Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini pembelian Surat Berharga Negara (SBN) oleh BI di pasar perdana tidak akan menimbulkan inflasi di tengah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Pasalnya, sesuai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020, pembelian SBN oleh BI di pasar perdana merupakan tambahan pembiayaan defisit fiskal jika bank-bank tidak dapat menyerap lagi SBN/SBSN pada lelang reguler.
"Jika lelang reguler tidak mencukupi, BI sebagai last resource artinya BI dalam lelang reguler menjadi non competitive bid. Jumlahnya, kalau SBSN maksimum 30 persen dari target maksimum lelang yang akan dilakukan pemerintah," kata Perry Warjiyo seperti dikutip Tagar dalam kemenkeu.go.id, Minggu, 26 April 2020.
Pedagang melayani pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Selasa, 21 April 2020. Banyak perempuan yang tetap berdagang seperti biasanya meski dalam kondisi pandemi Covid-19. (Foto: Antara/Nova Wahyudi)Hingga saat ini, kata dia pemerintah mengupayakan pembiayaan dampak pandemi virus corona atau Covid-19 dari sumber yang ada terlebih dahulu, yaitu Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA), dana Badan Layanan Umum (BLU), dan dana dari lembaga keuangan dunia seperti ADB dan World Bank.
Pemerintah juga mengandalkan dana dari penerbitan obligasi global seperti seri RI1030, RI1050, dan RI0470 yang ketiganya bernilai total sebesar 4,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
"Pemerintah akan memaksimalkan dulu sumber-sumber dana yang ada (seperti) dari SiLPA, dana-dana di BLU, pendanaan Asian Development Bank, World Bank dan sebagainya, juga menerbitkan obligasi global," ujarnya. []
