Pria Gondrong, Mengaku Nabi Terakhir di Toraja Kabur

Pria yang mengaku nabi terakhir bernama Paruru Daeng Tutu dikhabarkan sudah kabur dari Tana Toraja. Dia kabur setelah aksinya terdekteksi MUI.
Polisi bersama MUI dan Kemenag Toraja saat mendatangi rumah Paruru di Dusun Mambura, Lembang Buntu Datu, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

Tana Toraja - Pria yang mengaku sebagai nabi terakhir bernama Paruru Daeng Tau dikabarkan telah meninggalkan atau kabur dari Dusun Mambura, Lembang Buntu Datu, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Pria berbadan tambun dan berambut panjang yang berasal dari Kabupaten Gowa, Sul-Sel itu kabur setelah mengetahui jika aksinya telah terdeteksi oleh Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahkan aparat kepolisian dari Polres Tana Toraja.

Daeng Paruru ini sudah tidak ada di Tana Toraja dia sudah kabur.

Paur Humas Polres Tana Toraja, Aiptu Erwin mengatakan, Paruru Daeng Tau dikabarkan telah kabur dan meninggalkan Kabupaten Tana Toraja setelah ajaran atau aliran sesatnya yang dianut terdeteksi MUI dan Kemenag. Paruru pergi dan meninggalkan para pengikutnya.

"Daeng Paruru ini sudah tidak ada di Tana Toraja dia sudah kabur, informasinya dia sekarang di Luwu karena disana ada pengikutnya," kata Erwin kepada Tagar, Minggu 1 Desember 2019.

Sebelum Paruru kabur dari Tana Toraja, lanjut Erwin, Kemenag dan MUI memang terlebih dahulu menemui dan meminta keterangan dari Paruru terkait ajarannya tersebut. Dihadapan mereka, Paruru membeberkan jika ajarannya ini Islam tapi tidak menganjurkan sholat lima waktu dan bahkan juga tidak diwajibkan untuk manaati rukun Islam.

Aksi Paruru menyebarkan alirat sesat ini ke masyarakat mulai terdeteksi Seminggu yang lalu. MUI saat itu pun langsung bergerak untuk menindaklanjuti dan tidak membiarkan aliran ini berlarut sehingga menemui Paruru. Selanjutnya, Polres Tana Toraja juga langsung bertindak dan memanggil Paruru untuk dimintai keterangan Kamis, 28 November 2019 lalu.

"Setelah terdeteksi, Paruru kemudian dibawa ke Kemenag Toraja. Kemudian didengarkan penjelasanya dari Paruru, dan ajaranya tidak perlu orang shalat lima waktu, cukup dua kali saja, tidak perlu bayar zakat, kewajiban untuk naik haji. Sehingga atas dasar itu, MUI katakan jika ini ajaran sesat. Tapi Paruru juga bersitegang jika ia Islam," bebernya.

Pada saat MUI menfatwakan jika aliran yang dianutnya sesat, Paruru sempat menantang MUI. Pria yang sebagai pimpinan dari Lembaga Pelaksana Amanah Adat dan Pancasila (LPAAP) ini bahkan akan membawa kasus ini ke jalur hukum atau prapradilan.

"Setelah dikatakan sesat, Dg Paruru melalui lembaganya LPAAP itu, akan menempuh jalur hukum," tambahnya.

Erwin menegaskan bahwa kasus ini sebenarnya belum dilaporkan secara resmi ke Polres Tana Toraja. Hanya saja, MUI dan Kemenag sempat berkunjung ke Mapolres hanya dalam rangka silaturhmi dan berdiskusi soal aliran sesat ini. Namun demikian, beredar kabar jika MUI tidak menutup kemungkinan akan melaporkan secara resmi kasus ini ke pihak kepolisian.

"MUI datang ke Polres hanya silaturahmi dan bukan melapor. Tapi bukan berarti tanpa laporan, polisi tidak akan melakukan apa-apa. Karena ini penting dan kami Polres tidak akan tinggal diam serta MUI dan kemenag yang terus melakukan upaya sehingga dia (Paruru) kabur," sambungnya.

Sebelumnya, warga Dusun Mambura, Lembang Buntu Datu, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan tengah diresahkan oleh ulah seorang pria yang mengaku sebagai nabi terakhir. Pria bertubuh tambun itu bahkan telah menyebarkan ajaran sesat kepada warga di sana.

Pria yang mengaku sebagai nabi terakhir itu bernama Paruru Daeng Tau, dia merupakan warga yang berasal dari Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Paruru adalah pimpinan dari sebuah organisasi masyarakat (LSM) bernama Lembaga Pelaksana Amanah Adat dan Pancasila (LPAAP). []

Baca juga:

Berita terkait
Tekad Borneo Mencuri Poin di Kandang PSM Makassar
Borneo FC optimistis meraih poin saat melakoni laga tandang melawan PSM Makassar di Stadion Andi Mattalata, Makassar, Senin 2 Desember 2019.
Mobil di Makassar Terbakar Dilempari Bom Molotov
Sekelompok orang tak dikenal (OTK) tiba-tiba melakukan penyerangan menggunakan bom molotov di Kota Makassar.
Pelajar Maros Tewas Dilempari Semen di Makassar
Pelajar SMP asal Kabupaten Maros meninggal dunia usai dilempari campuran semen kering oleh terduga pamannya sendiri. Ini kronologinya