Jayapura – Pembangunan rumah dan normalisasi sungai yang rusak akibat banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, akan dimulai awal 2020 mendatang.
Sejumlah rencana kerja sudah disiapkan Kementerian Pekerjaan Umu dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Balai Wilayah Sungai Papua. Hanya saja masyarakat diminta bersabar, mengingat realisasi kerja tersebut berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) yang dalam waktu dekat akan dikeluarkan Joko Widodo.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua, Yulianus Mambrasar mengatakan jika pihaknya sudah melakukan kajian mendalam atas sejumlah kampung yang rusak akibat banjir bandang di kawasan kaki Gunung Cycloops. Penanganan darurat pun telah usai dilakukan, pasca banjir bandang yang meluluh lantakkan Sentani, pada 25 Maret 2019 lalu.
Kita minta dukungan dari Pemerintah Kabupaten Jayapura untuk penanganan wilayah yang terdampak.
“Kita sudah melakukan studi dengan pemanfaatan lelang, tahun depan kita akan meningkat pada pelaksanaan konstruksi. Sebelumnya kami sudah melakukan penanganan darurat berupa kegiatan operasional pemeliharaan, dan itu sudah diaudit oleh inspektorat,” katanya kepada Tagar di Jayapura, Kamis 5 Desember 2019.
Yulianus menyebut, ada empat titik sungai yang akan dikerjakan awal 2020 mendatang. Antara lain Sungai Dobo, Kuru, Abeale, dan Kemiri. Empat aliran sungai ini meluap dan rusak parah.
Dia pun mengajak pemerintah daerah setempat serta warga terdampak banjir bandang untuk menjaga kelestarian cagar alam Cyloops. Tentunya dengan mematuhi larangan tinggal atau bermukim di sepanjang aliran sungai yang masuk dalam kawasan konservasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua itu.
“Kita minta dukungan dari Pemerintah Kabupaten Jayapura untuk penanganan wilayah yang terdampak ini. Kalau memang sudah ada komitmen konservasi maka tidak boleh ada lagi yang melanggar,” ujarnya seraya menambahkan dalam waktu dekat pihaknya akan mengerjakan pemanfaatan air Danau Sentani sebagai air baku guna mendukung persiapan PON XX Papua 2020.
Sebelumnya, Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo mengakui jika timnya sudah melakukan kajian mendalam terhadap sejumlah sungai serta permukiman yang rusak akibat banjir bandang Sentani. Pihaknya pun telah menggandeng berbagai mitra dari dalam dan luar negeri untuk membangun rumah warga terdampak di kawsan baru, yang sudah disediakan pemerintah setempat.
“Kita sudah kumpulkan data dan tahun depan itu akan kita tuntaskan. Mudah-mudahan keluhan masyarakat ini dapat kita kerjakan di awal tahun 2020,” kata Wempi kepada sejumlah wartawan usai meresmikan gedung baru BWS Papua di Kotaraja, Distrik Abepura, Selasa 3 Desember 2019.
Selain dari Kementerian PUPR, kata Wempi, ada juga bantuan dari mitra dari luar negeri termasuk dari Yayasan Bedah Suci yang akan membangun sekitar 300 rumah. “Sisanya kita bangun dengan sinergitas PUPR, pemerintah provinsi Papua dan Kabupaten Jayapura,” katanya.
Diketahui, banjir bandang Sentani terjadi pada 25 Maret 2019. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 112 korban jiwa dalam peristiwa ini. Sementara pengungsi mencapai 11.556 jiwa dari 3.011 Kepala Keluarga yang tersebar di 28 titik pengungsian.
Selain itu, banjir bandang Sentani membuat ratusan bangunan rusak parah, antara lain 375 rumah, empat jembatan, lima tempat ibadah, delapan sekolah, 104 rumah toko, dan satu pasar. Bahkan, ratusan rumah tergenang di sekitar Danau Sentani akibat naiknya debet air dari luapan banjir bandang serta hujan yang mengguyur kawasan itu, selama sepekan. []
Baca juga:
- Penyebab Aceh Termiskin di Sumatera
- Pembangunan Daerah Rawan di Papua Berlanjut
- Papua Fokus Persiapan PON 2020