Jakarta - Pemerintah kembali menerbitkan surat utang negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi Yen Jepang (Samurai bonds) sebesar JPY 100 miliar atau setara Rp 13,5 triliun.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan dalam keterangannya menyebutkan, Samurai bonds ini menjadi penerbitan sovereign pertama di pasar Jepang untuk tahun 2020 dan penerbitan pertama dari penerbit Asia setelah masa pandemi.
Baca Juga: ORI017 Mulai Ditawarkan, Cek Syarat Dan Cara Membeli
"Transaksi ini merupakan momentum yang menumbuhkan kepercayaan pasar Jepang dan potensial untuk diikuti oleh penerbitan obligasi lainnya di pasar Jepang," kata keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemnkeu di Jakarta, Jumat, 3 Juli 2020.
Disebutkan bahwa dana hasil penerbitan Samurai Bonds ini akan digunakan sebagai pembiayaan defisit APBN. Termasuk untuk upaya penanggulangan dan pemulihan pandemi Covid-19.
Lima Seri Samurai Bonds
Samurai bonds ini diterbitkan dalam lima seri RIJPY0723, RIJPY0725, RIJPY0727, RIJPY0730 dan RIJPY0740.
Seri RIJPY0723
Tenor: 5 Tahun
Nominal penerbitan: JPY 50,7 miliar
Tingkat Kupon: 1,13%
Seri RIJPY0725
Tenor: 5 tahun
Nominal penerbitan: JPY 24,3 miliar
Tingkat kupon: 1,35%
Seri RIJPY0727
Tenor: 7 tahun
Nominal penerbitan: JPY 10,1 miliar
Tingkat kupon: 1,48%
Seri RIJPY0730
Tenor: 10 tahun
Nominal penerbitan: JPY 13,4 miliar
Tingkat kupon: 1,59%
Seri RIJPY0740
Tenor: 20 tahun
Nominal penerbitan: JPY 1,5 miliar
Tingkat kupon: 1,80%
Prose Official Marketing
Pemerintah mengumumkan proses official marketing pada tanggal 29 Juni 2020 dengan initial price guidance yang ditetapkan untuk tenor 3 tahun pada YSO+110-120. Tenor 5 tahun pada YSO+130-140. Tenor 7 tahun pada YSO+140-150. Tenor 10 tahun pada YSO+145-155. Tenor dan 20 tahun pada 1.80-1.90% (coupon rate marketing).
Sampai dengan tiga hari proses pemasaran, dengan permintaan yang cukup solid yang datang dari investor Jepang maupun luar Jepang, pemerintah memutuskan untuk mempersempit final guidance ke spread terendah dari initial guidance.
Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut serta kondisi pasar yang kondusif, pemerintah memutuskan untuk menerbitkan Samurai bonds sesuai dengan target sebesar JPY 100 miliar. Hal tersebut menunjukkan konsistensi pemerintah dalam menerbitkan di kisaran nominal JPY 100 miliar sejak pertama kali melakukan penerbitan Samurai bonds melalui public offering.
Selain capaian tersebut, pemerintah juga berhasil menerbitkan Samurai bonds pada spread over US$ swap yang lebih rendah dari tahun sebelumnya. Hal ini memperkuat posisi Indonesia sebagai penerbit Samurai bonds yang menjadi acuan bagi penerbit lainnya.
Dalam kondisi pandemi ini, dengan sebagian besar investor melakukan pekerjaannya dari rumah (work from home), kegiatan temu investor (non-deal roadshow) yang dilakukan secara online dalam bentuk netroadshow dan investor call berhasil meningkatkan sentimen positif dari investor, baik existing investor maupun investor baru yang berbasis di dalam dan luar Jepang.
Simak Pula: BCA Ogah Rilis Surat Utang Asing, Ini Alasannya
Basis investor pada penerbitan surat utang Samurai bonds kali ini lebih terdiversifikasi. Yakni, city banks (18,6%), life insurers (7,0%), property insurers (1,6%), asset managers (29,1%), shinkin banks/regional banks (6,7%), pension fund (2,5%) dan lainnya (34,5%).
Joint Lead Arrangers dalam transaksi ini adalah Daiwa Securities Co. Ltd., Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co., Ltd., Nomura Securities Co., Ltd., dan SMBC Nikko Securities Inc.[]