Revolusi Mental Harus Melalui Pendidikan SDM

Revolusi mental harus dilakukan melalui pendidikan yang mementingkan pembangunan kualitas SDM bukan fokus pada kurikulum hafalan.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia terus menyosialisasikan gerakan nasional revolusi mental seperti digelar di Hotel The Sunan Solo. (Foto: Antara/Aris Wasita)

Jakarta - Pengamat sosial Devie Rahmawati mengatakan revolusi mental harus dilakukan melalui pendidikan yang mementingkan pembangunan kualitas manusia (SDM/sumber daya manusa) dibandingkan fokus pada kurikulum hafalan.

"Menurut hemat saya, yang perlu dipikirkan adalah mereformasi kurikulum kita yang lebih mengedapankan kepada kualitas bukan ukuran kuantitas, yang sifatnya hanya hafalan. Kita sering lupa akan kualitas cara berpikir, moral dan sebagainya," ujar akademisi Universitas Indonesia itu ketika dihubungi di Jakarta, seperti dilansir dari Antara, Senin, 14 Oktober 2019.


Menurut hemat saya, yang perlu dipikirkan adalah mereformasi kurikulum kita yang lebih mengedapankan kepada kualitas bukan ukuran kuantitas, yang sifatnya hanya hafalan.


Devie menuturkan pembuktian pembangunan karakter lewat pendidikan akan membutuhkan waktu yang cukup lama, dengan hasilnya baru akan terlihat dalam beberapa tahun ke depan.

Melalui pendidikan dan kurikulum maka rakyat Indonesia akan mendapatkan bahan dan idealisme yang sama, diambil dari sumber yang tidak bertentangan satu dengan lainnya.

Dia meminta agar reformasi kurikulum tersebut akan menekankan kepada praktik pengejawantahan bukan hanya sekedar hafalan akan sesuai yang baik.

Dia mengambil contoh bagaimana murid dapat diajarkan untuk melakukan hak mereka tanpa melanggar hak yang dimiliki oleh orang lain, lewat pendidikan seperti itu maka akan tertanam pesan moral untuk tidak melakukan korupsi yang merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak orang lain.

"Yang paling jelas adalah mengajarkan team work, etos kerja dan kejujuran itu kan harus diuji. Karena jujur tidak bisa dihafalkan, kerja keras tidak bisa dihafalkan," katanya.


Kita sering lupa akan kualitas cara berpikir, moral dan sebagainya.


Tidak hanya perubahan struktur lewat pendidikan, revolusi mental dan karakter juga perlu dilakukan lewat kultur atau budaya lewat keteladanan, ujarnya.

Revolusi karakter lewat kultur bisa dilakukan lewat keteladanan yang dilaksanakan oleh pemimpin negara yang, menurutnya, sudah berjalan baik sejauh ini dengan keteladanan Presiden Joko Widodo dengan perilaku sederhana dan hemat.

Dia mengatakan bahwa setelah dalam periode pertama fokus pembangunan fisik, Presiden sudah mengambil langkah tepat untuk memilih fokus kepada pembangunan karakter manusia dalam periode keduanya.

Tapi, perlu ditekankan hasil revolusi karakter itu tidak akan bisa terlihat dalam waktu dekat karena membutuhkan waktu yang cukup lama melihat hasil nyatanya.

Presiden Joko Widodo dalam periode keduanya 2019-2024 mengatakan akan lebih berfokus kepada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) meski tidak akan meninggalkan usaha membangun infrastruktur, untuk memasuki era revolusi industri 4.0. []

Berita terkait
Kreativitas Seni dan Revolusi Mental Pemuda Siantar
Festival Kampungku yang diselenggarakan oleh Kecamatan Sitalasari, Kota Pematangsiantar, Sumut, jadi ajang unjuk kreativitas seni warga
KKN Revolusi Mental di Sabang
Sebanyak 199 mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Revolusi Mental di Sabang.
Pakar Hukum: Jaksa Agung Gagal Implementasikan Revolusi Mental
Banyak kasus besar yang belum terselesaikan oleh Kejaksaan, pimpinan korps Adhyaksa telah gagal mengimplementasikan revolusi mental.
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.