Respons Kemenlu Soal Virus Corona di China

Kementerian Luar Negeri menanggapi perkembangan virus corona di China, berikut penjelasannya.
Pelaksana tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dan dan Sekretaris Ditjen P2P Kemenkes Ahmad Yurianto. (Foto: Tagar/Moh Ainul Yaqin)

Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan 243 Warga Negara Indonesia (WNI) yang sekarang sedang berada di China tidak ada yang terinfeksi virus  virus corona atau 2019 Novel Coronavirus (2019-nCov) di negara tersebut. 

"Jumlah WNI yang tinggal di karantina 243, mayoritas mahasiswa tersebar di Wuhan dan sekitarnya. Saat ini WNI tersebut baik, sehat dan tidak ada yang terjangkit 2019 nCov (virus corona)," ujar Plt Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah di Kemenlu, Senin, 27 Januari 2020. 

Berdasarkan komisi kesehatan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) pada 26 Januari 2020 pukul 13.48, pasien terinfeksi 2762 orang, pasien terduga terinfeksi 5.764, pasien meninggal 80 orang dan wilayah terjangkit 29 provinsi dari 31 provinsi.   

"Mereka tersebar di Wuhan, Xianning, Jhingzou, Shuang Xi, Xiangyang, dan Xian," ucap Teuku Faizasyah. 

Dia mengatakan Pemerintah China telah melakukan kebijakan untuk mengkarantina sejumlah wilayah terdampak virus tersebut di kota Wuhan, Provinsi Hubei, termasuk beberapa WNI itu. 

"Pemerintah RRT telah melakukan kebijakan karantina 15 kota, termasuk kota Wuhan di Provinsi Hubei," kata dia. 

Bijak menyaring informasi terkait wabah virus 2019 nCov

Faizasyah menegaskan pihaknya sudah melakukan upaya komunikasi dan koordinasi dengan perwakilan pemerintah Indonesia di China. Hal itu bertujuan mengurangi sejumlah kemungkinan yang buruk terjadi di sana. 

"Kemlu RI, KBRI Beijing dan perhimpunan pelajar Indonesia di Tiongkok telah membangun jalur komunikasi Wechat untuk berkomunikasi dan memonitor, membangun keadaan WNI dan memberikan bantuan yang diperlukan. KBRI Beijing telah mengupayakan bantuan logistik bagi WNI yang berada di wilayah karantina," tuturnya. 

Selain itu, Kemenlu juga menjalin komunikasi dengan otoritas RRT guna merancang secara detail upaya tambahan yang perlu diambil dalam rangka penanganan virus corona tersebut. 

"Membahas tentang kondisi terkini dan langkah-langkah koordinasi dengan otoritas RRT mengenai opsi yang ada, termasuk evakuasi WNI. Komunikasi juga dilakukan dengan perwakilan asing di RRT yang kemudian akan mengambil opsi serupa," ujarnya. 

Faizasyah meminta WNI yang berada di China untuk meningkatkan kehati-hatian dan menjaga stamina, kesehatan dan kebersihan lingkungan. Termasuk menggunakan masker, menghindari keramaian, serta terus menjalin komunikasi dengan perwakilan RI terdekat.

"Bagi WNI yang tinggal di wilayah karantina, segera melaporkan diri ke perwakilan RI terdekat atau online melalui porta Peduli WNI," kata Faizasyah.

Menghindari bahaya virus corona, dia mengimbau kepada seluruh masyarakat yang berada di Indonesia untuk mempertimbangkan kembali rencana untuk bepergian ke China. Bahkan, masyarakat diminta tidak mudah percaya dengan informasi yang simpang siur.

"Imbauan bagi WNI yang berada di dalam negeri agar mempertimbangkan kembali rencana kunjungan ke RRT serta bijak menyaring informasi terkait wabah virus 2019 nCov. Selalu merujuk informasi resmi pemerintah Indonesia, antara lain kemenlu, kemenkes," kata dia. [] 

Baca juga:

Berita terkait
100 RS di 31 Provinsi untuk Penderita Corona
Presiden Jokowi tengah melakukan antisipasi pencegahan Virus Corona di Indonesia, salah satunya memperketat bandara.
Ikatan Dokter Indonesia soal Virus Corona di Wuhan
Penjelasan lengkap Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia tentang virus corona dari China yang menyebar ke seluruh dunia. Penting diketahui semua.
Peran Imigrasi Sumsel Mencegah Masuknya Virus Corona
Mencegah masuknya virus corona ke Sumatera Selatan, Imigrasi ikut berperan melakukan deteksi dini bagi para pendatang.
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"