Presiden Filipina Kecam Polisi Pembunuh Ibu dan Anak

Presiden Rodrigo Duterte, katakan mulutnya sampai ternganga waktu menonton video yang viral tentang seorang ibu dan anak yang ditembak mati polisi
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, berbicara di Istana Kepresidenan Malacanang di Manila, Filipina, 7 September 2020. (Foto: voaindonesia.com - Karl Norman Alonzo/Foto Presiden Malacanang/AP)

Manila – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengatakan mulutnya sampai ternganga sewaktu menonton video yang viral tentang seorang ibu dan anak yang ditembak mati polisi di Kota Tarlac, di bagian utara negara itu.

Presiden Duterte mengeluarkan pernyataan itu dalam pesan mingguannya yang disiarkan televisi secara nasional pada Senin malam, 21 Desember 2020. Ia menyebut pembunuhan itu "brutal" dan "tidak masuk akal". Ia meminta polisi bertindak sesuai hukum dan meminta dinas kepolisian nasional untuk menahan polisi tersebut tanpa jaminan.

Media-media melaporkan Sonya Gregorio dan putranya Frank ditembak mati oleh Sersan Senior Polisi Jonel Nuezca, Minggu, 20 Desember 2020, di luar rumah mereka di Paniqui, Tarlac, setelah konfrontasi sengit.

tarlacLetak Tarlac City di Filipina (Foto: inaturalist.org)

Pernyataan terbaru Duterte ini mengejutkan banyak pihak mengingat kedekatannya dengan polisi, terkait operasi antinarkoba yang digelarnya sejak mulai menjabat pertengahan 2016.

Hampir 6.000 tersangka pengedar narkoba dilaporkan tewas oleh polisi. Namun, organisasi-organisasi pengawas HAM menduga jumlah korban tewas jauh lebih banyak dari yang dilaporkan polisi.

Oktober lalu, Duterte mengatakan ia tidak keberatan diminta bertanggung jawab atas operasi itu. Ia menyatakan, ia siap menghadapi dakwaan yang memungkinkannya dipenjara. Namun, ia juga mengatakan, apa yang dilakukannya semata sebagai pengabdian terhadap negara, dan bukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Sedikitnya dua gugatan terhadap Duterte, kejahatan terhadap kemanusiaan dan pembunuhan massal terkait operasi antinarkoba, saat ini sedang dievaluasi Mahkamah Kejahatan Internasional (International Criminal Court/ICC). ICC akan memastikan apakah ada cukup bukti untuk melakukan penyelidikan skala penuh.

Duterte menanggapi kedua gugatan itu dengan menyatakan mundur dari pengadilan internasional tersebut dua tahun lalu. ICC mengatakan, evaluasi terhadap pembunuhan dalam operasi antinarkoba Duterte masih berlanjut meski Filipina telah menyatakan mundur (ab/ka)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Rodrigo Duterte Bantah Operasi Narkoba Tewaskan Ribuan Orang
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, bantah kematian ribuan orang terkait dengan operasi pemberantasan antinarkoba yang dia dijalankan
Duterte Umumkan Manila Lockdown Cegah Corona
Untuk bendung penyebaran virus corona di Manila, Presiden Duterte umumkan lockdown Manila dengan penghentian transportasi darat, laut dan udara
Duterte : Amerika Itu Sangat Buruk!
“Amerika itu sangat buruk!” Pernyataan pedas Presiden Filipina Rodrigo Duterte itu disampaikan untuk membalas tuduhan para senat AS yang menyatakan bahwa kampanye anti narkoba Duterte telah melanggar HAM sehingga menimbulkan banyak korban jiwa.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.