Jakarta - Seksolog Naek L Tobing mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Senin, 6 April 2020 pukul 10.15 WIB. Dokter asal Pulau Samosir, Tapanuli ini meninggal dunia setelah terjangkit Covid-19 dan berjuang melawan kanker lambung stadium empat yang telah dideritanya sejak lama.
Dikutip dari Antara, Humas Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Halik Malik mengatakan jenazah Naek L Tobing telah dimakamkan hari ini. Dia menjadi dokter ke-19 yang meninggal setelah terjangkit virus Corona.
"Informasi yang kami terima masih sangat terbatas terkait kronologi penyakit dr Naek L Tobing. Dokter-dokter yang meninggal faktor risikonya berbeda-beda. Info yang ada beliau berisiko tinggi untuk mengalami sakit yang berat karena faktor usia dan riwayat penyakit kronis," kata Halik.
Sebelum menggeluti dunia kedokteran, pria yang lahir pada 14 Agustus 1940 ini pernah bercita-cita menjadi tentara. Namun, saat hendak mendaftar, Naek kehilangan dokumen-dokumen penting persyaratan pendaftaran. Alhasil, dia memilih menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Sumatera Utara.
Selama menjadi mahasiswa,dia sempat bekerja sebagai guru biologi di salah satu SMA di sana. Bakat mengajarnya dilirik para petinggi sekolah. Bahkan, Naek pernah diminta untuk menduduki posisi direktur dan diberi kesempatan untuk melanjutkan studi kedokterannya di Amerika Serikat.
Setelah menyelesaikan kuliahnya, Naek menyandang gelar Spesialis Kesehatan Jiwa (SpKJ), serta certified sex educator dari University of Minnesota, Amerika Serikat, pada 1983.
Di luar aktivitas praktiknya, Naek aktif mengedukasi masyarakat terkait kesehatan organ seksual melalui buku-bukunya, seperti Masalah dan Solusi, Seks Pranikah, Seks Extramartial, Membangun Keharmonisan Suami-Istri, dan Bahaya, Terlambat Atasi Mikropenis akan Menderita Seumur Hidup.
Pria berdarah batak ini juga kerap mengisi rubrik seksologi di majalah dan surat kabar nasional, serta tampil sebagai pembicara dalam acara-acara kesehatan di berbagai stasiun TV dan radio.
Di samping kesibukannya di dunia kesehatan sejak 2008, pendiri dan pembina Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tri Bhakti ini mulai aktif bermain saham. Saat itu, dia mengoleksi saham-saham komoditas. Namun, tak lama setelah krisis keuangan global pada Agustus 2011, Naek mengganti saham komoditasnya dengan saham yang berorientasi di pasar domestik. []
Baca juga:
- Profil Perjalanan Ahli Tafsir Ahzami Samiun Jazuli
- Profil Syarif Hidayat, Penemu Ventilator Pasien Covid-19