Aceh Jaya - Syukurman Hia, 21 tahun, pemuda asal Nias memilih menjadi pemeluk Islam, usai mengucap dua kalimat syahadat, dibimbing oleh Syekh Uday Mounis Hussein Al Akhras asal Khan Yunis, Gaza, Palestina, di Masjid Asasuttaqwa Gampong Lamteungoh, Darul Hikmah, Aceh Jaya, Selasa, 29 Oktober 2019.
Di hadapan Syekh Uday, Syukurman duduk bersila mengenakan sarung putih, kemeja putih, serta dilengkapi peci hitam. Dia mampu melafalkan dua kalimat syahadat tanpa terbata-bata
Gemuruh takbir pun bergema diucap puluhan warga yang hadir menyaksikan prosesi pemuda asal Nias itu bersyahadat. Syukurman kemudian mengganti namanya menjadi Muhammad Fakhrul. Turut hadir muspika setempat dan Baitul Mal Aceh Jaya.
Alhamdulillah, sekarang sudah melaksanakan rukun Islam pertama. Mudah-mudahan ke depan bisa mendalami ajaran Islam.
Proses bersyahadat berlangsung setelah Syekh Uday menyampaikan tausiah setelah salat zuhur berjamaah.
Selanjutnya, Syekh Uday mengharapkan Syukurman yang sebelumnya beragama Kristen dapat mulai mendalami ajaran Islam. Dia disarankan berkhitan. Apabila belum, diharuskan mandi wajib, belajar salat, dan membaca Alquran.
“Alhamdulillah, sekarang ia sudah melaksanakan rukun Islam pertama. Mudah-mudahan ke depan ia bisa mendalami ajaran Islam,” ujarnya menggunakan bahasa Arab yang diterjemahkan Ustaz Tanzil Asri.
Dia berpesan agar Syukurman tetap berbakti kepada orang tuanya meskipun sudah berbeda keyakinan, kecuali berkaitan dengan akidah.
Kehadiran Syekh Uday ke Masjid Asasutaqwa bersama Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh juga bertujuan menyampaikan kondisi terkini di Gaza, Palestina dalam menghadapi musim dingin.
Partnership ACT Aceh, Munandar selaku pendamping Syekh Uday menuturkan bahwa Aceh Jaya merupakan salah satu kabupaten yang dikunjungi Syekh Uday.
Kabupaten atau kota lain yang akan didatangi Syekh Udai yakni Banda Aceh, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Langsa, dan Aceh Tamiang.
Dia menjelaskan, saat ini kondisi di Gaza, Palestina semakin mengkhawatirkan. Warga Gaza kian kesulitan mengakses air bersih, listrik, dan makanan. Memasuki musim dingin kondisi semakin sulit.
"97 persen air di Gaza sudah tidak layak konsumsi. Listrik hanya hidup sekitar empat jam. Keadaan ini sangat berdampak bagi kehidupan masyarakat, salah satunya terhadap pengobatan pasien di rumah sakit,” kata dia di Aceh. []