Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi di Situasi Corona

Abdel Fattah el-Sisi memerintahkan penutupan masjid gereja untuk memutus penyebaran virus corona Covid-19. Berikut profil Presiden Mesir tersebut.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi. (Foto: AFP)

Jakarta - Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi memerintahkan penutupan masjid dan gereja, Sabtu, 21 Maret 2020. Keputusan ini bagian dari upaya menghentikan penyebaran virus corona penyebab penyakit Covid-19. Masjid tetap diperbolehkan menggunakan pengeras suara untuk menyiarkan kegiatan, termasuk azan.

Termasuk Masjid Al Azhar, masjid bersejarah di Kairo mengikuti arahan pemerintah. "Penutupan Masjid Al Azhar dilakukan untuk keselamatan para jemaah dan penutupan ini dilakukan sampai berakhirnya epidemi virus corona," kata Otoritas Muslim Suni terkemuka di Mesir dalam sebuah pernyataan.

Situasi virus corona Covid-19 di Mesir hingga Kamis, 9 April 2020, pukul 09.33 WIB, terdapat 1.560 kasus terkonfirmasi positif, di antaranya 103 meninggal, 305 sembuh, selebihnya dalam perawatan. 

Profil Abdel Fattah el-Sisi

Presiden Mesir Abdel Fattah al-SisiPresiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi. (Foto: AFP)

Abdel Fattah el-Sisi lahir pada 19 September 1954. El-Sisi besar di Gamaleya, dekat Masjid Al-Azhar, tempat dengan latar belakang agama yang cukup heterogen. Di sana tinggal umat Islam, Yahudi, dan Kristen hidup secara bersamaan tanpa pernah mengganggu satu sama lain. Ia merupakan Presiden Mesir saat ini. Sebelumnya ia pernah menjadi seorang Panglima Angkatan Bersenjata Mesir.

Penutupan Masjid Al Azhar dilakukan untuk keselamatan para jemaah dan penutupan ini dilakukan sampai berakhirnya epidemi virus corona.

El-Sisi dibesarkan di keluarga yang disiplin dengan delapan saudara. Ayahnya seorang muslim konservatif namun sama sekali tidak radikal. Ia belajar di sekolah menengah yang dikelola militer lokal.

Di sekolah itu, El-Sisi kenal dengan Entisser Amer yang pada tahun 1977 dinikahinya. Dari perkawinan itu, mereka dikaruniai empat anak, yaitu Mustafa, Mahmoud, Hassan, dan Aya.

Merebut Kekuasaan

Mohammed Morsi terpilih sebagai presiden pada Juni 2012 setelah meraih kemenangan tipis dalam pemilu. Namun, sebagian kalangan mengeluhkan ketidakmampuannya memimpin saat dihadapkan pada masa sulit. Morsi dituding membiarkan kaum Islamis memonopoli kancah politik dan memusatkan kekuasaan ke tangan Ikhwanul Muslimin.

Selain itu, Morsi juga dituduh gagal mengelola ekonomi dan gagal menangani topik-topik yang diserukan para demonstran dan justru mengantarkannya ke kursi presiden, hak dan keadilan sosial.

Di tengah kekacauan tersebut, Morsi mengeluarkan dekrit yang isinya memberinya kewenangan lebih. Kemudian disusul dekrit lagi yang memberi kewenangan kepada militer untuk melindungi lembaga-lembaga nasional dan tempat pemungutan suara sampai referendum draf konstitusi digelar pada 15 Desember 2012.

Dekrit tersebut akhirnya menjadi serangan untuk melakukan pemberlakuan hukum darurat yang menjadikan bentrokan antara pendukung Morsi dan kubu oposisi menewaskan 50 orang.

Menteri Pertahanan Jenderal Abdel Fatah el-Sisi pada 3 Juli 2013 mengumumkan pelengseran presiden, dan penangguhan konstitusi. El-Sisi mengangkat Adly Mansour sebagai pemegang jabatan sementara Presiden Mesir. 

Presiden Mesir Abdel Fattah al-SisiPresiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Mantan Presiden Mohammed Morsi. (Foto: Anadolu Agency)

Morsi berada dalam status tahanan rumah dan para pimpinan Ikhwanul Muslimin ditangkap. Pengumuman tersebut diikuti dengan demonstrasi dan bentrok di penjuru Mesir antara pendukung dan penentang junta. Pengumuman tersebut juga diikuti dengan pernyataan oleh Imam Besar Al-Azhar Ahmed el-Thayeb, Paus Theodoros II dari Aleksandria, dan pemimpin partai oposisi Mohamed ElBaradei.

Pada 30 Juni 2013, pada peringatan tahun pertama terpilihnya Morsi, ribuan protestan dari penjuru Mesir berdemonstrasi di jalan menuntut pengunduran diri presiden. Alasan dari tuntutan tersebut termasuk tuduhan bahwa sang presiden semakin otoriter dan menjalankan agama Islam tanpa mempertimbangkan kepentingan pihak oposisi sekuler. 

Pagi hari 1 Juli, penentang Morsi meringsek ke markas Ikhwanul Muslimin di Kairo. Protestan melempari jendela dan menjarah gedung, melarikan perlengkapan kantor dan dokumen. Menteri Kesehatan dan Penduduk Mesir mengkonfirmasi kematian delapan orang pada bentrokan tersebut di Mokattam. Pada 3 Juli, Menteri Kesehatan dan populasi mengumumkan bahwa 16 demonstran pendukung Morsi terbunuh dalam unjuk rasa di tempat lain. Pada waktu bersamaan, protes anti pemerintah juga berlangsung walau dengan peserta lebih sedikit.

Situasi tersebut menyebabkan krisis konstitusi dan politik berat, dengan Morsi menolak tuntutan pihak Militer, dan Angkatan Bersenjata Mesir mengancam akan mengambil alih bila politikus tidak mampu mengatasi situasi. Pada 3 Juli malam, militer Mesir pada akhirnya menyatakan berakhirnya kepemimpinan Mohammed Morsi sebagai presiden. 

Pada pemilu 2018, El-Sisi kembali menang pemilu dengan suara mayoritas. Ia menjalani sumpah jabatan pada Sabtu 2 Juni 2018 di hadapan parlemen dengan pengamanan ketat di seluruh Kairo.

"Mesir berhasil melewati tahap yang sangat sulit menuju masa depan dengan stabilitas yang lebih mantap," kata Sisi setelah dilantik.

Keluarga

  • Entissar Amer (Istri)
  • Mustafa (Anak)
  • Mahmoud (Anak)
  • Hassan (Anak)
  • Aya (Anak)

Karier

  • Panglima Tertinggi
  • Angkatan Bersenjata Mesir 2012-2014
  • Menteri Pertahanan 2012-2014
  • Presiden Mesir 2014-2018, 2018-sekarang. []

Baca juga:

Berita terkait
Humaira, Panggilan Sayang untuk Aisyah Istri Rasulullah
Aisyah istri Rasulullah, seorang wanita berparas cantik berkulit putih dengan pipi kemerah-merahan. Ia juga cerdas. Ia sering dipanggil Humaira.
Profil Ahmad Riza Patria, Wakil Gubernur DKI Jakarta
Ahmad Riza Patria terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan.
Profil Naek L Tobing, Meninggal Usai Positif Corona
Seksolog Naek L. Tobing mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Senin, 6 April 2020 pukul 10.15 WIB.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.