TAGAR.id, Jakarta - Narasi kontra radikalisme harus digencarkan lewat media sosial untuk pencegahan penyebaran radikalisme.
Hal ini disampaikan Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah, Prof Zainal Abidin dikutip Antara, Jumat, 28 Oktober 2022.
"Jika para kelompok radikal memanfaatkan media sosial sebagai sarana radikalisasi, maka media sosial menjadi alat yang sangat penting dalam strategi kontra radikalisasi," kata Prof Zainal Abidin.
Menurut Zainal, narasi kontra radikalisasi harus difokuskan pada pesan yang memuat dua hal, yaitu bahaya radikalisme dan persatuan.
Ia menerangkan narasi mengenai bahaya radikalisasi, yaitu pesan-pesan tentang bahaya radikalisme dan memaparkan fakta-fakta dari berbagai wilayah/bangsa yang menjadi korbannya, termasuk mengkritisi argumen pembenaran yang dibangunnya.
"Dengan cara ini, masyarakat tidak hanya menerima narasi tunggal dari kelompok radikal yang kemudian dipersepsikan sebagai kebenaran mutlak," ungkap dia.
Berikutnya, kata dia, narasi mengenai persatuan mencakup pesan-pesan yang menekankan persatuan, ketahanan bersama, dan nilai-nilai yang mendukung pemeliharaan keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ketua MUI Kota Palu ini mengatakan penguatan imunitas moral dan ideologis masyarakat perlu digencarkan agar masyarakat memiliki daya tahan kuat terhadap paham/pemikiran radikal.
"Salah satunya melalui penguatan nilai-nilai kearifan lokal," kata Prof Zainal yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng.
"Jadi strategi pencegahan harus meliputi dua aspek, yaitu aspek internal melalui pencegahan dengan mengedepankan kearifan lokal dan eksternal melalui
media sosial," sebutnya.
Sementara itu Kepala Sub-Direktorat Kontra Propaganda BNPT Kolonel TNI Solahuddin Nasution menyatakan radikalisme dan terorisme menjadi salah satu tantangan besar bagi keamanan masyarakat dan kedaulatan bangsa ini.
Ia mengatakan merujuk pada hasil survei yang dilakukan BNPT tahun 2019 menyatakan bahwa faktor yang paling efektif dalam mereduksi potensi radikalisme secara berturut-turut adalah diseminasi sosial media, internalisasi kearifan lokal, dan penguatan perilaku kontra radikal.[]
Baca Juga:
- Membendung Paparan Radikalisme Lewat Litetasi Digital
- Tangkal Radikalisme, FKUB Minta Tokoh Agama Gencarkan Dakwah Pesan Kebaikan