Menyelami Sejarah Islam Dunia di Lamongan

Sejarah Islam menarik untuk diselami saat berkunjung ke Indonesian Islamic Art Museum di Lamongan, Jawa Timur. Tentu untuk berlibur dan edukasi.
Museum Islam di Lamongan (Foto: http://traveltodayindonesia.com)

TAGAR.id, Lamongan - Sejarah Islam terdokumentasi secara lengkap dan menarik untuk diselami di Indonesian Islamic Art Museum di Jalan Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.

Tidak sekadar menampilkan sejarah dalam bentuk dokumentasi dan tulisan. Di museum sejarah Islam juga memiliki ratusan koleksi benda bersejarah terlengkap dari berbagai era penyebaran dan kejayaan Islam pada masa lampau. Dijamin pengunjung yang datang ke sini bakal merasa nyaman dan takjub dengan catatan sejarah. 

Tergambarkan, museum tidak lagi menjadi destinasi wisata milik orang tua, peneliti, atau sejarawan. Generasi muda, khususnya siswa sekolah pun akan merasa nyaman saat mengunjungi museum yang memang didesain untuk wisata pendidikan ini.

Manager Riset dan Pengembangan Museum Islam Indonesia Yulianto mengatakan, Indonesian Islamic Art Museum memiliki tiga zona utama, yakni zona audio visual, zona galeri peninggalan kerajaan Islam dunia, dan zona diorama.

Dia menjelaskan, di zona audio visual, pengunjung diputarkan film pendek berdurasi 15 menit tentang sejarah peradaban Islam. Yulianto menjamin, dengan kemasan ringan, maka penonton bisa dengan mudah mencerna dan memahami tentang peradaban Islam.

Film pendek yang diputar di sini antara lain film animasi ‘The Glorious of Islam’ yang bercerita tentang keadaan Jazirah Arab sebelum rasulullah lahir. 

"Ada juga film tentang penyembaran Islam ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia," kata dia kepada Tagar, Minggu, 15 September 2019.

Museum Islam di LamonganWisatawan saat mengunjungi zona dua tentang sejarah peradaban Islam pada masa kejayaan Ksatria Kerajaan Muslim Ottoman Turki di Indonesian Islamic Art Museum Lamongan. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno)

Menurut Yulianto, zona audio visual room tempatnya luas, sehingga bisa dijadikan sebagai tempat bedah buku untuk mengupas banyak hal. Bisa juga untuk dilakukan seminar, halalbihalal, dan kegiatan lainnya.

Zona kedua, lanjutnya, berupa galeri yang berisikan koleksi- koleksi peninggalan kerajaan Islam. Di zona ini, pengunjung bisa melihat tokoh sentral pada zamannya.

Beberapa sejarah peradaban Islam yang ada di zona ini seperti sejarah kejayaan kesatria Kerajaan Muslim Ottoman Turki, peninggalan Kerajaan Muslim Mughal India seperti Taj Mahal dan Jodha Akbar, panglima besar muslim Laksamana Cheng Ho yang sangat termasyur dengan peninggalan rumah ibadat di Pulau Jawa dan Sumatera.

Tidak ketinggalan, sejarah peradaban Islam Nusantara pun dikisahkan di zona dua Indonesian Islamic Art Museum, di antaranya kerajaan Samudera Pasai di Aceh dan Kerajaan Mataram Islam di Jawa. 

"Ada juga rekam jejak Walisanga dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa," ujar Yulianto.

Zona ketiga, ujar dia, atau zona diorama tidak kalah menariknya dengan ruangan lain. Sebab, di zona ini terdapat beberapa koleksi miniatur tiga dimensi, seperti beberapa miniatur masjid, tokoh persia, dan sejarah masa peyebaran Islam melalui perdagangan.

Menurut Yulianto, museum yang beroperasi sejak 28 Desember 2016 ini menjadi satu-satunya museum di Indonesia yang sudah berbasis teknologi informasi bernama augmented. Hal ini dia nilai, dapat membuat pengunjung merasa betah dan nyaman untuk berkunjung ke museum.

Museum Islam di lamonganWisatawan mengabadikan dokumentasi Taj Mahal dalam sejarah peradaban Islam pada Kerajaan Muslim Mughal India di Indonesian Islamic Art Museum Lamongan. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno).

"Pengunjung bisa menemukan sejarah Islam dunia yang menakjubkan dalam bentuk tiga dimensi. Pengunjung juga bisa berfoto dengan gambar tiga dimensi tersebut," tuturnya.

Dia melanjutkan, di museum ini memang terdapat beberapa area spot foto keren, khususnya diorama Room. Di ruangan ini terdapat berbagai replika peradaban Islam, seperti Masjid Cheng Ho, Kapal Cheng Ho, Pasar tradisional, toko klontong, pergudangan Belanda, Keraton Surosowan, dan lainnya.

"Replika disertai dengan pemandangan pantai, pemandangan pasar disertai dengan suara-suara yang membuat pengunjung seakan-akan berada dalam sebuah situasi yang nyata," ujarnya.

Menurut dia, Indonesian Islamic Art Museum merupakan lokasi yang edukatif dan inspiratif. Sangat tepat dijadikan sebagai tempat belajar kedua bagi para murid sekolah.

"Kami memiliki paket edukasi yang sangat cocok untuk siswa dan siswi belajar," ucapnya.

Paket itu, kata Yulianto, berupa lembar kerja siswa yang disesuaikan dengan kurikulum pendidikan yang dapat didownload secara online. Selain itu, para siswa juga akan mendapatkan gim gratis seperti permainan puzzle dan permainan-permainan lain yang dapat membentuk karakter siswa.

"Kami juga ada kegiatan-kegiatan art seperti membatik, merakit wayang, mencocol kaligrafi, dan lainnya," ujarnya.

Salah satu pengunjung yang dijumpai Tagar, Budi Susanto, 55 tahun, menilai, Indonesian Islamic Art Museum tempatnya sangat representatif bagi semua kalangan umur.

"Anak saya merasa nyaman, mengenali banyak hal tentang sejarah Islam," katanya.

Menurut Budi, tempat ini menjadi terobosan baru dalam mengemas museum. Dalam benak sebagian masyarakat, museum umumnya hanya berkesan menceritakan zaman dulu dan tempatnya kurang menarik dikunjungi.

Dia menjamin Indonesian Islamic Art Museum ini sangat berbeda dengan museum lainnya, karena dikemas sebagai destinasi wisata pendidikan dan membuat siswa kian nyaman dalam menambah wawasan akademis. 

"Sangat cocok mengenalkan museum sejak dini kepada anak," katanya. []

Berita terkait
Pemprov Aceh Galakkan Akar Islam
Pemprov Aceh berkomitmen untuk terus memperkuat pengetahuan agama Islam dalam bidang pendidikan, mulai dari tingkatan SD, SMP, dan SMA/SMK.
Indahnya Ketika Islam dan Kristen Bernyanyi di Gereja, Lihat Videonya
Paduan Suara Bahana Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, menunjukkan indahnya arti toleransi beragama. Lihat videonya berikut ini.
Penyebaran Islam di Thailand Melalui Masjid Al Husein
Masjid Wadi Al Husein merupakan saksi bisu masuknya Islam ke Thailand.
0
5 Pesona Pulau Moyo NTB, Pernah Dikunjungi Lady Diana
Pulau Moyo yang berada di NTB memiliki banyak wisata menarik, Lady Diana pernah mengunjungi wisata disana, yaitu Air Terjun Mata Jitu.