Pematangsiantar - Bakal calon Wali Kota Pematangsiantar dari jalur perseorangan Ojak Naibaho menyatakan persekutuan partai politik (parpol) yang mengusung satu calon akan berhadapan dengan kekuatan rakyat di Pilkada 2020, 9 Desember mendatang.
"Banyak orang amnesia saat ini. Ketika ada kemungkinan calon tunggal baru sadar kalau itu tak mencerminkan demokrasi yang baik. Kondisi politik Siantar saat ini, ketika partai politik bersekutu dengan satu calon, kami berjuang bersama rakyat mengusung calonnya sendiri,"kata Ojak kepada Tagar, Minggu, 26 Juli 2020.
Meski begitu, Ojak mengaku sejumlah ketentuan membuat langkah balon kepala daerah dari jalur perseorangan lebih berat dibanding calon yang pakai jalur partai politik.
Ketika partai politik bersekutu dengan satu calon, kami berjuang bersama rakyat mengusung calonnya sendiri.
Di massa pandemi, proses verifikasi formulir dukungan menjadi sulit karena harus bertatap muka dengan para pendukung yang tersebar di 53 pelurahan di delapan kecamatan di Kota Siantar.
Saat ini Panitia Pemungutan Suara (PPS) tengah melakukan verifikasi faktual atas 19 ribu dokumen dukungan yang telah diserahkan Ojak dan pasangannya, Efendi Siregar, ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Siantar beberapa waktu lalu.
"Tapi bukan tanpa tantangan bagi kami ketika melakukan proses verifikasi saat covid. Namun kami percaya hari ini rakyat juga tidak sepakat adanya calon tunggal. Karena itu kami masih terus berjalan" ujar Ojak.
Ojak mengaku mendapat dukungan dari beberapa relawan yang membantunya ketika wacana calon tunggal di Siantar mencuat ke permukaan. Mantan Wakil Ketua DPRD Simalungun itu optimis ia dan Efendi dapat lolos dan bisa maju di Pilkada.
"Memang akan sulit dalam proses verfikasi dan kampanye nantinya, apalagi Siantar zona merah Covid-19. Tapi wacana calon tunggal juga tidak baik untuk demokrasi Siantar. Kami masih terus bekerja dan optimisi bisa maju pada Pilkada Desember mendatang" kata dia.
Diketahui, pasangan bakal calon Asner Silalahi dan Susanti Dewayani telah mengantongi rekomendasi dari tujuh partai politik untuk maju di Pilkada Siantar. Saat ini hanya Gerindra, memiliki tiga kursi di DPRD, belum menunjuk bakal calon yang akan didukung.
Baca juga:
- Pengamat: Baiknya Jangan Calon Tunggal di Siantar
- Alasan Togar Sitorus Tak Maju Kembali di Pilkada Siantar
- PDIP Tak Dukung Hefriansyah di Pilkada Siantar
Sebelumnya, pengamat politik Robin Samosir menyampaikan fenomena calon tunggal di Pilkada Kota Pematangsiantar sebenarnya merupakan kemunduran berdemokrasi.
"Sejatinya pemilihan kepala daerah adalah ajang mencari sosok pemimpin yang terbaik dengan pilihan pilihan yang ada. Jika di Siantar pada akhirnya ada fenomena calon tunggal tentu menjadi sebuah kemuduran" kata Robin.
Lulusan Universitas Gajah Mada itu menyayangkan sikap partai politik yang kompak mengusung satu calon tunggal. Robin menyampaikan sebaiknya politik tidak hanya sebantas mencari kemenangan semata tapi juga menawarkan sosok sosok pemimpin yang ideal untuk kepentingan masyarakat.
"Inikan karena petinggi partai melihat potensi keterpilihan bukan mencari alternatif pilihan lainnya. Calon tunggal ini identik dengan pemilihan waktu Orde Baru, bertolak belakang dengan reformasi dan demokrasi. Dengan terjadinya hal itu di Siantar ini menjadi kemuduran berdemokrasi," ucap dia. []