Rusuh di Langkat, Polisi Diminta Bebaskan 12 Warga

Polisi menetapkan 12 orang warga menjadi tersangka kerusuhan di Desa Tanjung Lenggang, Bahorok, Kabupaten Langkat.
Muhri Fauzi Hafiz, tokoh masyarakat asal Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. (Foto: Tagar/Jufri Pangaribuan)

Langkat - Polisi sudah menetapkan 12 orang warga menjadi tersangka kerusuhan yang terjadi di Desa Tanjung Lenggang, Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, yang terjadi Jumat 10 Januari 2020 lalu.

Melihat hal itu, tokoh masyarakat yang juga putra asal Bahorok, Muhri Fauzi Hafiz, mengaku kecewa dengan kinerja kepolisian. Dia menilai, hal itu tidak adil dan mencederai rasa kemanusiaan.

Mantan anggota DPRD Sumatera Utara asal Kabupaten Langkat tersebut mengatakan, tindakan ratusan warga bukan karena tanpa alasan. Mereka sudah geram atas perbuatan sekelompok preman yang selama ini telah menindas masyarakat kecil di Bahorok.

"Hal itu spontan dilakukan masyarakat. Polisi harus mengedepankan asas praduga tidak bersalah kepada masyarakat," kata Muhri, Rabu 15 Januari 2020.

Ada 700 masyarakat yang ingin membantu membebaskan seorang ibu dan anak bayi yang disekap

Sebagai masyarakat biasa, Muhri sangat yakin, kalau masyarakat sangat sadar tidak memiliki keberanian untuk melakukan tindakan anarkis maupun main hakim sendiri.

Menurutnya, 12 orang yang saat ini ditahan oleh Polda Sumatera Utara tersebut hanya sebagian kecil dari ratusan warga yang kesal dengan aksi penyekapan terhadap seorang ibu dan anaknya yang masih berumur dua bulan.

"Ada 700 masyarakat yang ingin membantu membebaskan seorang ibu dan anak bayi yang disekap. Mereka juga melakukan aksi berdasarkan hati nuraninya," bebernya.

Untuk itu, Muhri meminta polisi untuk bersikap adil dalam perkara ini dan harus membebaskan warga. "Lepaskan masyarakat dan jangan ditahan," katanya.

DPRD Sumut Sarankan Perdamaian

Di tempat terpisah, anggota DPRD Sumatera Utara, Zainuddin Purba menyatakan, kejadian tersebut di luar dugaan semua orang terutama kedua belah pihak.

Zainuddin PurbaAnggota DPRD Sumatera Utara, Zainuddin Purba. (Foto: Tagar/Jufri Pangaribuan)

Sekretaris Fraksi Golkar tersebut menyarankan, agar seluruh pihak yang bertikai menarik pelajaran berharga dari kejadian tersebut.

"Jangan lakukan hal yang meresahkan masyarakat, karena masyarakat memiliki ambang batas kesabaran," katanya.

Pria yang akrab disapa Pak Uda itu berharap agar tokoh masyarakat dan tokoh pemuda di daerah tersebut dapat memfasilitasi perdamaian. "Demi menjaga hal yang tidak diinginkan," serunya.

Ia menilai, konsentrasi pihak kopolisian di lokasi kerusuhan kemarin sangat membantu ketentraman masyarakat, sembari menunggu situasi kondusif.

"Memang hal itu membutuhkan waktu dan jangan terpancing lagi terhadap hal - hal yang merugikan kita semua," pinta Ketua Partai Golkar Binjai ini.

Pak Uda menyampaikan agar kedua belah pihak berdamai. Perdamaian adalah satu-satunya jalan untuk membatu para tersangka. "Jangan sampai terulang lagi," kata dia.[]

Berita terkait
Warga Vs Preman, Wabup Langkat: Jangan Anarkis Lagi
Wakil Bupati Kabupaten Langkat, Syah Affandin angkat bicara terkait kerusuhan di Bahorok.
Serang Preman, 12 Warga Langkat Jadi Tersangka
Polisi telah menetapkan 12 warga yang terlibat kerusuhan dengan preman di Kabupaten Langkat, menjadi tersangka.
Sandera Ibu Anak, Preman di Langkat Dibantai Massa
Ratusan warga di Kabupaten Langkat mengamuk. Mereka merusak posko, sepeda motor serta membakar mobil milik kelompok preman.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.