Pria Muda Lebih Rentan Bunuh Diri daripada Wanita

Dokter ahli kesehatan jiwa menyebutkan laki-laki muda lebih rentan memiliki untuk keinginan bunuh diri ketimbang perempuan.
Ilustrasi, gantung diri. (Gambar: Ist)

Jakarta - Dokter ahli kesehatan jiwa dari RSUP Fatmawati dr Dian Pitawati Sp.KJ mengatakan laki-laki muda lebih rentan memiliki untuk keinginan bunuh diri ketimbang perempuan.

dr Dian mengatakan itu dalam acara bincang-bincang Kementerian Kesehatan di Jakarta, Senin, dikutip dari Antara, Senin, 9 September 2019.

Pola asuh orang tua yang kurang asertif dalam mendidik anak, kurang memberikan pujian, kurang memberikan apresiasi

Dia menuturkan alasan laki-laki lebih rentan karena kaum Adam lebih cenderung memendam masalah ketimbang perempuan yang dinilai bisa mengungkapkan masalah.

"Ketika seorang perempuan sudah mengalami beban dalam hidupnya, dia cenderung mencari teman untuk sampaikan keluh kesah. Kalau laki-laki tidak," kata dokter Dian.

Sementara, laki-laki muda memiliki risiko lebih besar untuk melakukan tindakan bunuh diri dibandingkan dengan laki-laki dewasa. Dian memaparkan, bunuh diri menjadi penyebab kematian nomor 10 bagi laki-laki dewasa. 

Sedangkan untuk laki-laki muda dalam rentang usia 10-24 tahun, bunuh diri menjadi penyebab kematian di urutan dua.

Dilihat dari mudanya usia laki-laki yang berkeinginan bunuh diri, atau usia anak-anak yang masih dalam pola asuh orang tua, dokter Dian mengatakan tingkatan stres pada anak justru datang dari orang tua.

"Pola asuh orang tua yang kurang asertif dalam mendidik anak, kurang memberikan pujian, kurang memberikan apresiasi, sehingga anak merasa dirinya tidak berguna dan tidak bisa memberikan suatu penghargaan kepada orang tuanya," kata dia.

Selain itu sikap orang tua yang membanding-bandingkan anaknya dengan anak lain juga membuat anak yang cenderung rapuh akan terlukai perasaannya.

Bagi laki-laki yang memasuki usia dewasa muda hingga 24 tahun juga dinilai mudah mengalami depresi apabila cita-cita dan idealismenya tidak tercapai.

Dokter Dian menjabarkan penyebab seseorang ingin melakukan bunuh diri terdiri dari beberapa faktor seperti secara biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual.

Biologis yaitu kondisi medis seseorang merasa putus asa atau ada faktor genetik lain. Faktor psikologis yaitu gangguan mental; faktor sosial seperti kurang dukungan, secara kultur atau budaya yang mempengaruhi keinginan melakukan bunuh diri; spritualitas yaitu di mana semakin rendah spiritualnya akan semakin ingin mengakhiri dirinya.

Dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah kasus kematian akibat bunuh diri dunia saat ini mencapai 1,8 per 100 ribu kejadian. Angka tersebut diprediksi meningkat pada 2020 menjadi 2,4 per 100 ribu kejadian. []

Berita terkait
Mahasiswi Meninggal Jelang Pernikahan Murni Bunuh Diri
Menurut kepolisian di Banda Aceh, kasus meninggalnya seorang mahasiswi di Banda Aceh murni bunuh diri.
Mana Lebih Baik, Bos atau Pemimpin
Bos dan pemimpin merupakan dua kata sebutan untuk seorang atasan. Namun, kenyataannya kedua kata itu memiliki makna yang berbeda.
Baik Buruk Drama Korea Bagi Psikologis Penggemarnya
Demam drama Korea telah lama mewabah di Indonesia. Ini baik-buruk drama Korea bagi psikologis penggemarnya.
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.