Jakarta – Pertumbuhan ekonomi China di triwulan ketiga 2019 melambat di luar ekspektasi sebelumnya. Ketegangan hubungan ekonomi dengan Amerika Serikat dan permintaan domestik yang melemah menjadi pemicu perlambatan pertumbuhan itu.
Dalam triwulan ketiga 2019, Ekonomi China hanya bertumbuh enam persen, tentu saja hasil tersebut jauh dari harapan. Ekspektasi sebelumnya ekonomi diharapkan bisa bertumbuh 6,1 persen.
Upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kurang membuahkan hasil meskipun telah dilakukan pemberian insentif seperti pemangkasan tarif pajak. Data triwulan ketiga itu menunjukkan bahwa negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu telah kehilangan momentum. Pertumbuhan ini merupakan yang paling lambat dalam tiga dekade terakhir. Namun angka itu masih dalam kisaran target pertumbuhan tahunan di kisaran 6 - 6,5 persen.
Perlambatan pertumbuhan di China dikhawatirkan akan mempengaruhi ekonomi dunia
Kekuatan ekonomi China dipantau dengan cermat karena perlambatan pertumbuhan dapat memiliki konsekuensi yang luas untuk ekonomi global. Negeri Tirai Bambu itu telah menjadi mesin utama dalam pertumbuhan yang terjadi selama beberapa dekade terakhir.
Kalangan analis mengkhawatirkan perlambatan pertumbuhan di China akan mempengaruhi ekonomi dunia yang lesu dan meningkatnya resiko resesi. “Tekanan terhadap perekonomian Cina masih akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan," ujar ekonom senior dari Capital Economics Julian Evans Pritchard, seperti diberitakan dari BBC News, Jumat, 18 Oktober 2019.
Menurut Pritchard, pemerintah China harus banyak melakukan intervensi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Terutama dalam mengantisipasi dampak perang dagang dengan Amerik Serikat yang telah berlangsung lama. Berlarutnya penyelesaian konflik dagang ini akan menimbulkan ketidakpastian bisnis maupun konsumen. Sementara China juga menghadapi tantangan internal termasuk merebaknya wabah demam babi yang telah memicu inflasi.
- Baca Juga: Pebisnis Optimistis Perang Dagang AS-China Mendingin
- Semakin Memanas, China-AS Saling Balas Pembatasan Visa
(Dimas Wijanarko)