Jakarta - Anggota Komisi I DPR, Sukamta perlu ambil sikap terkait pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi yang menyebut musuh terbesar Pancasila adalah agama.
Ada juga pejabat pemerintah lainnya selain Yudian Wahyudi, yang dia nilai selalu membuat opini yang dapat menggaduhkan publik. Salah satunya adalah Menteri Agama Fachrul Razi.
Semua tadi membuat gaduh di media sosial dan juga di tengah masyarakat, (ini) menjadi bahan saling menyerang, saling nyinyir dan bahkan muncul aneka hoaks.
Baca juga: 7 Usulan Kontroversi Menteri Agama Fachrul Razi
"Sudah berulang kali pejabat pemerintah buat opini yang membuat gaduh. Sebelum ini Pak Menteri Agama (Fachrul Razi) berwacana soal pemulangan eks WNI yang terlibat ISIS. Sebelumnya lagi soal radikalisme, larangan celana cingkrang dan juga cadar," katanya kepada Tagar, Rabu 12 Februari 2020.
Sukamta sangat menyayangkan pernyataan kontroversi yang dikemukakan pembantu presiden. Pasalnya, hal tersebut dijadikan bola panas masyarakat untuk saling menyerang satu sama lain.
"Semua tadi membuat gaduh di media sosial dan juga di tengah masyarakat, (ini) menjadi bahan saling menyerang, saling nyinyir dan bahkan muncul aneka hoaks. Ini bisa menjadi energi negatif yang berbahaya bagi persatuan bangsa," ujarnya.
Politikus PKS ini juga berpandangan mengenai ucapan Kepala BPIP yang belum lama ini dilantik Presiden Jokowi, amat bertentangan dengan visi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan yang memilih rekonsiliasi pascapilpres untuk menghindarkan Indonesia dari keterbelahan.
Baca juga: Jokowi Lantik Ketua BPIP Yudian Wahyudi
Lantas Sukamta meminta Jokowi segera memberikan teguran kepada Yudian Wahyudi. "Presiden (Jokowi) perlu menegur yang bersangkutan, jika perlu ditinjau ulang keanggotaan dan posisinya di BPIP, meski sudah meluruskan pernyataannya," kata dia.
Apa yang disebut Yudian menurutnya bertentangan dengan Pancasila yang sesungguhnya berisikan nilai-nilai agama.
"Jadi ini jelas ucapan yang ngawur dan juga menyesatkan. Secara historis, yuridis, filosofis dan sosiologis, Pancasila bermuatan nilai-nilai agama, karena sejak awal para perumusnya memahami arti penting agama bagi masa depan Indonesia," ucapnya. []