Serang - Dampak wabah virus corona atau Covid-19 di Indonesia memengaruhi perekonomian rakyat. Imbauan work from home memang ada baiknya, namun di lain sisi membuat warga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Hal tersebut dialami Hasan (22) dan Pinka (19), yang bermukim di Kampung Kedung Desa Cipete, Kecamatan Curgug, Kota Serang, Banten.
Hasan menceritakan, sebelum dia mendapat pemutusan hubungan kerja (PHK), dirinya sempat mengadu nasib di Jakarta, dengan bekerja menjadi buruh di sebuah perusaan konveksi.
Ya (karena tidak punya biaya) belum saya bawa ke dokter
Dia menjelaskan ihwal perusahan tempat kerjanya mesti mem-PHK dirinya lantaran mengalami kesulitan finansial, ikut terpukul pandemi Covid-19.
Baca juga: Bamsoet Bicara PHK di Masa Pandemi Virus Corona
“Sudah sebulan ini saya memutuskan untuk pulang kampung tinggal bersama Pinka (istrinya). Kalau harus bertahan di sana biaya hidup dan kontrakan mahal, karena sudah tidak ada pekerjaan,” kata Hasan kepada Tagar, Sabtu, 4 April 2020.
Pria yang baru memasuki kepala dua itu mengaku sudah sebulan ini getol mencari pekerjaan. Namun, nasib baik tak kunjung menghampiri, karena belum ada satu pun perusahaan yang menerimanya.
Akibat tidak memiliki penghasilan tetap, pasutri itu hanya bisa berpasrah diam diri di rumah sambil bedagang ala kadarnya. Sementara anak semata wayangnya yang baru berusia empat bulan saat ini dalam kondisi kurang sehat.
“Sejak dua bulan masih menganggur, sudah mencari kerjaan kemana-mana. Sekarang lagi coba usaha untuk jualan kopi dan es, paling tiga hari. Ini (anak) lagi batuk dan pilek. Ya (karena tidak punya biaya) belum saya bawa ke dokter," ucapnya dengan tertunduk lesu.
Mendapat informasi mengenai kesulitan yang dialami Hasan dari pesan WhatsApp, Relawan Milenial Banten Berbagi (MBB) langsung berinisiatif mendatangi kediaman Hasan dan Pinka. Mereka mengecek kebenaran kabar tersebut dan langsung memberikan bantuan donasi yang telah terkumpul dari para dermawan.
Baca juga: Pengusaha Sarung Tegal: Kalau PHK, Mereka Makan Apa
Kepada tim MBB, Pinka membenarkan bahwa sejak pandemi corona melanda suaminya terpaksa harus dirumahkan oleh perusahaan.
Koordinator Milenial Banten Baerbagi (MBB) Maskur mengatakan donasi yang dilakukan MBB sebagai bentuk keprihatinan dan solidaritas untuk sesama.
Menurutnya, wabah corona tidak hanya berdampak secara medis, akan tetapi menyeret persoalan ekonomi dan psikologi sosial.
“Kita coba turun tangan untuk sedikit meringankan saja. Harapannya pemerintah yang punya sumber daya lengkap bisa cepat melihat situasi ini,” katanya.
Pegiat Journalit Lecture ini mengatakan donasi dan pendistribusian bantuan akan terus konsisten dilakukan sampai kondisi membaik.
Dia mengimbau seandainya ada masyarakat yang hendak membantu, bisa menyalurkan bantuan melalui melalui transfer via BRI atas nama: Ahmad Hipni (No.Rek: 4847-01-015580-530), atau dapat dijemput langsung di rumah para dermawan oleh tim MBB. []