Jakarta - Anggota Komisi VI DPR Fraksi PKS Rafli Kande belakangan jadi sorotan menyusul idenya menjadikan ganja sebagai komoditas ekspor Indonesia. Usulnya itu dianggap kontroversial dan memicu pro kontra.
Usulan Rafli merupakan cerminan keprihatinan PKS untuk mengurangi angka kemiskinan di Aceh. Disampaikan saat rapat kerja antara Komisi VI DPR dengan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto pada Kamis, 30 Januari 2020
Rafli diketahui memang perhatian terhadap warga Aceh. Tak hanya karena kelahiran Tanah Rencong, Rafli menjadi anggota DPR berasal dari daerah pemilihan (dapil) Nangroe Aceh Darussalam I
Pria kelahiran 1 Agustus 1967 ini memang menghabiskan sebagian besar hidupnya di tanah kelahirannya di Aceh. Dia menempuh pendidikan SD hingga jenjang diploma di Tanah Rencong, dan sempat bekerja sebagai guru pada 1994 sebelum akhirnya memilih fokus berkarier sebagai musisi pada 1997.
Di industri musik, Rafli beberapa kali bereksperimen dengan beragam genre dari mulai pop hingga rock. Bakatnya dalam musik rock dia tunjukan lewat berbagai festival. Bahkan Rafli pernah menjuarai salah satu festival musik rock bergengsi se-Aceh pada 1991.
Jenuh dengan aliran musik pop dan rock, atas kecintaannya terhadap tanah kelahiran, Rafli mencoba mengembangkan bakat seni tradisonal. Hingga pada akhirnya membentuk sebuah grup musik bernama KanDe. Bersama KanDe, Rafli gencar mempopulerkan musik tradisonal Aceh lewat lagu-lagunya yang penuh dengan pesan sosial yang sebagian terinspirasi dari konflik di era Gerakan Aceh Merdeka (GAM), suatu organisasi separatis dengan tujuan agar Aceh lepas dari NKRI.
Karya-karyanya bersama KanDe pun mendapat sambutan dan apresiasi dari berbagai kalangan dan pecinta musik. Kande sempat tampil di beberapa festival musik besar di Indonesia seperti, Java Jazz (2006), Solo Etnis Musik (2007), Festival Salam Musik Sufi di London (2006), Jakarta Melayu Festival (2014), dan Muzika Nusantara, Malaysia (2015). Bahkan salah satu lagunya yang berjudul "Ibu" dipilih sebagai soundtrack dalam film "Hafalan Shalat Delisa (2011)".
Darah seni Rafli diwariskan oleh sang ayah, Muhammad Isa, yang juga seorang seniman di Aceh.
Baru pada 2014, Rafli mulai aktif berpolitik. Dia sempat menjabat sebagai Anggota DPD periode 2014-2019. Di tahun 2019, Rafli menjadi Anggota DPR fraksi PKS dapil Nangroe Aceh Darussalam I. []