291 Pengungsi Wamena di Sentani Jayapura Dipulangkan

Sebanyak 291 pengungsi asal Wamena yang mengungsi ke Sentani Jayapura kembali ke Wamena, Jumat 1 November 2019.
Nampak ratusan pengungsi saat memasuki pesawat Hercules yang hendak bertolak dari Base Ops Lanud Silas Papare Jayapura menuju Wamena, Jumat 1 November 2019. (Foto: Tagar/Paul Manahara Tambunan)

Jayapura - Komandan Lanud Silas Papare, Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso kembali melepas keberangkatan 291 pengungsi dari Sentani, Kabupaten Jayapura menuju Wamena ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua, Jumat 1 November 2019.

Ratusan pengungsi ini diberangkatkan dengan tiga kali penerbangan, menggunakan pesawat Hercules seri lambung C-130/A-1332 milik TNI Angkatan Udara. Mereka terdiri dari orang dewasa dan anak-anak.

Pemberangkatan ini menyusul kembalinya 128 pengungsi yang selama ini bertahan di Jayapura, Rabu 30 Oktober 2019 lalu, sebagaimana koordinasi Kementerian Sosial (Kemensos) dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, di Jakarta.  

“Hari ini Hercules C-130/A-1333 melaksanakan tiga penerbangan Jayapura ke Wamena dalam rangka mengantar pengungsi untuk kembali. Sorty pertama membawa 123 pengungsi, sorty kedua membawa 120 pengungsi, dan sorty ketiga 48 pengungsi,” kata Tri Bowo saat ditemui sejumlah awak media di Jayapura, Jumat 1 November 2019.

Selain ratusan pengungsi, kata Tri Bowo, pesawat Hercules juga mengangkut 6.633 kilo gram bantuan sosial (Bansos) dari Kementerian Sosial dan berbagai pihak, yang akan disalurkan kepada warga di Wamena.

Hari ini Hercules C-130/A-1333 melaksanakan tiga penerbangan Jayapura ke Wamena dalam rangka mengantar pengungsi untuk kembali.

Sementara hingga kini, Lanud Silas Papare telah memberangkatkan 1.108 pengungsi untuk kembali melanjutkan kehidupannya di kota kecil yang berada di kawasan Lembah Baliem tersebut.

"Kami tetap mengakomodir pengungsi yang akan pulang ke Wamena melalui koordinasi dengan pimpinan atas, dengan catatan jika pengungsi yang terdaftar sudah mencukupi," tambah Danlanud Tri Bowo.

Pulangnya ribuan pengungsi ini menyusul kunjungan Presiden Joko Widodo ke Wamena untuk meninjau kondisi terakhir, serta memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat, Senin 28 Oktober 2019 lalu.

Selain itu, memerintahkan jajaran menterinya untuk membangun ulang Pasar Wouma serta fasilitas umum yang rusak dibakar massa dalam kerusuhan yang terjadi pada 23 September 2019 lalu.

Sebelumnya, Kodam XVII/Cenderawasih menuturkan keinginan para pengungsi tersebut karena situasi dan kondisi di Wamena telah kondusif. Para pengungsi itu memiliki harapan baru mengembalikan perekonomian di Wamena pasca rusuh.

"Ini sesuai permintaan pak Menteri Sosial Juliari Batubara kepada bapak Panglima TNI (Marsekal Hadi Tjahjanto) untuk mengangkut warga kembali ke Wamena," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto di Jayapura, Selasa 29 Oktober 2019 lalu.

Seperti diketahui, unjuk rasa pelajar berujung kericuhan terjadi di Kota Wamena pada 23 September 2019. Dari peristiwa itu, polisi mencatat 33 orang meninggal, lebih dari 70 warga luka-luka, dan ratusan bangunan rusak.

Unjuk rasa berujung ricuh itu diduga akibat perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena. Polda Papua mengklaim isu tersebut tidak benar atau hoaks.

Guru yang disebut telah dimintai keterangannya oleh Polres Jayawijaya. Sang guru juga dikatakan polisi tidak terbukti mengucapkan kata-kata bernada rasial seperti kabar yang beredar di media sosial. []

Baca juga:

Berita terkait
Kembalinya Ratusan Pengungsi ke Wamena
Sebanyak 128 pengungsi yang selama ini bertahan di Jayapura, kembali ke Wamena ibu kota Kabupaten Jayawijaya.
Ditengok Jokowi, 385 Pengungsi Ingin Kembali ke Wamena
Kedatangan Jokowi itu ternyata membangkitkan mental ratusan pengungsi Wamena yang masih bertahan di Jayapura.
Bertemu Pengungsi Ambon, Jokowi Bicara Rawan Gempa
Jokowi mengunjungi pengungsi korban gempa di Ambon. Presiden mnengingatkan posisi Indonesia yang rawan gempa.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.