Respons Soal Kompolnas Pertimbangkan Dugaan Gratifikasi Komjen Agus

Stanislaus Riyanta merespons pernyataan Komisioner Kompolnas Yusuf Warsyim yang menyebut akan pertimbangkan dugaan gratifikasi Agus Andrianto.
Analis Terorisme dan Intelijen, Stanislaus Riyanta. (Foto: Tagar/Dokumen Stanislaus)

Jakarta - Analis Intelijen dari Universitas Indonesia, Stanislaus Riyanta merespons pernyataan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yusuf Warsyim yang menyebut akan mempertimbangkan dugaan gratifikasi Kabaharkam Komjen Agus Andrianto.

Stanislaus mengatakan, laporan dugaan gratifikasi Agus Andrianto, saat menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Utara, sangat sensitif.

Kompolnas sebaiknya mengusulkan calon Kapolri kepada presiden dengan mempertimbangkan track record calon tersebut, jangan sampai ada isu-isu yang bisa menjadi sandungan

Menurutnya, Kompolnas akan benar-benar mempertimbangkan isu tersebut sebagai bahan evaluasi untuk menentukan suksesor Kapolri Jenderal Idham Azis.

"Salah satu (fungsi) Kompolnas adalah mengusulkan calon Kapolri kepada presiden, jika sudah ada pertimbangan dari Kompolnas terkait isu tersebut, maka hal itu akan catatan tersendiri. Saya kira isu tersebut cukup sensitif dan akan menjadi pertimbangan serius," kata Stanislaus kepada Tagar, Minggu, 29 November 2020.

Dia berpandangan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan mendengarkan pertimbangan dari lembaga yang diketuai Menko Polhukam Mahfud Md itu.

"Saya kira Presiden Jokowi akan mendengarkan dan mempertimbangkan Kompolnas," ujarnya.

Lebih lanjut, Stanislaus menyarankan agar Kompolnas mengusulkan nama-nama calon Kapolri dengan mempertimbangkan rekam jejak (track record) terbaik selama di kepolisian.

"Kompolnas sebaiknya mengusulkan calon Kapolri kepada presiden dengan mempertimbangkan track record calon tersebut, jangan sampai ada isu-isu yang bisa menjadi sandungan, mengganggu nama baik, atau bahkan berpengaruh kepada kredibilitas Polri," tuturnya.

"Mengusulkan calon Kapolri yang bersih, berintegritas dan kompeten adalah cara terbaik Kompolnas untuk mendukung Polri lebih profesional," ucap Stanislaus menambahkan.

Sebelumnya, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yusuf Warsyim menegaskan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan seluruh informasi terkait nama-nama suksesor calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis.

Tak terkecuali laporan dugaan gratifikasi Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto, saat menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Utara.

Laporan itu dilayangkan Joko Pranata Situmeang kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis, 5 Maret 2020.

Yusuf mengatakan, laporan tersebut akan menjadi salah satu bahan pertimbangan yang harus menjadi perhatian mereka di Kompolnas.

"Itu salah satu hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh Kompolnas, segala informasi yang dianggap layak menjadi Kapolri harus kita pertimbangkan untuk kita jadikan informasi, apapun itu," kata Yusuf kepada Tagar, di Ruang diskusi, Media Center DPR RI, Gedung Nusantara III, Jakarta, Kamis, 26 November 2020.

Dia berujar, hingga kini Kompolnas belum mengetahui adanya laporan dugaan gratifikasi tersebut terhadap Kabaharkam. Kendati demikian, Yusuf mengaku pihaknya akan menjadikan seluruh informasi yang beredar sebagai bahan pertimbangan mereka.

"Tapi untuk sementara ini, kita belum mengetahui ada laporan-laporan seperti itu terkait nama yang bersangkutan (Agus Andrianto)," ujarnya.

Dia menjelaskan, tugas Kompolnas memberikan pertimbangan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menentukan calon Kapolri yang benar-benar terbaik.

Lebih lanjut, kata dia, informasi positif maupun negatif terhadap nama-nama calon Kapolri yang beredar akan sangat membantu pihaknya menentukan sikap.

"Maka seluruh bahan informasi kita gali dan kumpulkan dari berbagai macam pihak. Sehingga, perjalanan proses pencalonan itu tidak mendapatkan masalah apapun, baik dari berbagai isu dan sebagainya," kata dia.

"Kalaupun ada isu dan sebagainya itu semoga terklarifikasi dan terbantahkan dengan baik melalui informasi yang kita gali," ucap Yusuf menambahkan.[]

Berita terkait
Kans Kabaharkam Jadi Kapolri Dijegal Dugaan Gratifikasi di KPK
Tigor Doris Sitorus menyebut persoalan dugaan gratifikasi Kabaharkam Polri, Komjen Pol Agus Andrianto jadi penghalang baginya jadi Kapolri.
Ada Drama soal Dugaan Gratifikasi Kabaharkam di KPK
Ujang Komarudin beranggapan, masyarakat sudah tidak lagi menanam kepercayaan kepada KPK. Dia menilai, ada drama atas kasus dugaan gratifikasi itu.
KPK Bungkam soal Agus Andrianto, Pengamat: Mati Suri
Ujang Komarudin menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah tidak berdaya menindaklanjuti laporan dugaan gratifikasi Komjen Agus Andrianto.
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi