Polisi Ungkap Penipuan Penggandaan Uang di Jember

Empat pelaku penipuan di Jember mengincar korbannya yang terlilit utang sehingga gampang melancarkan aksinya.
Ditreskrimum Polda Jatim tangkap empat pelaku penipuan penggandaan uang di Jember. (Foto: Tagar/Haris D Susanto)

Surabaya - Empat pelaku penipuan berkedok penggandaan uang di Desa Sumber Jati, Kecamatan Sempolan, Kabupaten Jember berhasil ditangkap oleh Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim). 

Ke empat pelaku ini berinisial RRN warga Sibolga, Sumatera Utara (Sumut), AD warga Ambon, dan dua warga Jember yakni AF dan HD alias TN.

Ini kejahatan penggandaan uang berkomplot ada empat orang tersangka.

Direskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Pitra Ratulangi mengatakan ke empat pelaku ini mengklaim bisa menggandakan uang hingga 10 kali lipat.

"Ini kejahatan penggandaan uang berkomplot ada empat orang tersangka, ada yang dari Sumatera ada juga yang dari Jember dan korbannya ini sementara satu," kata Pitra, Rabu 27 November 2019.

Ia menyebut kemungkinan besar korban kasus ini lebih dari satu orang. Hingga kini, pihaknya masih melakukan pendalaman. Selain itu, Pitra meminta kepada masyarakat yang menjadi korban untuk segera untuk melapor ke Polda Jatim.

"Kita masih melakukan penyelidikan apakah korbannya satu, atau lebih. Karena ini juga sudah dilakukan dari laporan yang saya terima ini sudah profesional mereka melakukannya," imbuh dia.

Sementara itu, Pitra mengatakan dalam kasus ini, ke empat pelaku disangkakan melanggar Pasal 378 KUHP junto 55 KUHP dan Pasal 372 junto 55 KUHP dengan ancaman pidana selama empat tahun penjara.

Polisi juga mengamankan beberapa barang bukti. Misalnya uang tunai Rp 82.941.000, delapan handphone, kartu ATM, KTP, minyak gaharu, beberapa pusaka hingga tas dan koper yang digunakan untuk menggandakan uang.

Pelaku Gandakan Uang Lewat Trik Sulap

Dalam kasus ini, Pitra menjelaskan pelaku penipuan penggandaan uang ini mengelabui korban dengan menunjukkan beberapa trik demo dengan mengubah uang dua ribu rupiah menjadi Rp100 ribu.

Sementara itu, mengenai target korbannya, pelaku mencari orang-orang yang terlilit utang. Dengan begitu pelaku gampang melancarkan aksinya.

"Kemudian yang menjadi target mereka ini adalah orang-orang yang terlilit utang dan orang-orang yang lagi kesulitan. Kemudian mereka pintar mencari orang-orang seperti itu. Jadi seolah-olah mereka bisa menyulap ya seolah-olah begitu dan disulap berubah menjadi uang," ucap dia.

Bukan hanya itu, Pitra menjelaskan aksi pelaku tidak hanya berhenti disitu saja. Setelah pelaku kurang percaya, mereka juga memutarkan video kepada korban.

Video tersebut berisi kesaktian para pelaku saat menggandakan uang. Namun, video tersebut yakni video editan atau rekayasa saja, tapi mereka sukses mengelabuhi para korban.

"Mereka menggunakan video bagaimana uang itu bisa digandakan tentunya dengan video yang sudah diedit. Tapi pelakunya gampang percaya," ujar dia.

Selain itu, Pitra menambahkan keempat tersangka ini memiliki peran yang berbeda. Ada yang mengaku menjadi kiai yang memiliki kemampuan sakti menggandakan uang.

"Tersangka kita ada empat orang. Yang pertama tersangkanya RRN dari Sibolga, Sumut. Ini yang mencari korban. Kemudian yang ke dua AD mengaku kiai. Jadi peran ini seolah-olah dia memiliki kemampuan (menggandakan uang) ini yang menggantikan uang di koper tadi," ujar Pitra.

Sementara AF yang berperan untuk membagikan uang korban kepada sesama tersangka. Terakhir, HD alias TN yang bertugas menjadi sopir untuk menjemput korban. TN juga memiliki bagian mengambil uang tunai di bank dan membeli koper.

Di kesempatan yang sama, Pitra mengimbau masyarakat untuk tak mudah percaya modus penggandaan uang seperti ini. Menurut Pitra, penggandaan uang merupakan hal yang tidak masuk akal.

"Kita mengimbau kepada masyarakat agar berpikir logis, yang sekarang ini tidak ada orang yang bisa menggandakan uang. Kita bisa banyak uang apabila kita bekerja," tutur dia. []

Baca juga:

Berita terkait
Karyawan Cafe di Kediri Terlibat Prostitusi Online
Unit PPA Polres Kediri mengamankan seorang karyawan Cafe berinisial DO karena menawarkan teman wanitanya dalam praktik prostitusi online.
Persik Kediri, Berjuang dari Bawah Bersama Anak Muda
Persik Kediri promosi ke Liga 1 dengan bermodalkan pemain muda. Ini yang membuat Persik tak memperkirakan bisa juara Liga 2 sekaligus promosi.
7,5 Kg Sabu Asal Malaysia Gagal Beredar di Surabaya
Polisi dan juga BNNP Jatim sudah sering mengungkap penyelundupan sabu dalam jumlah besar melalui Surabaya
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.