Polisi Kewalahan Tangkap Pembakar Sekret Mapala UMI

Hingga saat ini polisi dari Polrestabes Makassar masih kewalahan menangkap pelaku pengrusakan dan pembakaran di kampus UMI Makassar.
Ratusan massa memasuki kampus UMI Makassar dan membakar sekret Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). (Foto: Tagar/Lodi aprianto)

Makassar - Komplotan pelaku pengerusakan gedung Fakultas Hukum dan Sekret Mapala UMI Makassar masih berkeliaran. Polrestabes Makassar mengaku kewalahan dan melibatkan Polres jajaran Polda Sul-Sel untuk membantu menangkap para pelaku.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Yudiawan Wibisono mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku penyerangan yang membuat ruang perkuliahan Fakultas Hukum rusak parah dan pembakaran Sekret Mapala UMI. Dalam pengejaran pelaku, Polrestabes Kota Makassar telah melibatkan Polres jajaran Polda Sul-Sel untuk melakukan penangkapan.

"Belum daeng. Masih dikejar, anggota minta bantu Polres jajaran," kata Yudiawan Wibisono kepada Tagar, Rabu 18 Desember 2019.

Pengerusakan kaca ruangan dan pembakaran sekretariat UKM Mapala di Kampus Universitas Muslim Indonesi (UMI) Makassar, kini telah berlangsung sebulan lamanya. Meski Polisi telah mengantongi identitas para pelaku, tapi tak kunjung dilakukan penangkapan. Menurut, mantan penyidik senior KPK RI ini, para pelaku saat ini telah melarikan diri dan diduga kuat telah meninggalkan kota Makassar.

Belum daeng. Masih dikejar, anggota minta bantu Polres jajaran.

"Itu yang menjadi masalah oleh penyidik yang koordinasi dengan Polres setempat. Walau data ada, rumah ada, tapi yang bersangkutan tidak ada ditempat. Jika mereka ada di Makassar atau di rumah kosnya, maka pasti tertangkap," jelas Yudiawan Wibisono.

Sebelumnya, komitmen Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Makassar, Sul-Sel, dalam menangkap pelaku pengerusakan fasilitas ruangan Fakultas Hukum (FH) dan pembakaran Sekret Mapala Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar yang terjadi pada Senin, 18 November 2019 lalu, masih penuh tanda tanya.

Pasalnya, Kombes Pol Yudiawan Wibisono pada saat kejadian itu berjanji segera menangkap para pelaku perusakan kampus UMI tersebut. Bahkan kata dia, penangkapan pelaku terbilang gampang karena telah mengantongi identitasnya. Namun, peristiwa tiga pekan lalu itu, ia masih enggan melakukan penangkapan.

"Tidak ada kendala (penangkapan), nanti kita tangani selanjutnya (kasus pengerusakan kampus UMI," kata Yudiawan saat ditemui di Mapolrestabes Makassar, Jumat 6 Desember 2019, lalu.

Dalam peristiwa itu, dia menyebutkan pelaku pengerusakan sekitar 100 lebih orang tidak dikenal (OTK). Namun, para pelaku pengerusakan tersebut masing-masing sudah dikantongi identitasnya. Mereka ini telah melakukan pembakaran di sekretariat Mapala serta melakukan pengerusakan dengan memecahkan kaca-kaca disekitar ruang kelas di Fakultas Hukum UMI dan saat itu, masih ada proses belajar mengajar.

"Kita belum bisa mengatakan (pelakunya mahasiswa) yang jelas kami akan selidiki kasus ini karena ini kasus yang luar biasa, kita sebagai bangsa martarbat tapi seperti kelakuan dari bar-bar. Ini bukan orang Indonesia," bebernya.

Mantan Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sulsel ini menceritakan, peristiwa ini bermula dari ratusan orang tidak dikenal masuk ke dalam kampus lalu merusak pos jaga didepan kampus. Kemudian, mereka merengsek masuk kedalam kampus dan langsung ke menuju ke area Mapala melakukan pembakaran ada juga sebagian langsung merusak dengan menjebol pintu besi fakultas, yang pada saat itu sedang ada proses belajar mengajar.

"Langsung mereka merusak kaca-kaca dengan cara dilempar batu, dan ditendang kita melihatnya dari kursi-kursi yang rusak. Jadi ketakutan mahasiswa dan mahasiswi yang sedang belajar akhirnya keluar karena merasa ketakutan dan terancam jiwanya," tambahnya.

Perlu diketahui juga, Wakil Rektor III UMI, Prof Laode Husein sempat menegaskan jika massa bertopeng melakukan penyerangan kampus UMI sempat berunjuk rasa didepan Rektorat. Mereka ini unjuk rasa dalam menuntut agar UKM Mapala dibubarkan serta meminta pihak rektor untuk bertanggung jawab atas meninggalnya Andi Fredy Akirmas alias Andi Lolo beberapa waktu lalu.

"Betul, dugaannya massanya sempat berdemo di rektorat tuntunannya meminta UKM Mapala ini dibubarkan. Tapi nomenklatur itu kita tidak pakai, yang ada nomenklatur dibekukan termasuk pengurusnya, termasuk kegiatannya dan dilarang berkegiatan mengatasnamakan UMI," kata Prof Laode saat ditemui di Kampus UMI Makassar beberapa waktu lalu. []

Berita terkait
Polisi Tunda Penangkapan Perusak Kampus UMI Makassar
Komitmen Polrestabes Makassar untuk menangkap pengrusak kampus UMI Makassar belum terealisasi. Padahal polisi sudah berjanji untuk menangkap pelaku
Drop Out Kampus, Mahasiswa UMI Rusak Pos Keamanan
Akibat di DO dari kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, seorang mahasiswa merusak pos keamanan kampus.
Mahasiswa Unismuh Makassar Dikeroyok Dalam Kampus
Seorang mahasiswa Unismuh Makassar menjadi korban pengeroyokan oleh teman se kampusnya tanpa alasan yang jelas.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.