Perlu Zonasi untuk Lindungi Api Abadi Mrapen Grobogan

Perlu ada zonasi proteksi di kawasan Api Abadi Mrapen, Gobogan. Padamnya api Mrapen diduga karena aktivitas pengeboran air tanah.
Api Abadi Mrapen saat masih menyala. Saat ini api tersebut tak lagi abadi, berangsur padam sejak 25 September 2020. Perlu ada zonasi untuk melindungi sumber api Mrapen. (Foto: Istimewa)

Semarang - Geolog Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Thomas Triadi Putranto menduga penyebab padamnya sumber Api Abadi Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah, karena anthropogenic factor atau aktivitas manusia. Karenanya perlu ada aturan zonasi untuk melindungi sumber api Mrapen. 

"Sumber Api Abadi Mrapen meredup dan kemudian padam akibat pengeboran air oleh warga. Jadi bukan karena geogen factor atau fenomena geologi semata," tuturnya kepada Tagar, Minggu, 4 Oktober 2020.

Menurut Thomas, seharusnya ada penetapan radius untuk zona proteksi di sekitar lokasi Api Abadi Mrapen. "Agar tidak ada aktivitas pengeboran air di dekat sumber api Mrapen berada," ujar dia. 

Agar tidak ada aktivitas pengeboran air di dekat sumber api Mrapen berada.

Apalagi pengeboran warga kebanyakan tidak berizin dan jarak pengeboran air juga tidak diatur. "Penetapan zona proteksi di Api Abadi Mrapen ini untuk melindungi kepentingan masyarakat yang juga memanfaatkan sumber gas di sana. UU yang bisa mengatur untuk hal ini levelnya di tingkat Kementerian ESDM," tutur Thomas. 

Menurut Thomas, sosialisasi dan edukasi seputar Api Abadi Mrapen, sekaligus upaya pelestariannya merupakan tugas dari pemerintah. "Ini tugas pemerintah untuk melakukan sosialisasi, karena saat ini ada warga yang memanfaatkan gas Api Abadi Mrapen untuk disalurkan ke rumah," sebutnya.

Ia berharap pihak Kementerian ESDM maupun Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah untuk segera menindaklanjuti kejadian tersebut. "Apakah nantinya, bisa menarik gas kembali ke jalurnya. Karena jalur gas yang seharusnya untuk sumber Api Abadi Mrapen mendapat pengaruh dari pengeboran warga, "katanya.

Aktivitas pengeboran air tanah oleh warga tak jauh dari Api Abadi Mrapen, membuat gas tersebut keluar dari zonanya. Gas bersama air keluar seperti air mancur, karena adanya tekanan yang besar dari dalam. Meski sudah ada upaya penambalan di lokasi pengeboran, tapi gas tetap terus merembes keluar. 

"Nanti apakah dengan melokalisir Api Mrapen bisa hidup kembali, atau ada upaya memperdalam pengeboran gas Api Mrapen agar bisa masuk kembali ke jalurnya. Menurut saya, gas sumber Api Abadi Mrapen belum habis, karena memang ada retakan baru keluar di tempat lain. Gangguan dari pengeboran air yang lumayan dalam, apalagi saat ini pengeboran terjadi tidak di satu titik saja," imbuh dia. 

Baca juga: 

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah meminta tim khusus dari Dinas ESDM untuk meneliti penyebab, sekaligus menangani padamnya Api Abadi Mrapen. Jika benar ada pengaruh dari aktivitas di sekitarnya, Ganjar meminta ada tindakan tegas. 

Diketahui, Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Grobogan, berangsur pada selama sepekan sejak 25 September 2020. Diduga ada pengaruh aktivitas pengeboran air tanah untuk mendukung aktivitas usaha warga, berjarak sekitar 200 meter dari api Mrapen. []

Berita terkait
Dua Analisa Padamnya Api Abadi Mrapen Versi Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah menerjunkan tim guna meneliti padamnya Api Abadi Mrapen di Grobogan
Api Abadi Mrapen Tak Lagi Abadi, Begini Kata Geolog Undip
Api Abadi Mrapen tak lagi abadi. Geolog Undip menyebut aktivitas pengeboran air tanah menjadi penyebab.
Melihat Api Abadi dan 4 Spot Berpelesir di Bojonegoro
Bojonegoro adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Berikut lima tempat wisata yang perlu dikunjungi, salah satunya adalah api abadi.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.