Yogyakarta - PSIS Semarang memiliki keyakinan tersendiri terkait nasib kompetisi Liga 1 2020. CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi optimis Liga 1 akan bisa bergulir kembali selepas pilkada serentak pada 9 Desember mendatang.
"Sejarah membuktikan, saat pilkada akan sangat sulit berjalan bareng dengan sepak bola. Selama ini, pilkada tidak serentak dan klub yang kotanya sedang pilkada pasti tidak akan dapat izin. Apalagi kalau pilkada berjalan serentak," kata Yoyok Sukawi dalam Webinar bertema Kompetisi, antara Bisnis dan Kemanusiaan oleh Jurnalis Olahraga Yogyakarta (JOY), Sabtu, 17 Oktober 2020.
Keyakinan Yoyok juga dikuatkan dengan pernyataan pihak kepolisian sebelumnya, bahwa Polri tidak akan memberikan izin untuk sepak bola hingga Desember 2020. Sebab waktunya bersamaan dengan perhelatan Pilkada 2020.
Untuk biaya operasional PSIS sampai dengan pengumuman kompetisi ditunda hingga November adalah sebesar Rp 7,5 miliar.
Sementara terkait masih belum jelasnya nasib kelanjutan Liga 1 2020, Yoyok Sukawi terang-terangan menyebut pihaknya sudah mengeluarkan dana sekitar Rp 7,5 miliar. Dana itu untuk membiayai tim hingga saat ini, namun akhirnya kompetisi ditunda hingga November mendatang.
"Untuk biaya operasional PSIS sampai dengan pengumuman kompetisi ditunda hingga November adalah sebesar Rp 7,5 miliar," ucap Yoyok.
Biaya operasional meliputi beragam kebutuhan pembiayaan tim. Di antaranya mulai dari gaji pemain, sewa apartemen hingga sewa mobil untuk para pemain asing.
Biaya sebesar Rp 7,5 miliar itu disebutnya adalah bukan kecil jumlahnya. Terlebih mengingat kondisi saat ini yang tengah dalam masa pandemi Covid-19.
Oleh karenanya, pria yang juga tercatat sebagai anggota DPR RI pada komisi X ini mengatakan tim diliburkan saat ini sambil menanti kepastian kelanjutan kompetisi.
Ditanya mengenai sejumlah opsi yang disiapkan terkait penyelenggaraan Liga 1 2020, Yoyok tegas memastikan semuanya tidak ideal.
"Semua tim saat ini dalam kondisi remuk redam. Kompetisi yang ditawarkan saat ini semua tidak ideal. Kompetisi dilanjutkan juga akur (hancur)," sebutnya.
Kondisi tak kondusif tersebut disebutnya berlaku baik jika kompetisi penuh, dibagi dalam dua grup, atau juga digelar dengan sistem home tournament. "Tapi setidaknya tetap patut disyukuri karena kompetisi tetap berjalan," ujar dia.
Baca juga:
- Polri Tak Izinkan Liga 1, Begini Reaksi Pemain dan Pelatih
- Liga 1 Sepakat Lanjut, Izin Polri Masih Tanda Tanya
- Tombok Rp 6 M, Persiraja Ingin Nasib Liga 1 Diputuskan
Sementara itu Direktur Keuangan PT Putra Sleman Sembada yang mengelola PSS Sleman, Andi Wardhana mengatakan jumlah yang sudah dikeluarkan oleh timnya juga kurang lebih sama.
"Saya tidak ingat persis berapa jumlahnya. Namun nampaknya kurang lebih sama besarannya yang sudah kami keluarkan hingga kompetisi ditunda," kata Andi.
Diketahui, sebanyak 18 klub Liga 1 sudah sepakat agar kompetisi bergulir lagi. Kesepakatan ini terangkum dalam hasil pertemuan extraordinary di Yogyakarta, belum lama ini.
Namun masa depan kompetisi tetap masih gelap karena izin dari pihak kepolisian belum dikantongi PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator. []