Rudi Horizon, Patriot Olahraga Kabupaten Solok

Rudi Horizon merupakan Ketua KONI Kabupaten Solok. Dia sudah lama mengharumkan nama daerah hingga kancah nasional dengan cabor Kempo.
Rudi Horizon (tengah) berfoto bersama atlet dari Turki ketika Kejuaraan Dunia Shorinji Kempo World Taikai 2009 di Bali. (Foto: Tagar/Dok.Pribadi)

Solok - "Manusia tidak pernah tau kapan, di mana, dan dari rahim siapa ia dilahirkan. Namun setelah dewasa, dia bisa memilih di mana tempat pengabdian sesungguhnya yang kelak menjadi ladang amal baginya dan orang banyak".

Kalimat di atas rasanya pantas disandingkan dengan perjuangan Rudi Horizon, Ketua KONI Kabupaten Solok periode 2016-2020, yang kembali terpilih menahkodai wadah insan olahraga itu hingga tahun 2004 mendatang atas dukungan 26 cabang olahraga.

Pria kelahiran Kota Solok itu, bukan orang baru di panggung olahraga Sumatera Barat. Tak terhitung kalinya Rudi mengharumkan nama Kabupaten Solok, baik di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumbar hingga Kejuaraan tingkat Nasional.

Ya, secara administratif, Rudi besar dan tumbuh di Kota Solok. Ayahnya Baharrudin (pensiunan Polisi Militer) dan ibunya Djusmaniar, tinggal di Koto Panjang. Namun, lebih dari setengah usianya yang kini menginjak angka 48 tahun, habis di panggung olahraga Kabupaten Solok.

Prestasi itu terwujud karena perjuangan atlet.

Dia sudah mengabdi di Kabupaten Solok sejak tahun 1994. Saat itu, lelaki kelahiran 1972 itu baru berusia 22 tahun. Pertama berkarir, Rudi membuka tempat latihan Kempo di Galanggang Tangah, Nagari Salayo, Kecamatan Kubung.

"Saya mulai mengajar Kempo di Salayo sejak 1994. Kehadiran saya itu awalnya diminta oleh tokoh masyarakat Salayo Bapak Yusra Tansin (Almarhum) bersama Bapak Taufik Dt Rajo Alam, Bapak H.Muis dan tokoh lainnya," kata pria yang karib disapa Rudi Cader itu.

Saat itu, kata Rudi, seluruh pemuda-pemudi Salayo yang ingin berlatih bela diri Kempo difasilitasi pakaian latihan. Semuanya merupakan bantuan dari tokoh-tokoh Kabupaten Solok.

"Mereka ingin saya melahirkan atlet-atlet Kempo berprestasi dari Kabupaten Solok. Alhamdulillah saya menyanggupi dan bisa melahirkan atlet berprestasi," katanya penyandang IV DAN Kempo itu.

Setelah tempat latihan Kempo di Salayo berjalan lancar, Rudi pun mulai mempercayakan latihan anak didik kepada adik-adiknya yang juga atlet Kempo. Sembari memantau, Rudi bekerja di PLN Saningbaka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok.

Tahun 1998, Bupati Solok yang kala itu dijabat Gamawan Fauzi, membentuk tim Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (Perkemi) Kabupaten Solok. Atas permintaan Mendagri RI era Presiden SBY itu, Rudi pun kembali dipanggil untuk melatih atlet Kempo di daerah beras ternama.

"Saya dijemput untuk melatih di Kabupaten Solok. Saat itu, Ketua Perkemi itu Gusfirman (Aciak) dan Sekretaris Rusmel Dt Sati Ketua harian-nya Taufik Efendi," tuturnya.

Sejak saat itu, Rudi fokus mengembangkan olahraga bela diri Kempo di Kabupaten Solok. Selain menjadi pelatih, Rudi yang mengawali karir menjadi atlet sejak 1988, selalu menyumbang medali emas untuk Kabupaten Solok.

"Selain jadi pelatih, sampai 1999 saya juga atlet di Kabupaten Solok. Selalu membawa emas di setiap kali Porprov. Ada yang di Pesisir Selatan, Sawahlunto. Waktu Porprov di Padang Pariaman, saya juga menyumbang emas dan saat itu bupati Solok belum Pak Gamawan," kenang ayah empat orang anak itu.

Sejak tahun 2000, Rudi diamanahi menjadi pelatih atlet Kempo untuk Kejurnas dan PON. Prestasinya pun tak pernah luntur. Saat PON 2008 di Kalimantan Timur misalnya, anak asuh Rudi menyumbangkan 4 emas dari cabang olahraga Kempo. PON di Riau tahun 2012, anak asuhnya juga membawa 2 emas untuk Sumbar. Begitu juga saat PON 2016, dia kembali pulang ke Ranah Minang dengan 2 medali emas.

Pengabdian

Nyaris tidak satu pun insan olahraga di Sumatera Barat tak kenal dengan nama Rudi Cader. Sebab, selain kini mengurus KONI Kabupaten Solok, dia juga dinilai sosok atlet Kempo berprestasi hingga kancah nasional. Banyak yang memintanya fokus membina atlet-atlet Kempo untuk Sumbar.

Banyak hal yang potensial bisa dilakukan Rudi, jika tetap berkecimpung di bidang kepelatihan Kempo tingkat Sumbar. Namun, ada hal penting dan lebih besar menyuruhnya "pulang" ke Kabupaten Solok. Dia memilih mewakafkan diri ke KONI di tanah yang selama ini telah membesarkan namanya.

Bagi Rudi, KONI adalah ladang pengabdian. Dia menegaskan aktif di wadah berkumpulnya segenap cabang olahraga itu, tidak untuk mencari kekayaan. Tidak muluk-muluk memang. Selain pelatih Kempo yang tenaganya masih diharapkan Sumbar, Rudi juga seorang pengusaha. Apalagi, dana KONI sifatnya hibah dan cair saat penyelenggaran even.

Rudi CaderPresident Work Shorinji Kempo Organitation (WSKO) menyerahkan sertifikat IV DAN kepada Rudi Horizon pada Kejuaraan Dunia Shorinji Kempo World Taikai 2009 di Bali. (Foto: Tagar/Dok.Pribadi)

Niatnya mengurus KONI murni untuk memberikan sedikit kontribusi sebagai putra Solok. Dia mengakui tumpah darahnya memang di Kota Solok, namun sosok Rudi hari ini dikenal tak lebih karena dia adalah atlet Kempo "emas" dari Kabupaten Solok.

"Saya ingin mengabdi untuk Kabupaten Solok yang telah memberikan saya kesempatan untuk berkarir di dunia olahraga," katanya.

Lantas jika niatnya mengabdi, kenapa Rudi tidak fokus saja membina Kempo? Ya, kalau sekadar Kempo, Sumbar pun perlu tangan dingin Rudi. Namun, dia ingin berkontribusi lebih besar di bidang olahraga. Tempatnya adalah KONI yang mewadahi semua cabor.

"Saya ingin semua cabor di Kabupaten Solok memberikan kontribusi terbaik. Sebagai pelaku, sedikit banyaknya saya memahami betul keinginan kawan-kawan di cabor," katanya.

Niat dan keinginan Rudi tidak sekadar isapan jempol. Awal dilantik periode pertama di 2016, dia langsung menghadapi Porprov yang tuan rumahnya Kota Padang. Persiapan kala itu betul-betul minim, anggaran pun super sedikit. Namun, bukan patriot namanya jika Rudi gentar menghadapi tantangan tersebut.

Bermodal keyakinan, Rudi membawa kontingen Kabupaten Solok berlaga di Porprov ke-XIV 2016. Tekatnya satu, memberikan yang terbaik dan tidak boleh turun dari Porprov sebelumnya. Alhasil, skuat KONI di bawah Rudi pulang dengan kepala tegak. Kabupaten Solok bertengger di posisi ke-7 dari 19 kabupaten dan kota. Posisi tersebut sama dengan dua tahun sebelumnya, namun dengan kondisi yang jauh berbeda.

Rudi optimis bisa meraih hasil terbaik jika persiapan digelar jauh hari dan lebih matang. Tekat ini pun dibuktikannya saat ajang Porprov 2018 di Kabupaten Padang Pariaman. Kabupaten Solok berhasil menduduki peringkat ke-4. Sebuah capaian yang belum pernah diraih daerah tersebut sejak Porprov pertama digelar.

"Prestasi itu terwujud karena perjuangan atlet. KONI sifatnya hanya menfasilitasi dan terus memotifasi," katanya.

Suami Rini Marlina itu tidak pernah jumawa dengan torehan prestasi KONI di bawah kepemimpinannya. Baginya, prestasi adalah bonus dari sebuah kerja keras dan kesungguh-sungguhan.

"Niatnya saya untuk mengabdi. Toh jika menuai prestasi, maka itulah hadiah dari kerja keras para atlet dan cabor yang berhimpun di KONI," tuturnya.

Rudi menyerahkan semua niat ikhlasnya membangun citra olahraga Kabupaten Solok kepada kuasa Tuhan. Termasuk ketika isu bukan putra daerah menderanya saat pemilihan Ketua KONI yang digelar pertengahan Juli 2020 lalu.

Dia tidak mau berlama-lama menanggapi masalah tersebut. Sebagai manusia, Rudi tidak bisa mengingkari takdir terlahir di tanah Kota Solok. Namun, apa yang telah dilakukannya untuk Kabupaten Solok, mungkin jauh lebih berharga dan terhormat dari sekadar KTP dan tempat lahir.

Jika ditarik jauh ke belakang, kampung halaman hanya soal waktu cepat dan lambatnya orang-orang datang ke tanah itu. Seperti kata orang Minang "Nan tibo di kampuang, dahulu bakudian". Yang asli hanyalah tanah ciptaan sang Khalik dan penduduk datang dan pergi. Terlalu sempit rasanya menghakimi seseorang yang telah berjibaku mengharumkan nama daerah, hanya dengan persoalan tempat lahir.

Bagi Rudi, pengabdian untuk Kabupaten Solok harus tetap dilanjutkan. Sebab, niat urusan pertanggungjawaban manusia dengan Tuhan. Seluruh kekuatannya kini bernaung di bawah KONI Kabupaten Solok. Semoga ketulusan hatinya kembali membawa atlet Kabupaten Solok menjadi yang terbaik di Sumatera Barat hingga ke tingkat Nasional. Selamat bekerja kembali, patriot Kabupaten Solok. []

Berita terkait
Rudi Horizon Kembali Pimpin KONI Kabupaten Solok
Rudi Horizon kembali memimpin KONI Kabupaten Solok periode 2020-2024.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.