Rapid Test di Aceh Tak Cukup Periksa 25 Ribu Warga

Pemerintah Aceh berencana melakukan pemeriksaan rapid test terhadap 25 ribu masyarakat. Namun, sampai hari ini di Aceh masih kekurangan alat.
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah (dua dari kanan) saat menyampaikan keterangan dalam jumpa pers di RSUDZA Banda Aceh, Aceh, Rabu, 8 April 2020. (Foto: Tagar/Rahmat Fajri)

Banda Aceh - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mengatakan Pemerintah Aceh berencana melakukan pemeriksaan rapid test terhadap 25 ribu masyarakat. Namun, sampai hari ini di Aceh masih kekurangan alat.

"Kalau 0,5 persen dari 5 juta itu sekitar 25 ribu orang. Masalahnya bahan rapid test nya kita belum dapat sebanyak itu, tapi kalau sudah dapat kita langsung lakukan skema rapid test nya," kata Nova saat menggelar konferensi pers di Poliklinik RSUD Zainal Abidin Banda Aceh, Rabu, 8 April 2020.

Nova menyebutkan, Aceh juga belum memiliki cairan raegen untuk melakukan swab tes melalui laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR). Bahan kimia harus di pesan dari Jerman. Tetapi yang menjadi persoalan saat ini adalah distributor cairan itu hanya ada satu di Indonesia, yakni di Jakarta.

"Ada satu cairan untuk bisa melakukan tes itu. Kalau kita pesan ke Kemenkes menggunakan distributor yang sama, kita pesan ke distributor itu, jadi nya tetap juga menunggu dari Jerman," ucapnya.

Kalau ada yang positif maka langkah selanjutnya adalah mengkonfirmasi hasil rapid test dengan PCR. Nah, lab untuk itu kita sudah punya sejak dua minggu yang lalu.

Nova mengatakan, jika cairan reagen itu tersedia, maka Aceh dapat langsung melakukan pemeriksaan lanjutan melalui laboratorium PCR yang sudah dimiliki Aceh saat ini.

"Kalau ada yang positif maka langkah selanjutnya adalah mengkonfirmasi hasil rapid test dengan PCR. Nah, lab untuk itu kita sudah punya sejak dua minggu yang lalu. Satu di Unsyiah, satu di Lambaro Aceh Besar, milik Kemenkes," ujarnya.

Nova menegaskan, Pemerintah Aceh sudah mempersiapkan berbagai hal dalam melakukan langkah pencegahan dan penanganan Covid-19 di Aceh.

"Jadi saya yakin persiapan sudah, kecuali hal yang ngak mampu kita lakukan, kita tiap hari lakukan upaya itu dengan berbagai jalur," tutur Nova.

Dalam kesempatan ini, Nova juga menuturkan, dalam waktu dekat ini bakal ada rapat koordinasi dengan Bupati/Wali Kota se Aceh dan Forkopimda, untuk membahas wacana Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta pengkondisian menjelang Ramadhan.

"Kita akan evaluasi apa yang sudah, kemudian merumuskan apa yang akan kita lakukan, mengaitkan dengan aktifitas masyarakat Aceh menjelang Ramadhan," kata Nova. []

Berita terkait
Ekspor Ikan Macet, Nelayan Aceh Berhenti Melaut
Nelayan di Provinsi Aceh berhenti melaut karena ekspor ikan ke luar daerah atau luar negeri dihentikan akibat virus corona.
Tak Takut Corona, Warga Aceh Berkerumun di Warkop
Warga di Kota Banda Aceh, Aceh masih tetap ramai di warung kopi meski kondisi daerah sedang dilanda virus corona atau Covid-19.
Rapid Test, Dokter di Aceh Positif Terjangkit Corona
Seorang dokter yang bekerja di Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) Kabupaten Aceh Utara, Aceh positif mengidap virus corona atau Covid-19.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.