PSK Jalanan Bisa Jadi Pretty Woman di Semarang

Siapa bilang PSK jalanan tak bisa naik kelas. Bermodal wajah manis dan pelayanan, Asih jadi Pretty Woman untuk tamu hotel berbintang di Semarang.
PSK yang biasa mangkal di jalanan Kota Semarang kerap di-booking tamu hotel berbintang. Penghasilan meningkat seiring peningkatan kelas sosial layanan seks mereka. (Foto: pixabay/Gerd Altmann)

Semarang - Pekerja seks komersial (PSK) jalanan di Kota Semarang bisa mendapat penghasilan lebih ketika mendapat tamu yang tak tahu kebiasaan mangkal mereka. Ibarat film Pretty Woman, ia naik kelas menjadi PSK kelas atas dengan bayaran mahal.  

Secuil kisah dari Asih dan makelarnya, Harno, keduanya bukan nama sebenarnya, mengungkap tabir lika-liku bisnis esek-esek di Semarang. Menjadi penanda gemerlap layanan seks di Ibu Kota Jawa Tengah ini tak pernah redup, meski Sunan Kuning jauh hari sudah ditutup.   

Hotel bintang empat di pusat kota Semarang itu tampak megah dan mewah. Asih masuk ke dalam dan langsung disambut kesejukan air conditioner dan bau harum.

Tampak sadar, perempuan 26 tahun itu tersenyum antara malu dan tersanjung, seperti orang miskin yang masuk ke rumah orang berada. Ia memakai jaket jeans pudar, menutup sebagian kaos ketatnya yang tampak kekecilan di bagian dada. 

Celana pendek Asih memperlihatkan paha mulusnya yang berwarna coklat muda. Paha itu tampak mengkilap oleh sapuan lotion murahan. Alas kakinya yang tanpa hak, menjadikan penampilannya lebih alami. Sealami make up di wajah yang memang sudah manis tanpa bedak. 

Paha Asih yang membawa imajinasi liar dari kaum hawa itu membuat beberapa tamu hotel yang duduk di lobi melirik ke arahnya. Asih menyapu pandangan ke arah mereka.

Perempuan bertinggi sedang itu berjalan menyeberangi lobi menikmati setiap langkahnya. Setiap tatapan yang lebih lama dari sepuluh detik, baginya berarti sebuah awal yang menjanjikan.

Saya disuruh menemui Pak Alex di kamar 78.

Biasanya setelah mereka penasaran dengan Asih, Harno, petugas keamanan hotel yang tadi mempersilahkannya masuk akan menjadi sasaran pertanyaan. Dan Harno bisa menjawab dengan ramah.

“Selamat malam Mbak, ada yang bisa kami bantu?” ujar resepsionis berbaju modis dan elegan. Tampaknya dia tahu kalau Asih bukan tamu baik-baik, sehingga dia bersikap antara ramah dan kaku. “Saya disuruh menemui Pak Alex di kamar 78,” kata Asih dengan logat lugu.

“Mohon ditunggu,” ucapnya. Resepsionis menekan nomer kamar dan melirik Asih dengan tatapan seperti mengatakan,"Cepat kau enyah dari lobiku yang terhormat ini."

Dia mengkonfirmasi dengan Alex yang disambut dengan positif di seberang sana. Sesaat setelah telepon diletakkan, dia memanggil bell boy yang berdiri tidak jauh darinya dan meminta tolong untuk mengantarkan Asih ke lift.

PSK Jalanan3Kawasan Simpang Lima, salah satu pusat keramaian di Semarang yang banyak bertebaran hotel berbintang. (Foto: Tagar/Budi Utomo)

Saat pintu lift terbuka, Asih masuk dan bell boy hanya menjulurkan setengah badannya ke dalam lift. Dengan sigap dia mengeluarkan kartu dan menempelkannya ke tombol lift dan menekan lantai kamar hotel yang menjadi tujuan. Setelah dirasa beres, bell boy itu beringsut ke tempatnya berdiri tadi.

Asih, meski berasal dari pesisir utara Jawa namun sudah beberapa kali datang ke hotel mewah itu. Tapi seperti malam-malam sebelumnya, ia masih saja takjub dengan kecanggihan sistem keamanan di hotel itu. Bahkan untuk naik lift saja butuh kartu khusus, batinnya.

Dalam hati dia tertawa membandingkan kecanggihan tempat itu dengan hotel murah yang lebih sering dia datangi dengan teman kencannya. Siapa saja bisa hilir mudik di depan kamarnya.

Tarif hotel murah yang bertebaran di sekitar stasiun Poncol itu berkisar antara Ro 50 ribu sampai Rp 200 ribu, tergantung dia mau short time atau bermalam.

Setelah sampai di lantai yang dikehendaki, Asih keluar dari lift dengan hati berdebar-debar melihat keindahan ruangan di lantai itu dari atas sampai bawah. Atapnya, dindingnya, karpet terbalnya, dan berbagai hiasan di sana membuatnya menyunggingkan senyum senang.

Dia tidak ingin tergesa-gesa melewati koridor lantai itu. Pandangannya mengurutkan nomer yang tertera di kamar hotel. Di depan kamar Alex, dia menekan bel. Terdengar suara lembut bunyi bel di dalam ruangan. 

Asih menarik napas. Sesosok wajah bulat dengan kumis tebal dan pandangan mengantuk muncul dari pintu. Rambutnya basah dan romannya segar. Tampaknya dia habis mandi dulu sebelum menemui tamu yang dipesan.

Alex tidak tampan, tapi Asih sudah lama tidak memperdulikan hal itu. Kalau Alex bersikap ramah dan memberinya dengan bayaran setimpal sudah sangat istimewa bagi perempuan itu.

Banyak orang gila dan brutal dalam kehidupan malam yang harus dijalani Asih dan dia tidak ingin banyak menuntut yang terbaik dari penikmat jasa tubuhnya. Bagi dia, bisa bertemu orang normal saja merupakan sebuah anugerah.

Asih tersenyum ramah kepada Alex dan mengucapkan salam sambil mengerling manja. Dua jam bersama Alex akan membuat hidupnya dalam seminggu ke depan menjadi sangat menyenangkan.

Bahkan kalau bisa membuat malam Alex menjadi salah satu malam yang paling indah dalam hidupnya, mungkin dia bisa mendapatkan kejutan yang jauh lebih indah.

Alex mempersilahkan tamunya masuk. Dia tidak tahu kalau Asih adalah PSK yang biasa mangkal di pinggir jalan.

Seperti Pretty Woman

PSK jalanan2Poster film Pretty Woman, mengisahkan percintaan PSK jalanan dengan orang kaya. (Foto: IMDB)

Adalah Harno, petugas satuan pengamanan (satpam) hotel yang memanggil Asih ke hotel mewah tersebut. Seringkali apabila tamu hotel butuh teman tidur, satpam yang mencarikan karena mereka bertugas di bagian luar.

“Tentu saja tamu mintanya cewek kelas tinggi karena mereka menginap di hotel bintang lima, tapi kalau semua cewek seperti itu sudah di-booking, biasanya aku carikan yang biasa mangkal di sekitar Poncol,” ujar Harno kepada Tagar, akhir Februari 2020.

Pria kekar tersebut menyatakan meskipun mangkal di jalan, tapi penampilan mereka tidak kumal atau murahan. Setidaknya masih pantas masuk ke hotel berkelas. Jadi tidak mengecewakan tamu hotel yang memesan perempuan itu.

“Rata-rata waktu aku samperin untuk di-booking oleh tamu hotel sini mereka langsung senang. Tarif mereka yang biasanya sekitar Rp 200 ribu, bisa dibayar tiga kali lipat, bahkan lebih kalau di sini. Seperti film Pretty Woman itu,” ujar Harno menyebut film yang melambungkan nama aktris Hollywood Julia Robert itu.

Pretty Woman adalah film tahun 1989 yang mengangkat tema cerita Cinderella dalam versi modern. Film ini berkisah tentang pria tampan dan kaya, Edward Lewis (diperankan aktor Richard Gere) yang mencari teman kencan perempuan yang berprofesi sebagai pelacur jalanan Vivian Ward. Julia Robert memerankan tokoh Vivian dengan sangat bagus. 

Tamu butuh cewek, aku carikan cewek. Beda kelas, itu bukan masalah besar. Yang penting rasanya sama.

Gegar budaya saat Vivian masuk ke dalam kehidupan mewah Edward memancing adegan lucu dan menyentuh. Setelah beberapa saat bersama dan menemui berbagai rintangan, dua insan dari kehidupan yang jauh berbeda itu benar-benar jatuh cinta.

Harno menyangkal kalau tindakannya itu termasuk penipuan karena apa yang dibutuhkan tamu tidak beda jauh dengan yang dia bawa. “Tamu butuh cewek, aku carikan cewek. Beda kelas, itu bukan masalah besar. Yang penting rasanya sama,” ujar Harno sembari terkekeh.

Sejauh ini, tidak ada tamu Harno yang komplain tentang cewek yang dia bawa. Itu berarti memang pelayanan mereka termasuk istimewa. “Bahkan, kadang-kadang mereka tidak hanya diajak menginap saja, tapi juga menemani seharian di hotel, diajak sarapan dan jalan-jalan ke mal. Ada juga yang diajak jalan-jalan ke luar kota,” kata dia.

Harno justru mengklaim jika kebanyakan cewek panggilan kelas tinggi lebih berorientasi ke uang daripada pelayanan. Meskipun tidak semua begitu.

Kembali ke Asih yang sedang menemui Alex tadi. Setelah sekitar tiga jam, perempuan itu turun ke lobi dengan wajah lebih segar. Dari kejauhan dia melihat Harno dan tersenyum. 

Saat keluar pintu, Asih memberikan tips pada satpam itu. Jumlahnya cukup lumayan, Rp 200 ribu. “Itu dari saya mas,” ujar Asih setengah berbisik. Harno berdebar-debar. Berarti masih ada yang lain. 

“Dan ini dari pak Alex. Dia bilang njenengan (Anda) pintar cari cewek yang jos,” ucap Asih dengan lirikan nakalnya.

Malam itu, dengan hanya bermodal perantara saja, Harno sudah mengantongi Rp 500 ribu. []

Baca juga: 

Berita terkait
Misteri PSK Barter Sabu-sabu Hingga Hamil di Aceh
Prostitusi dengan cara membarter Pekerja Seks Komersial (PSK), dengan narkotika jenis sabu-sabu sudah menjadi rahasia umum di Provinsi Aceh.
Cerita PSK Aceh, Barter Layanan dengan Sabu-sabu
Transaksi barteran layanan seksual dengan sabu-sabu masih sangat menyebar luas di Aceh.
Motif Penjualan PSK ABG di Padang Pariaman Terkuak
Polisi meringkus pasangan suami-istri (pasutri) yang diduga menjual ABG tanggung kepada lelaki hidung belang di Padang Pariaman.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.