Rektor ITB Pernah Nyatakan Setuju Otonomi Bagi SBM ITB Saat Kampanye

Salah satu Pendiri SBM ITB meminta Rektor mengingat kembali pernyataannya yang menyetujui otonomi bagi sekolah bisnis dan manajemen SBM ITB.
Gedung Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB). (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Salah satu Pendiri SBM ITB sekaligus Anggota Forum Dosen SBM ITB Prof Sudarso Kaderi Wiryono, meminta Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Reini Wirahadikusumah mengingat kembali pernyataannya yang menyetujui otonomi bagi Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB. 

"Bahkan yang bersangkutan menyetujui otonomi sejenis juga diterapkan di Sekolah, Fakultas lain di ITB. Pernyataan itu dikatakan Reini saat acara debat calon rektor akhir tahun 2019," ujar Prof Sudarso Kaderi Wiryono dalam keterangan tertulis, Sabtu, 12 Maret 2022.

Sudarso Kaderi Wiryono mengatakan, saat debat calon Rektor, Reini menilai, apa yang didapatkan pendidik dan tenaga kependidikan SBM ITB setimpal dengan upaya besar yang berikan untuk mahasiswa


Agar SBM ITB dapat berkembang lebih cepat dengan kualitas kelas dunia, maka Rektor ITB saat itu memberikan keleluasaan (otonomi) dan fleksibilitas kepada SBM ITB.


Oleh karena itu, Sudarso menilai tepat jika Rektor memberikan otonomi kepada SBM ITB. Anggaran pengembangan dan operasional untuk mempertahankan standar international SBM pun harus tetap mengacu pada kesepakatan sebelumnya.

"Otonomi memberi keleluasaan untuk masing-masing fakultas dan sekolah bisa lebih inovatif, dan lincah dalam mengembangkan diri. Oleh karenanya di lingkungan intelektual yang dinamis dan heterogen seperti di ITB, sentralisasi sudah tidak relevan," ujar Sudarso.

Ia mengatakan, rektor ITB pada 2003 memiliki pemikiran yang jauh ke depan dan melihat pentingnya mendirikan sekolah bisnis dan manajemen yang dapat memberi nilai tambah bagi ITB. 

"Agar SBM ITB dapat berkembang lebih cepat dengan kualitas kelas dunia, maka Rektor ITB saat itu memberikan keleluasaan (otonomi) dan fleksibilitas kepada SBM ITB," ucapnya.

Dengan adanya otonomi, para pendiri, dosen, dan tendik SBM ITB bisa secara inovatif dan gesit mendirikan dan mengelola SBM ITB sehingga pada usia yang ke-18 mendapatkan akreditasi internasional AACSB.

Dengan memiliki otonomi pula, menurut Sudarso, SBM ITB telah membantu pemerintah menghemat devisa. Hal itu karena pada awal 2000-an, ribuan calon mahasiswa dari keluarga menengah ke atas sekolah ke luar negeri, seperti ke Australia, USA dan sebagainya. 

Jumlah mahasiswa SBM ITB saat ini sudah mencapai 4.000an orang, jauh berkembang dibandingkan awal berdiri sekitar 300 mahasiswa. Dengan hadirnya SBM ITB, mereka memiliki pilihan kuliah di dalam negeri dengan kualitas layanan dan fasilitas standar internasional.  []

Berita terkait
ITB: Kegiatan Akademik dan Penerimaan Mahasiswa Baru Tetap Berjalan
Sementara, terkait informasi mogoknya dosen SBM ITB untuk mengajar. Menurutnya saat ini ITB tetap melakukan seluruh upaya terbaik.
Pernyataan ITB Terkait Sekolah Bisnis dan Manajemen
Menurutnya, sejak hampir genap dua tahun terakhir, ada dua hal utama yang sedang dibenahi secara internal ITB.
Temuan BPK: Penganggaran Belanja SBM ITB Tidak Diatur Secara Jelas
Permasalahan tersebut muncul karena MWA ITB belum mengatur mengenai sistem ekonomi yang berlaku sesuai dengan amanat PP Statuta.