Padang - Sebanyak 22 orang Warga Negara Asing (WNA) ditolak memasuki wilayah Sumatera Barat (Sumbar) sepanjang 2019. Penolakan itu dilakukan Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang di Bandara Internasional Minangkabau (BIM).
Dipulangkan langsung. Secara hukum internasional sebenarnya penanggungjawab (pemulangan) adalah pihak penerbangan yang membawa WNA ini
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang, Elvi Sahlan, mengatakan angka penolakan tahun ini meningkat dari dari tahun sebelumnya. Di 2018, pihaknya hanya menolak 15 orang WNA.
"Banyak faktor yang mengakibatkan kami melakukan upaya penolakan WNA masuk ke Sumbar. Salah satunya tidak memenuhi syarat, karena WNA datang sebagai wisata tapi penanggungjawab tidak ada," katanya, Selasa 31 Desember 2019.
Menurut Elvi Sahlan, pihaknya memiliki beberapa mekanisme terkait tujuan kunjungan WNA yang mencoba masuk wilayah Indonesia. Seperti masa berlaku paspor yang digunakan sebagai syarat wajib bagi pelancong.
"Mekanisme secara internasional, WNA ini paspor sudah lewat masa tenggang selama enam bulan. Ada juga paspor rusak. Bahkan WNA yang datang ke Indonesia tujuan tidak jelas, kami berhak melakukan penolakan," katanya.
Puluhan WNA yang ditolak masuk Sumbar itu mayoritas berasal dari Malaysia dan China. Disusul Thailand, Bangladesh, Australia hingga Amerika Serikat. WNA itu kemudian langsung dipulangkan kembali.
"Dipulangkan langsung. Secara hukum internasional sebenarnya penanggungjawab (pemulangan) adalah pihak penerbangan yang membawa WNA ini," katanya.
Pihaknya akan terus maksimalkan pengawasan dan perketat WNA yang masuk ke wilayah Sumbar apabila menyalahi aturan. Kantor Imigrasi Kelas I TPI Padang juga telah memiliki Tim Pengawasan Orang Asing (Tim PORA).
"Kami dalam pengawasan ada tertutup dan terbuka. Tim PORA juga melibatkan instansi samping di dalamnya," tuturnya. []
