan kepada mereka agar tidak terpengaruh oleh orang-orang yang ingin mengubah Pancasila," ujar Ryamizard, usai menyampaikan kuliah umum di halaman gedung rektorat.

Dihadapan mahasiswa, dia juga bukan hanya mengajarkan tentang radikalisme saja. Tetapi, Menhan juga menjelaskan tentang ketahanan nasional, seperti terorisme.

Kata dia, ancaman terorisme sudah menjadi tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali bagi generasi muda. Meskipun, juga tak terlepas dengan peranan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menangani hal tersebut.

"Contohnya saja terorisme. Tidak bisa dihadapi dengan senjata. Tidak hanya polisi dan tentara semata. Kemungkinan hanya satu persen kemampuan TNI dan Polri dalam menghadapi terorisme," ujarnya.

Dia juga mengingatkan konsep arsitektur pertahanan negara yang telah diamanatkan dalam UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2004, harus diperkuat dengan sikap bela negara dari setiap pribadi.

Dia menuturkan masyarakat juga tak boleh melupakan ideologi Pancasila, karena itu merupakan anugerah yang luar biasa dari Tuhan Yang Maha Esa untuk bangsa Indonesia.

Hal tersebut sesuai dengan mandat dari Presiden Joko Widodo, untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme bagi mahasiswa baru UNS Solo.

"Dua puluh tahun atau tiga puluh tahun lagi, mereka ini yang akan mengatur negara ini. Kalau tidak dibekali sejak dini, Pancasila nanti bisa rusak negaranya, seperti di timur tengah sana," ujarnya. 

Baca juga: 

Berita terkait
Setelah PTN, Radikalisme Juga Ancam BUMN
Komisaris Utama Adhi Karya Fadjroel Rachman mengaku saat ini hampir seluruh lapisan masyarakat termasuk BUMN telah terpapar radikalisme.
Langkah Konkret Menangkal Radikalisme di Tubuh TNI
Menhan Ryamizard Ryacudu mengatakan ada prajurit yang terpapar radikalisme dan menunjukkan gelagat yang tidak lagi memegang nilai-nilai Pancasila.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.