Jakarta - Terjadi kemelut antara Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dan Rektorat ITB. SBM ITB menuntut otonomi pengelolaan manajemen. Sementara Rektorat ITB menyatakan swakelola dan otonomi di SBM tidak sesuai statuta ITB dalam Peraturan Presiden nomor 65 tahun 2013.
Berikut ini wawancara tertulis dengan Prof Jann Hidajat dari Forum Dosen SBM ITB, Kamis, 10 Maret 2022.
Apakah seluruh Dosen SBM ITB tergabung di Forum Dosen ITB? Jika tidak, berapa persen yang join?
Kami percaya semua dosen SBM satu hati dengan Forum Dosen SBM ITB. Kalaupun ada yang lebih aktif dibanding yang lain, itu lebih karena karakteristik pribadi dan dinamika di dalam kelompok.
Apa saja temuan BPK dari hasil audit yang dianggap bukan praktik yang tepat?
Kami tidak berwenang mengomentari hal tersebut, karena hal itu dinyatakan oleh Rektor. Kami yakin bahwa apa pun hasil audit BPK tujuannya adalah untuk perbaikan dan pengembangan institusi. Oleh karena itu, tidak lah masuk akal apabila temuan BPK dijadikan sebagai alasan pencabutan swakelola.
Apa benar ada pembayaran uang kuliah lewat third party, baru masuk ke rekening ITB? Jika ya, apakah itu praktik yang tepat? Biasanya di sekolah atau kampus, mahasiswa setor langsung uang kuliah ke kampus.
Pasti tidak ada.
(Dari penelusuran Tagar, ditemukan bahwa mahasiswa Program The Strategic Marketing Executive MBA (SMEMBA) SBM ITB membayar uang kuliah lewat Markplus, tidak langsung ke rekening ITB).
Masalah utama bukan masalah bayaran. Ketika azas swakelola dicabut maka banyak program dan operasionalisasi SBM ITB menjadi terhambat.
Forum Dosen SBM ITB. (Foto: Tagar/FD SBM ITB)
Guru dan Dosen itu kan pengabdian, bukan semata soal duit saja. Mengapa akhirnya mahasiswa yang dikorbankan?
Guru dan Dosen itu juga adalah kalangan profesional, dan mereka menjalankan tugas-tugas mendidik, meneliti, dan mengabdi. Hal itu tetap dilakukan oleh dosen SBM sampai saat kami menyampaikan aspirasi. Adapun operasional SBM ITB yang kami jalankan tidak seperti biasanya, lebih sebagai upaya kami mengkomunikasikan aspirasi tersebut. Yakinlah, dosen SBM ITB tetap berkomitmen tinggi terhadap profesinya dan sangat sayang kepada mahasiswanya.
Sebenarnya dosen SBM tidak dibayar sama sekali dalam 2 bulan atau dibayar tapi terjadi penurunan salary?
Masalah utama bukan masalah bayaran. Ketika azas swakelola dicabut maka banyak program dan operasionalisasi SBM ITB menjadi terhambat sehingga tidak lagi bisa dijalankan untuk mempertahankan standar internasional yang sudah kami dapatkan melalui akreditasi AACSB, dimana hanya 5 % sekolah bisnis di dunia yang mendapatkannya.
Mengapa Forum Dosen SBM ITB membuat spanduk 'SBM ITB tidak lagi menerima mahasiswa baru' Bukankah ini justru merusak citra SBM ITB sendiri?
Hal itu adalah merupakan konsekuensi dari pencabutan azas swakelola, di mana SBM ITB tidak mungkin lagi menjalankan standar internasional yang sudah dijanjikan dan dilakukan secara konsisten selama ini.
***
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto mengatakan swakelola dan otonomi di SBM tidak sesuai statuta ITB dalam Peraturan Presiden nomor 65 tahun 2013. Hal ini merujuk hasil audit Badan Pengawas Keuangan (BPK) pada 31 Desember 2018.
Hasil audit BPK selengkapnya baca Temuan BPK: Penganggaran Belanja SBM ITB Tidak Diatur Secara Jelas
Baca juga
- Konflik, SBM ITB Tidak Beroperasi Seperti Biasa
- ITB: Kegiatan Akademik dan Penerimaan Mahasiswa Baru Tetap Berjalan
- Pernyataan ITB Terkait Sekolah Bisnis dan Manajemen
