RH: Harun Masiku Lebih Berbahaya dari Djoko Tjandra

Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai bekas calon anggota legislatif dari PDIP Harun Masiku lebih berbahaya dari Djoko Tjandra. Apa Sebabnya?
Refly Harun (Foto: Antara)

Jakarta - Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai bekas calon anggota legislatif dari PDI Perjuangan (PDIP) Harun Masiku lebih berbahaya ketimbang Djoko Tjandra, lantaran kedapatan menyuap penyelenggara pemilu meski dengan nominal lebih kecil. 

Harun Masiku menjadi buronan negara dan sampai saat ini belum tertangkap. Ia merupakan tersangka kasus suap yang melibatkan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan.  

Akhirnya penyelenggara pemilu bisa disuap.

Refly berujar, koruptor kasus hak tagih (cessie) Bank Bali Djoko Tjandra memang secara korupsi dananya lebih besar, akan tetapi yang dilakukan Harun Masiku malah lebih berbahaya, karena pemilu bertujuan untuk menyiapkan calon pemimpin. 

Baca juga: Harun Masiku Didesak Ditangkap Seperti Djoko Tjandra

Menurutnya, jika penyelenggara pemilu yang semestinya menjadi juri saja bisa disuap, maka proses demokrasi bisa menghasilkan pemimpin tidak berintegritas. 

"Integritas pemimpin secara keseluruhan, berpikir bukan hanya Harun Masiku. Penyelenggara pemilu yang tak berintegritas akhirnya penyelenggara bisa disuap. Fenomena ini bisa terjadi sebelumnya," kata Refly Harun dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Rabu, 5 Agustus 2020. 

Kemudian, ia mendorong aparat penegak hukum untuk mengejar buronan negara kelas kakap lain yang selama ini belum tertangkap. Refly mengingatkan, aparat penegak hukum dalam upaya mengejar buronan negara tidak boleh berhenti hanya pada Djoko Tjandra. 

Baca juga: Usul Warganet ke Mahfud dan Jokowi Soal Harun Masiku

Sementara, Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengaku senang dengan ditangkapnya koruptor kelas kakap Djoko Tjandra. Namun, ia menyayangkan koruptor seperti Harun Masiku hingga saat ini belum ditemukan jejaknya.

"Harun Masiku buron KPK atas penyuapan kepada Komisioner KPU memang bagai hilang ditelan bumi. Masiku yang menjadi saksi kunci atas perkara tersebut hingga saat ini tidak jelas rimbanya dimana," ujarnya saat dihubungi Tagar, Sabtu malam, 1 Agustus 2020.

Ferdinand menyoroti pihak KPK yang seolah mendiamkan pemburuan Harun Masiku. Padahal, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu merupakan saksi kunci dari kasus suap tersebut.

"Publik jadi bertanya-tanya ada apa sesungguhnya yang terjadi? Jangan-jangan Harun Masiku sudah benar-benar tidak ada alias tak bernyawa lagi. Karena kalau masih bernyawa, Polri pasti bisa mencari dan menangkapnya," katanya. []

Berita terkait
KPK Perpanjang Masa Cekal Harun Masiku 6 Bulan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memperpanjang masa pencekalan Harun Masiku selama 6 bulan ke depan agar tidak bisa kabur ke luar negeri.
Tanggapi Refly Harun, PDIP: Mulut Perlu Dilockdown
Menanggapi Refly Harun terkait permintaan lockdown, Politisi PDIP Aria Bima lebih memilih agar yang dilockdown adalah mulut.
Dicopot dari Komut Pelindo I, Refly Harun Masuk KSP?
Pencopotan Refly Harun sebagai Komisaris Utama PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) sebagai bentuk pembaharuan dalam tubuh perusahaan.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.