Prabowo Tersungkur Lagi, PAN Merapat ke Jokowi?

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan tidak terlihat di sisi Prabowo. Apakah merapat ke kubu Jokowi?
Prabowo Subianto dan timses pendukung di Rumah Kertanegara, Jakarta, Sabtu malam 17 April 2019. (Foto: Tagar/Eno Dimedjo)

Jakarta - Pada saat Prabowo menyatakan deklarasi kemenangan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan tidak terlihat di sisi Prabowo. Apakah merapat ke kubu Jokowi?

PAN merupakan bagian dari koalisi Adil dan Makmur, yang mengusung capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk maju menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia masa jabatan 2019-2024.

Menurut Peneliti LIPI Wasisto Raharjo Jati, Ketum PAN sudah mengetahui sejak awal bahwa paslon 02 akan mengalami kekalahan dalam proses hitung cepat atau quick count.

Dalam konteks ini, ada indikasi lain jika kader PAN justru berpikir untuk melakukan manuver politik pada detik-detik akhir Pemilu 2019.

"Paska Pemilu 2019 ini, semua parpol tak terkecuali PAN berpikir realistis tuk kans politik yang lebih tinggi. Para elit politik PAN sebenarnya sudah paham kalau Prabowo-Sandi kalah versi quick count, sehingga mereka berupaya menarik diri pelan-pelan tuk mencari peluang baru," jelas Wasisto melalui keterangan tertulis yang diterima Tagar News, Kamis 18 April 2019.

Sebenarnya, kata Wasisto, jejak politik partai yang didirikan oleh Amien Rais itu, ia sinyalir sejak awal memang tidak terlalu tegas niat berada dalam kubu oposisi.

Seperti diketahui, pada Pilpres 2014, PAN awalnya tidak berada di koalisi Jokowi. Namun kemudian, PAN justru mendukung Jokowi-Jusuf Kalla dan bergabung dalam Kabinet Kerja.

"PAN pernah memiliki kader yang menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB)," kata Wasisto.

"Karena koalisi politik parpol kita bukan kartel yang anggotanya mapan. Jadi, koalisi kita berbasis kepentingan, kalau kalah ya cari peluang lain," sambungnya.

Menurut dia, apabila Prabowo kembali kalah dalam Pilpres ini, maka nantinya ada dua pilihan bagi partai koalisi Adil Makmur. Pertama, koalisi partai itu jadi kubu oposisi di DPR. Kedua, beberapa partai, semisal Partai Demokrat dan PAN akan merapat ke pemenang Pilpres 2019.

"Koalisi partai itu jadi kubu oposisi di DPR, dan beberapa partai, misal Demokrat dan PAN mungkin coba tuk merapat ke Jokowi," pungkasnya.

Sebelumnya, mengenai ketidakhadiran Ketum PAN dan Presiden PKS dalam konferensi pers klaim kemenangan Prabowo pada Rabu 17 April 2019 malam, telah dijelaskan oleh Koordinator jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Dikatakan Dahnil, Zulkifli Hasan dan Sohibul Iman harus meninggalkan kediaman Prabowo, lantaran harus memantau real count di parpol masing-masing.

Dalam konpers itu Prabowo mengklaim unggul dengan perolehan suara mutlak, yakni 62 persen. Untuk kedua kalinya, mantan suami Titiek Soeharto melakukan sujud syukur setelah mengklaim kemenangan.

"Bang Zul cek real count PAN, Pak Sohibul juga cek real count PKS. Kan di sini ada Pak Salim, PAN ada Pak Amien Rais, Berkarya ada Pak Priyo dan Mbak Titiek," kata Dahnil di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 18 April 2019. []

Baca juga:

Berita terkait